Gangguan Nathan

9.8K 301 58
                                    

~Happy Reading~

Shania membasuh wajahnya dengan air yang mengalir di keran wastafel. Ini sedikit membuat hatinya dingin. Ia kemudian menarik nafas dengan gusar, kenapa jantungnya bisa seperti ini saat dihadapan pria itu?

Ia mengambil tisu lalu mengusap wajahnya. "Gak bisa dibiarin deh." ucapnya kepada pantulan kaca. Ia memegang jantungnya sambil menormalkan detak jantungnya.

"Bersikaplah biasa Shania, jangan tunjukin kalau kamu tegang. " ucapnya kembali.

Setelah jantungnya kembali normal, ia kemudian memakai make up kembali, karena make up yang ia pakai terhapus oleh air.

Tak menunggu waktu lama, akhirnya ia keluar dari toilet, lalu menghampiri Sean yang sedang menyedarkan pandangnnya mencari Shania.

Sean tersenyum ke arah Shania setelah tahu posisi Shania berada. Dan Shania hanya menunjukkan ekspresi datar sambil melangkahkan kakinya ke meja mereka.

Shania berusaha menormalkan denyut jantungnya yang saat ini masih berdetak kencang karena ia melihat wajah manis Sean, yang tidak berhenti tersenyum.

"Buaya banget si duda."

Setelah di depan Sean, Shania kemudian menarik kursinya dan menempatkan bokongnya disana. Ia mendekap tangannya di dada sambil menunjukkan ekspresi datar.

"Bagus Shania, terus bersikap seperti ini." batinnya berbicara.

Sean kemudian mengambilkan beberapa menu untuk di tempatkan dipiring Shania. Shania tentunya tidak memperhatikan itu, ia lebih asik dengan ponselnya, bermain game, tentunya.

"Simpan dulu ponselnya, mari kita makan." ucap Sean pada Shania. Gadis itu tak perduli, ia pura-pura tidak mendengar perkataan Sean.

Sean memperhatikan Shani yang sedang asik bermain ponsel, kemudian ia mendekatkan sendok yang berisi makanan ke mulut Shania. Gadis itu sontak terkejut bukan main, Sean mempermalukannya. Ia merasa seperti anak kecil yang disuapi makan oleh ayahnya sekarang.

"Aku bisa makan sendiri." ucapnya dengan nada dingin.

Sean langsung menyunggingkan senyumannya, yang membuat Shania lagi lagi tersipu malu dibuatnya.

Shania memalingkan wajahnya yang sudah merah seperti tomat. Ia kemudian makan dengan santai, begitu juga dengan Sean.

"Lusa acara pernikahan kita akan dimulai."

Ucapan Sean berhasil membuat Shania menyemburkan air yang sedang ia minum. Apa-apaan duda ini? Ajak menikah sudah seperti ingin buang air besar?

Shania memicingkan bola matanya, ia memandang Sean yang lagi lagi tersenyum kepadanya setelah perkataan yang membuat Shania terkejut itu ia lontarkan.

Sungguh drama ini tidak bisa dilanjuti lagi, drama yang membuat hidupnya akan hancur di tangan duda beranak satu ini. Ia sebenarnya menuruti ajakan Sean kencan bukan karena ia mau, tapi ia ingin meluruskan ajakan menikah dari Sean yang menurutnya sangat tidak mungkin.

"Hm.. Mm.. " Shania berdeham kecil untuk menormalkan jantungnya yang terkejut mendengar perkataan Sean.

"Begini dud- ah maksudku Sean. Aku tidak mengenalmu, bagaimana bisa aku menikah dengan mu?" ucap Shania.

My Sweet DudaWhere stories live. Discover now