[8] Kemil's Side - 'Bayi Kita'.

12.9K 514 61
                                    


Mila's Side

Kevin mengambil sapu tangan dari tanganku, lalu berkata, "Aku bisa melakukannya sendiri, tidak butuh bantuanmu," katanya, dingin sekali, seperti es.

Membuatku hanya bisa menghela napas pelan.

Aku mengabaikan sikap dinginnya, lalu kurentangkan kakiku selonjor ke bawah tangga.

Tetapi karena pergerakan tiba-tiba itu, perutku terasa kram, hingga tanpa sadar membuatku merintih. "Aww," eluhku, seraya memegang perutku.

"Kenapa? Perutnya sakit lagi? Sebelah mana? Mau ke rumah sakit sekarang? Sebentar, biar aku telpon –" Aku menghentikan perkataan Kevin dengan memegang lengannya, kelihatan sekali paniknya.

Membuatku melemparkan senyum padanya, lalu berkata, "Aku baik-baik saja, ini hanya kram sedikit," kataku, menenangkannya.

Kevin menatapku sendu. "Benar sudah tidak apa-apa?" Aku mengangguk mengiyakannya.

Tadi saja sok tidak peduli, tetapi aku mengeluh sakit sedikit, dia sudah panik tidak karuan.

Dasar Kevin!

"Yasudah, kita lanjut naik biar kamu bisa cepat tiduran," katanya, seraya bangkit dari duduknya.

Dan memposisikan dirinya untuk kembali menggendongku. "Sebentar, Kevin." Tetapi aku menahannya.

"Kenapa?" tanyanya, bingung.

Kali ini dia tidak bersikap dingin, biasa saja. Mungkin melembut karena aku sempat mengeluh sakit tadi.

"Bagaimana kalau gendong belakang saja? Biar kamu lebih mudah naik tangganya."

Kevin mengerutkan dahinya. "Memang tidak terjepit?" Dia tanya, tetapi aku tidak paham maksudnya.

"Apanya?"

"Perutmu. Kan, di dalam ada bayinya, kalau sampai terjepit bagaimana?"

Oh, itu. Kirain apa.

"Kamu khawatir sama dia?" tanyaku, penasaran.

Melihat Kevin sampai berkata begitu, menunjukkan bahwa dia peduli dengan bayi ini.

"Siapa?"

Ini Kevin pura-pura tidak tahu, apa memang tidak mengerti?

"Ya, bayi kita. Kamu khawatir sama dia?"

Sebenarnya aku ragu menyebut bayi ini, sebagai 'bayi kita', apalagi disaat aku tidak tahu Kevin mau mengakuinya atau tidak.

Tapi ...

"Mau naik atau tetap di sini?"

Kevin mengalihkan topik pembicaraan, membuatku hanya bisa menghela napas panjang.

"Gendong belakang saja tidak apa-apa. Perutku belum buncit kok, jadi dia juga tidak akan terjepit," kataku, membuat Kevin mengambil posisi berjongkok di depanku, untuk menggendongku.

Kemudian aku naik ke punggungnya, membiarkan Kevin membawaku dalam gendongannya.


Sesampainya di lantai tempat apartment Kevin, dia keluar dari tangga, dan berjalan menuju pintu apartment miliknya.

"Turun di sini sebentar." Dia menurunkanku perlahan, lalu tangannya memencet kode pintu apartment-nya.

Lalu dia kembali berjongkok, ingin membawaku dalam gendongannya lagi, tetapi aku menolak.

"Bisa jalan kok," kataku, berjalan masuk lebih dulu, meninggalkan Kevin yang menatapku heran, kemudian dia melangkah masuk, mengikutiku ke dalam apartment-nya.

PREGNANT SERIES || Because I'm Pregnant (Move To Hotbuku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang