"Kamu mau ikuti mau saya? " tanya Noel membuyarkan lamunanku
"Apa?" Ku tatap Noel
"Besok kita ke Pekanbaru" Jawab Noel singkat
"Ha?! Buat apa?" Aku bingung dengan peryataan Noel
"Kamu harus selesaikan permasalahan kamu, sehingga kamu bisa tenang." Kata Noel dengan senyuman
"Aku sudah lebih baik dari sebelumnya Noel"
"Saya ingin kamu bahagia, bukan hanya baik-baik saja. Saya ingin kamu bersama orang yang kamu cintai" kata Noel dengan masih menatapku
"Kamu mencintaiku? Kenapa kamu malah ingin aku dengan orang lain?" Tanyaku heran
"Saya mencintaimu, saya bukan ingin kamu bersama orang lain, tapi bersama orang yang kamu cintai."
"Itu berarti bukan kamu kan orangnya?" Tanyaku
"Kamu belum mengetahui hatimu yang sebenarnya zira, saya bisa jadi orang yang kamu cintai" kata Noel dengan mantap
"Sepertinya aku tak ingin kamu berharap lebih,Noel" jelasku
"Saya tidak berharap. Saya punya keyakinan,bukan harapan." Tegas noel
"Tapi ini akan menjadi beban dan akan menyakiti. Kita lebih baik berteman, dan hilangkan perasaanmu untukku." Aku mengatakan ini supaya Noel tidak tersakiti lebih jauh
"Maukah kamu menghilangkan perasaanmu padanya? Pada lelaki yang kamu cintai di pekanbaru?" Tanya Noel
Aku menunduk.
"Aku sedang menuju ke tahap itu" jawabku mantap
"Jangan suruh saya melalui tahap yang sedang kamu lakukan" kata Noel lagi
"Menghilangkan perasaan memang tidak mudah, tapi aku yakin kamu bisa." Jelasku lagi
"Saya tidak punya alasan untuk melalui tahap menghilangkan perasaan padamu. Tapi alasan untuk jatuh cinta padamu berulang kali, saya punya"
Kata-kata Noel itu untuk sekian kalinya membuat ku terdiam dan terpukau. Aku tidak tau perasaan apa yang sedang ku rasakan, tapi aku tau dia mampu membuatku tersenyum."Ayo kita pulang" kata Noel berdiri dan aku mengikutinya berjalan menuju motor dan kamipun meninggalkan taman itu, taman yang katanya tempat dua orang yang saling mencintai.
--------"""---------
Pukul 21.30 WIB
Kami sampai dirumahku, Noel meminta izin untuk masuk ke 9rumah dan aku mempersilahkannya.
"Selamat malam om, tante" kata Noel lalu menyalami ayah dan ibuku
"Wah.. Noel, habis jalan-jalan ya?" Tanya ibuku
"Eh silahkan duduk, nak" kata ayahku lagi
Noel dan aku duduk di sofa yang berhadapan dengan ayah dan ibuku.
"Maaf om, tante.. sudah malam begini malah bertamu" kata Noel sambil tersenyum
"Ah kamu ini, tante malah senang lho,kamu mampir. Biasanya ga pernah" kata ibuku sambil tersenyum
"Hehe.. Om.. Tante.. saya mau minta izin mau bawa zira ke pekanbaru"
Ha?! Apa yang dikatakan Noel membuat aku dan orangtua ku kaget. Terutama aku! Gimana bisa? Jadi dia serius tadi?
"Atas dasar apa nak Noel? Kenapa ? Ini sudah dekat , menghitung hari saja untuk menuju pernikahan kalian." Ungkap ayahku yang masih kaget
"Saya dan Zira akan melakukan tahap sebelum pernikahan, kami berhak memutuskan apa yang akan kami lakukan."
YOU ARE READING
Surat Untuk Zira
Teen FictionSemua ini hanya mampu aku tulis,zira. Kamu sudah jauh. Aku rindu zira gendut. Sudahkah kamu tertawa hari ini? Zira?mau gak travelling lagi sama aku? Hanya berdua, eh, bertiga.. sama chelsea, motor kesayanganku zira? Mau gak? Aku butuh...