Ten

3.1K 407 14
                                    

Tanpa Soojung sadari selama ini hidupnya berubah drastis. Dulu ia bahkan untuk makan saja harus berfikir dua kali agar cukup sampai akhir pekan, memilih berjalan kaki dari rumah menuju sekolah tempatnya bekerja bahkan harus mengambil kerja part time demi memenuhi segala kebutuhannya dengan Jungkook. Sekarang?
Bahkan rasanya tanpa Soojung perlu capek capek lagi pergi ke sekolah setiap hari pun segala kebutuhannya dan Jungkook sudah pasti akan terpenuhi.

Soojung boleh bilang tidak ia merasa begitu bersyukur?

Namun setiap kali mengingat siapa orang yang telah membantu hidupnya akhir akhir ini membuatnya berpikir kembali.

Jongin selalu berlaku baik untuknya. Ralat. Sangat baik malah.

Laki laki itu bahkan seolah tidak peduli dengan perjanjian yang mereka lakukan di malam itu di rooftop rumah sakit. Ia selalu memberikan Soojung yang inginkan dan butuhkan tanpa pamrih.

Tapi pada malam tadi, pertanyaan lelaki itu begitu membuat Soojung tersentak kaget.

Jelas jelas Soojung tahu bahwa Jongin saat itu dalam keadaan benar benar sadar tanpa terpengaruh alkohol sedikitpun.

"Jika ini bukan kepura-puraan apakah kamu tetap mau menikah denganku?"

Ya tuhan.

Pertanyaan itu terus terngiang di benak Soojung.

Apakah Jongin mengutarakan hal itu jujur dari dalam hatinya? Ataukah hanya-

Tapi untuk apa Jongin selalu baik padanya selama ini?

Soojung memutar cincin pernikahan di jarinya. Ini lebih sulit daripada yang ia bayangkan.

Ia memejamkan mata sekali lagi.

Sekali lagi, gadis itu bertanya tanya apakah Jongin  juga merasakan hal yang sama?

.

.

.

Hujan tidak pernah turun sederas ini.

Cuaca nya memang sudah mendung sejak tadi pagi. Soojung melongok ke arah luar, berharap hujan segera berhenti. Ini sudah pukul delapan malam. Seharusnya Soojung pulang sejak tadi sore dan menolak ajakan Sulli untuk menemani gadis itu berbelanja barang kebutuhan.

Soojung sekali lagi menilik jam tangannya.

Tiba tiba handphone nya bergetar menandakan satu pesan masuk.

Dimana?

Soojung mengangkat kedua alisnya, tidak biasa nya laki laki itu mencari Soojung.

Halte bus,
Sedang menunggu hujan reda. Kenapa?

Tidak lama pesan balasan datang

Share location. Aku kesana.

Alis Soojung semakin mengkerut.

Tanpa lebih dulu membalas pesan Jongin, gadis itu lebih memilih untuk menurut.

Udara disini semakin dingin, waktu terus berlalu, Soojung semakin merapatkan mantelnya. Ia memandang ke arah langit langit yang masih mendung. Matanya menerawang lebih dalam.

Ini sudah terhitung 2 minggu sejak kata kata itu terlontar dari mulut Jongin. Dan Soojung masih dibuat penasaran oleh hal tersebut.

Sebuah mobil lantas berhenti di hadapan Soojung. Seseorang membuka kaca jendela, Soojung sedikit menundukkan kepalanya.

Starlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang