24

17.2K 1.3K 45
                                    

twenty four: trust issue.

•••

Aku segera berlari dari tempat itu sebelum mereka menyadari kehadiranku.

Lariku begitu kencang, dan untuk pertama kalinya sejak aku kembali menginjakkan kaki disini, aku ingin berbicara empat mata dengan Kenneth.

Dengan determinasi yang demikian, aku segera mengarahkan kakiku untuk berlari ke rumah kawanan Blue Moon.

Dan akhirnya, setelah sampai, dengan napas yang terengah-engah, aku langsung mendobrak pintu masuknya dan mataku langsung menjelajahi ruang tamu rumah kawanan, mencari keberadaan sang Alpha.

Bukannya Kenneth, yang kutemukan di ruang tamu malah beberapa teman dekat Kenneth dan juga Nathan yang sepertinya baru saja ingin lewat.

"Lha, sampe kaget aku, kirain siapa..." ujar Nathan begitu melihatku.

Adrenalinku berpacu. Jantungku memompa dengan cepat.

Separuhnya adalah karena lelah berlari, dan yang lainnya adalah karena aku ingat kata-kata orang itu tadi.

Tanpa aba-aba aku langsung menghampiri Nathan dan memeluknya dengan erat.

Nathan awalnya terkejut, namun tanpa bertanya lebih lanjut, ia menggendongku dan membiarkanku bergelantungan di tubuhnya.

Nathan kemudian membawaku pergi dari ruang tamu, pergi dari para mata yang penasaran menyaksikan kami.

Setelah sampai di kamarku, Nathan mendudukkanku di tempat tidurku, dan lalu ia bertumpu dengan kedua lututnya di depanku.

"Kamu kenapa?" tanyanya dengan lembut.

Aku menenangkan diri untuk sejenak sebelum akhirnya berani menjawab.

"Aku baru saja mengamati sesuatu yang tidak seharusnya aku lihat."

Nathan bergidik ngeri, "Apaan? Kamu baru aja ngintipin Kenneth atau Luis mandi?!"

Aku mendelik, "Kamu bisa nggak sih, serius dikit gitu? Aku nggak lagi main-main, Nathan."

Nathan pun nyengir, "Maaf."

Ia kemudian berdiri lalu duduk di sebelahku dengan tenang.

Akupun akhirnya menceritakan bagaimana tadi aku bertemu dengan gadis busuk itu dan rogue yang bersama dengannya, dan juga tentang pembicaraan mereka.

"Firasatku tidak enak. Menurutmu bagaimana? Aku harus memberi tahu Kenneth," ujarku sembari berdiri dengan tergesa-gesa, namun Nathan menahan tanganku.

"Pikirkan dulu, Grace," ujarnya. "Kamu benar-benar nggak salah dengar? Dan lagi, menurutmu Kenneth akan percaya begitu saja padamu tanpa bukti?"

"Nathan," aku menghela nafasku dengan lelah. "Telinga ini masih berfungsi dengan baik. Plus, kita werewolf, bodoh. Salah satu kelebihan kita adalah pendengaran yang tajam."

"Oke, oke. Seandainya apa yang kamu dengar itu memang benar, menurutmu bagaimana bisa kita meyakinkan Kenneth bahwa apa yang kamu saksikan itu benar?"

"Huh?"

"Maksudku, ini menyangkut anggota kawanannya, Grace. Gadis itu kan termasuk anggota kawanannya," ujar Nathan menghela nafasnya. "Tidak mungkin dia akan percaya begitu saja pada kita yang hanya stranger. Tentu saja ia akan lebih mempercayai anggota kawanannya."

"Tapi, Nathan, aku mate-nya! Aku bisa buktikan kalau ia pasti lebih mempercayai aku. Aku bersumpah sejak dulu gadis itu memang ular. Kenneth pasti sudah melihat betapa liciknya gadis itu selama ini."

broken.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang