23. They're Back [21++]

26.5K 976 87
                                    

WARN!! BED SCENE 21++
P.s : Skip if you don't like
-----------------------------------------------------------
Daiki membawa Akihiko ke rumahnya. Matahari sudah hampir tenggelam ketika mereka sampai.

Daiki menggendong Akihiko sampai ke kamarnya. Ia merebahkan Akihiko di kasur perlahan. Kemudian, Daiki ikut berbaring di sebelah Akihiko. Memeluknya, dan membenamkan wajah Akihiko ke dadanya.

"Tidurlah."

"D-dai, aku..." Akihiko mendongakkan wajahnya menatap Daiki.

"Shhh, tidurlah baby. Kita bicara nanti." Daiki menepuk punggung Akihiko, kemudian mengelusnya seperti ia mengelus bayi. Tangan Akihiko dikalungkan pada leher Daiki.

Akihiko akhirnya mengangguk, membenamkan wajahnya ke dada Daiki. Memejamkan mata dan tertidur. Lagipula, Akihiko sangat lelah. Apa yang ia alami hari ini benar-benar menguras tenaga dan emosinya.

Akihiko terbangun ketika ia mendengar suara geluduk dan hujan. Ia mengusap wajahnya, kemudian mendongak, melihat Daiki masih tertidur. Pulas sekali. Ia memperhatikan wajah Daiki yang sedang tidur. Tampan. Ia tahu, bahkan sejak awal pertemuan mereka, Akihiko telah terpesona pada ketampanan Daiki.

Akihiko mengelus pipi Daiki, kemudian hidungnya, bibirnya dan berakhir di rahangnya. Akihiko mengangkat kepalanya sedikit, kemudian mencium rahang Daiki dengan lembut.

Tuhan, ia benar-benar mencintai lelaki ini. Daiki, orang yang selalu membuatnya kesal dan bahagia dalam waktu yang sama. Memberikan apapun yang Akihiko mau. Bahkan rela mengorbankan nyawa untuk Akihiko.

Akihiko menghela na0as gusar. Ia menyalahkan dirinya atas terganggunya hubungan mereka akhir-akhir ini.

Seandainya ia tak menemui Hachiro waktu itu, tentu saja tidak akan menjadi serumit ini. Tanpa sadar Akihiko mengerutkan keningnya.

Akihiko terhenyak saat ada tangan yang mengelus keningnya.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Daiki bertanya.

"Dai..."

Hening. Daiki tahu, Akihiko ingin mengatakan sesuatu, namun masih ragu. Jadi, Daiki diam dan menunggu Akihiko melanjutkan ucapannya. Daiki mengelus pipi Akihiko dan memberinya senyuman. Hangat dan lembut.

Mendapatkan perlakuan seperti itu, membuat mata Akihiko berkaca-kaca.

"A-ku minta maaf." Akihiko berbicara tersendat, karena menahan tangisannya.

"Akuh tid-ak seling-kuh." sekuat tenaga Akihiko menahan tangisannya.  Ia menggigit bibirnya agar tak ada suara tangisan yang keluar.

Melihat itu, Daiki mengelus bibir Akihiko, kemudian mengecupnya.

"Tidak apa-apa. Jangan ditahan, menangislah."

Mendengar perkataan Daiki, Akihiko tak menahan tangisannya lagi. Air matanya menetes deras, dan suara sesenggukannya sangat keras. Bahunya berguncang, membuat tangan Daiki menepuk dan mengelus punggungnya lembut.

"Hiks, D-Daikh, hiks..."

"Menangislah, baby. It's okay."

Akihiko tidak bisa melanjutkan ucapannya. Selama beberapa saat, ia hanya menangis. Daiki pun tidak bersuara. Hanya tangannya yang setia mengelus punggung Akihiko, dan bibirnya mengecup dahi Akihiko.

Beberapa saat, tangisan Akihiko berhenti. Menyisakan sesenggukannya saja. Daiki mengangkat wajah Akihiko agar menghadap tepat ke matanya. Tangannya menghapus sisa air mata di pipi Akihiko. Ibu jarinya mengelus bibir Akihiko yang bergetar.

Dumb! (Complete)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin