Extra Part - I

16.1K 899 44
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Sakura berkali-kali menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan demi mengurangi rasa gugupnya. Sudah hampir 30 menit gadis pink itu belum beranjak dari cermin besar di kamarnya.

Rasa tidak percaya diri mulai merayapi hatinya, padahal tidak ada satu manusia pun yang berusaha mencela dirinya saat ini. Tubuh langsingnya sudah dibalut indah dengan gaun strapless warna hitam selutut yang bagian bawahnya mekar seperti bunga, rambut pink-nya dibiarkan tergerai indah menutupi sebagian bahu mulusnya yang terbuka. Wajahnya sudah ia poles sedikit dengan make up yang makin membuat gadis itu terlihat lebih menawan lagi.

"Sampai kapan kau akan terus berdiri disana Sayang?"

Sakura berbalik menghadap pintu kamar dan berlari memeluk seseorang yang sangat ia sayangi.

"Ibu, aku benar-benar gugup!" Adunya Sakura.

Mebuki, wanita yang baru satu bulan tinggal bersama Sakura di apartemen Sakura demi menghabiskan waktu libur kerjanya itu balas memeluk putri semata wayangnya penuh sayang. Diusapnya kepala merah muda Sakura dan mengecup dahi lebarnya sebelum melepas pelukan. "Percaya diri saja, kau sudah sempurna untuk acara ini."

Sakura tersenyum dan berusaha mengangguk. "Apakah tidak ada yang kurang?"

Mebuki menggeleng. "Sudah sangat sempurna. Cepat keluar dan jangan buat Sasuke lama menunggu."

"Dia sudah datang?"

Wanita paruh baya itu mengangguk lagi dan mencubit pipi Sakura gemas. "Sejak lima belas menit yang lalu."

Sakura mengambil nafas panjang sekali lagi tak lupa dihembuskannya. Dengan percaya diri dia mengenakan sepatu, mengambil purse merah muda sederhana -- favoritnya -- lalu segera keluar dari kamar.

Dapat dilihat dari tempat ia berdiri Sasuke tengah duduk di sofa sibuk dengan ponselnya. Perlahan namun pasti lelaki itu menoleh saat mendengar suara langkah Sakura mendekat.

Sakura makin gugup kala Sasuke menoleh dan memandanginya dengan tatapan yang tak dapat Sakura artikan.

"Hai." Sapa Sakura kikuk.

Sasuke tak membalas sapaan gadisnya, dia masih sibuk dengan apa yang dia lihat saat ini. Tanpa Sasuke sadari, Sakura tengah menggenggam kuat-kuat purse yang dipegangnya, demi menghilangkan rasa gugup yang menjalari dirinya.

"Bisakah kita berangkat sekarang?" Sakura membuka suara lagi -- kali ini agak keras -- sampai akhirnya Sasuke sadar dari lamunannya.

Sebuah anggukan menjadi jawaban atas pertanyaan Sakura. Sasuke mengulurkan tangannya untuk Sakura dengan senang hati gadis itu meraihnya.

"Ibu, Saku pergi." Pamit Sakura pada Ibunya yang sudah kembali berkutat di dapur.

"Hati-hati kalian berdua. Semoga pestanya menyenangkan!" Balas Mebuki dari dapur.

Sakura tersenyum mendongakkan kepalanya mengisyaratkan pada Sasuke bahwa dia siap pergi dengan lelaki itu. Sasuke balas tersenyum tipis dan mendaratkan satu kecupan di dahi Sakura.

"Kau cantik." Bisik Sasuke saat keduanya sudah keluar dari apartemen Sakura. Pipi Sakura langsung merona, walaupun sudah beberapa lama dengan Sasuke tapi tetap saja pipinya akan memerah tiap kali Sasuke melayangkan pujian untuknya.

"Aku berharap semoga Hinata tidak kalah cantiknya denganmu." Lanjut Sasuke saat keduanya sudah masuk ke dalam lift untuk turun ke lantai dasar.

"Kenapa begitu?" Tanya Sakura dengan senyum manisnya.

My Ex BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang