Tiga;

10.3K 1.3K 105
                                    

Ruangan ini ia rasakan sungguh sempit, perasaan tidak nyaman mulai bersarang. Ji Min mulai terkena masa heat-nya. Dan ini benar-benar menyakitkan.

Hari ini juga merupakan hari pertama pegawai-pegawai baru yang ia dan Beta Jung pilih mulai bekerja. Dan Ji Min tidak akan melewatkan hal itu. Lelaki dengan rambut abu-abu itu menahan rasa 'ingin' dalam tubuhnya dan memakai pakaian yang lebih tebal dari biasanya. Udara memang belum terlalu dingin, tetapi ia harus menutupi bau khas yang akan menguar dari tubuhnya.

"Selamat pagi!" Ji Min menyapa semua pekerja barunya, menghiraukan perasaan meluap untuk 'berpasangan' yang ada dalam tubuhnya. "Aku harap kalian bisa bekerja sama denganku. Mari bekerja dengan giat dan jujur, dan jangan segan jika kalian memiliki sesuatu untuk dikatakan padaku. Aku akan ada di dalam ruanganku. Selamat bekerja!"

Ho Seok menghampiri atasannya itu setelah semua pekerjanya mulai bekerja dengan giat. "Kau baik-baik saja?"

Ji Min menggigit bibirnya dan menggeleng. Ia bersyukur Ho Seok adalah seorang Beta, setidaknya ia akan aman berada di dalam ruangannya sendiri. "Aku akan berada di ruanganku. Dan, aku percaya padamu."

Lelaki yang lebih tua mengangguk, membiarkan Ji Min menyamankan dirinya sendiri di dalam ruangannya. Menurut seorang Beta, heat adalah masa yang benar-benar Omega yang belum berpasangan hindari. Itu sangat berat. Omega memerlukan sentuhan seorang Alpha ataupun pasangannya sendiri, untuk menghilangkan rasa tidak nyaman dalam dirinya. Ho Seok sangat mengerti bagaimana Ji Min hari ini. Dan ia akan membuat semuanya mudah untuk Ji Min sebisa mungkin.

Setelah beberapa jam mendekap di dalam ruangannya dengan keringat yang bercucuran, Ji Min akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah. Kafe miliknya memang akan tutup tiga jam lagi, tetapi hari sudah mulai gelap dan badannya sudah sangat tidak nyaman.

Rasa sensitif karena tidak mendapat sentuhan di masa heat membuatnya kalang kabut dan menahannya, hingga berkeringat dingin. Dengan langkah gontai, ia berjalan menuju pintu ruangannya.

"Ji?"

Ji Min mengangguk, memaksa sedikit senyumnya. "Aku izin pulang, hyung. Tolong bantu mereka bekerja, aku percaya padamu."

Ho Seok mengangguk dengan tegas, membuat Ji Min percaya bahwa ia adalah orang yang tepat. Di sisi lain, Ho Seok sangat khawatir dengan keadaan Omega itu. Begitu pucat, dan terlihat lemah. Ia hanya bisa mendoakan semoga Ji Min selamat sampai rumah, tanpa dibaui oleh Alpha manapun. "Hati-hati di jalan, Ji."

Ji Min hanya mengangguk.

Setelah mengambil semua barangnya, dan mengusap keringatnya yang bercucuran agar baunya tidak terlalu terpancar, Ji Min berjalan perlahan menuju rumahnya. Melewati lorong sempit yang biasanya sepi akan kehadiran Alpha.

Sebentar-sebentar, Ji Min menoleh ke seluruh penjuru mata angin, memastikan tidak ada siapapun yang mengikutinya.

"Bau omega."

"Omega!"

Ji Min terkesiap. Gema suara itu membuatnya panik, Alpha. Ada Alpha di sekitar sini yang ia tidak ketahui jumlahnya berapa, dan siapa. Dengan tergesa, ia berbalik badan.

Shit, Ji Min terlambat.

"Ji Min?"

Ia tidak bersuara. Alpha yang ia kenal ini begitu terlihat menyeramkan. Taringnya menyilaukan karena pantulan sinar bulan, dan warna bola matanya yang menjadi merah darah. Ji Min takut.

"Bau ... Omega. Omega Ji Min!" Tawa lelaki itu menggelegar, membuat Ji Min terasa semakin kecil.

Tolong, siapapun tolong aku. Ji Min terus memundurkan langkahnya perlahan, membuat jarak antara ia dan Alpha itu semakin jauh.

"Baumu sungguh menggugah hasrat bercintaku, Ji."

"Tidak! Tae Hyung aku mohon...."

Alpha itu, Alpha Kim, sudah buta dan bergairah karena feromon Ji Min yang begitu memabukkan. Setelah membiarkan punggung Omega kecil itu terantuk pada dinding buntu di belakangnya, tawa rendah Tae Hyung menggelegar.

"Bercinta denganku, Omega."

Langkah demi langkah membuat Ji Min semakin histeris. Tidak, ia tidak ingin ditandai seperti ini. Tolong.

"TIDAK! TAE HYUNG AKU MOHON." Isakan pilu dari bibir merahnya tidak membuat Tae Hyung iba.

Dielusnya pipi lelaki yang lebih pendek itu, membuatnya bergetar di bawah Tae Hyung. Ketakutan.

Satu kecupan Tae Hyung layangkan ke dahi lelaki itu, lalu disusul kecupan-kecupan lain yang semakin membuat Ji Min terisak. Siapapun, tolong aku....

"Jadilah pasanganku, Ji." Tae Hyung terus menjilati leher Ji Min, membaui bau tubuh Omega di dekapannya dengan buas.

"Tidak, Tae. Aku mohon...."

Demi Tuhan, meski Ji Min sedang dalam masa heat, ia tidak akan melemparkan dirinya sendiri untuk bercinta dan ditandai* kepada sembarang Alpha.

"Tae, aku mohon ... Tae."

Taring panjang Tae Hyung sudah ia keluarkan, berkilauan dan siap mencabik leher Ji Min, menandainya sebagai pasangan. Sedikit lagi, dan Ji Min tidak akan pernah bisa lepas dari tangannya.

"Akh!"

"Berhenti, Alpha."

Ji Min mendorong Tae Hyung dengan refleks, lega. Ia belum tertandai, Tae Hyung belum sempat meminum darahnya. Suara itu membuat keduanya menoleh. Di sana, seorang dengan seragam paling ditakuti, berdiri dengan gagahnya. "Berhenti, Omega itu menolakmu. Jangan memaksa."

Tae Hyung menggeram, insting Alpha miliknya sekarang sudah merajai pikirannya. Musuh dan bunuh. Ditinggalkannya Ji Min sendirian, menghampiri laki-laki yang merusak kesenangannya.

Jeon Jung Kook.

Nama di bajunya membuat Tae Hyung menggeram, tidak suka dengan apa yang polisi Jeon ini lakukan.

"Kau bukan siapa-siapa, diamlah!" Tae Hyung mulai melayangkan pukulan asal ke arah Jung Kook. Membuat insting Alpha Jung Kook juga bereaksi. Lawan dan bunuh.

Ji Min terdiam menyaksikan keduanya terlibat baku hantam. Tidak berani turut campur karena ia hanya seorang Omega. Air matanya semakin deras, ia tidak mau ada yang tersakiti.

"Kau seorang Alpha, jangan mempermalukan bangsa kita. Kemampuan memukulmu jauh lebih payah dari Beta." Jeon Jung Kook berdecak meremehkan setelah berhasil membuat Tae Hyung mengerang meminta ampun.

"Diam kau, sialan!" Dan ia pergi begitu saja.

Dihampirinya Omega kecil yang sedari tadi terisak. Sial, bau yang menguar dari tubuh Omega itu membuat Jung Kook sedikit pusing. Ini begitu memabukkan. Tangannya terkepal kuat, menyadarkan dirinya sendiri.

Ji Min masih saja terisak setelah Jung Kook menghampirinya. Ia melihat lelaki yang badannya dua kali lebih besar dari pada dirinya dengan khawatir. "Kau ... Apa kau baik-baik saja?"

"Hmm."

"Terima kasih sudah...." Ji Min tidak bisa melanjutkan kata-katanya, dan jatuh pingsan di pelukan Alpha Jeon.

-
*bercinta dan ditandai : seorang Omega tidak akan tertandai oleh Alpha bila mereka hanya melakukan hubungan seksual, tetapi jika sang Alpha menggigit lehernya dan mengisap darahnya, maka Omega akan tertandai, dan tidak bisa lepas dari genggaman Alpha kecuali mereka mati.

p.s: Kalau kalian pernah baca alpha-beta-omega tetapi berbeda cara/karakter, itu wajar. Karena ini kembali juga ke khayalan penulis, tidak bersifat mutlak.

THE ALPHAS ㅡ jungkook&jiminDove le storie prendono vita. Scoprilo ora