Enam;

9.7K 1.3K 48
                                    

Ji Min benar-benar tidak berani melangkahkan kakinya keluar dari persembunyiannya selama masa heat. Yang ia lakukan hanya tertidur, menyamankan dirinya, dan kembali tidur. Bayangan-bayangan Jung Kook dan Tae Hyung sering kali melewati pikirannya, tetapi ia sudah tidak peduli. Ia akan melupakan keduanya. Well, bayangan Jung Kook berada di atasnya mampu membuatnya puas di saat hormonnya sudah di puncak, tetapi ia harus melupakan Jung Kook.

Satu minggu terlewati, dan pagi ini Ji Min bersiap untuk datang kembali ke kafe miliknya, dengan senyuman yang baru. Selamat tinggal, masa heat. Setelah menggunakan sweater berwarna putih dan bawahan hitam ketat, Ji Min siap berangkat.

Beberapa hari tidak keluar sama sekali dari kediamannya membuat Ji Min merasa sedikit asing dengan jalanan kota Seoul, telinga yang biasanya hanya mendengar televisi atau lagu, kini dihinggapi dengan hiruk pikuk kendaraan yang berlalu lalang. Tetapi Ji Min menyukainya.

"Hyung!"

"Astaga, Ji! Apa kau baik-baik saja? Aku khawatir setengah mati karena kau tidak mengangkat teleponku beberapa hari terakhir." Beta itu terus mengomel, tidak peduli bahwa yang sedang ia marahi adalah atasannya sendiri.

Setelah mendengar Ho Seok dengan sabar, Ji Min tersenyum lebar. "Aku baik-baik saja, terima kasih. Apa kafe juga berjalan dengan lancar?" Sebenarnya Ji Min sudah bisa melihat, beberapa hari ia tidak datang, kafe miliknya yang bernama 'Mini Cafe' sudah mulai ramai akan pengunjung.

"Satu Ice Coffee Cake Frappucino reguler, dengan whip cream. Oh, Ji Min."

Ji Min melebarkan matanya, pengunjung pertamanya adalah seorang yang ingin ia usir sekarang juga. "Ka-kau? Kenapa kau bisa berada di sini?"

Jung Kook menyunggingkan senyum miring, wajah kaget tetapi tetap manis lelaki itu membuat pagi harinya menjadi cerah. Ia sudah tahu siapa yang akan ia temui di dalam kafe ini karena Jung Kook bisa mencium bau lelaki itu dari beberapa puluh meter, tentu saja. Bayangan bertemu lagi dengan lelaki itu membuat Jung Kook terbuai, dan ia berakhir di sini. Seperti orang bodoh.

"Aku sedang memesan minuman?"

Ji Min menoleh pada Ho Seok. "Biar aku saja." Tanpa berbicara sepatah kata lagi, Ho Seok meninggalkan keduanya, ia akan bertanya siapa pemuda ini pada Ji Min nanti.

"Minuman ini gratis, aku berhutang padamu." Jantung Ji Min benar-benar seperti akan meledak sekarang juga, penolakan Jung Kook malam itu seperti kandas dikepalanya, digantikan  senyum manis Alpha sialan ini.

Sang Alpha menyerngit, tidak suka hal yang ia lakukan dianggap sebagai hutang. Apalagi pertemuan mereka tidak berjalan mulus, dan Ji Min masih bersikap baik? Benar-benar sifat Omega murni, terlalu baik dan pemaaf. "Kau tahu seorang Alpha tidak suka dibayari. Bahkan malam itu aku bersikap kasar."

Ji Min memutar bola matanya, jadi Alpha Jeon sadar ia berbuat kasar, dan tidak ada niatan sama sekali untuk meminta maaf. Benar-benar sifat Alpha murni, egois. "Aku tidak membayarimu, aku hanya merasa aku berhutang padamu."

Jung Kook masih keras kepala, memberikan selembar uang bernilai besar. Tidak mengatakan apapun lagi, terlalu malas untuk berdebat dengan Ji Min.

"Terserah kau saja, dasar Alpha." Omega kecil itu bergumam sembari memberikan pecahan uang kecil sebagai kembalian. "Kau bisa tunggu di meja."

"Tidak, aku akan menunggu di sini."

Ji Min memutar bola matanya, tidak peduli, dan tidak mau tahu mengapa sikap Alpha Jeon berubah seratus delapan puluh derajat. Tangan mungilnya bergerak terampil membuatkan pesanan Jung Kook, dan demi Tuhan, ia merasakan punggungnya sebentar lagi akan berlubang karena terlalu tajam dipandangi oleh pemuda di seberangnya.

"Punggungku sebentar lagi akan terluka kalau kau memandangiku seperti itu terus."

Jung Kook tersenyum. "Jangan salahkan aku, kau begitu manis."

Ck. Ji Min menaruh pesanan Jung Kook di hadapannya, beserta satu sedotan di sampingnya. "Dan kau menolakku beberapa hari yang lalu? Silahkan pergi, Alpha Jeon."

"Kapan aku menolakmu?"

Ji Min tersenyum miris, lelaki ini terlalu tidak peka atau bodoh? "Kau bisa pergi, Tuan."

"Baiklah, aku akan datang lagi besok." Jung Kook tersenyum, kesalahannya waktu itu ia lakukan untuk melindungi Ji Min sendiri, tetapi sepertinya Omega mungil satu itu salah mengartikannya, dan kalau kejadiannya seperti ini... Jung Kook harus mengejarnya, bukan? Ia tahu Ji Min sudah memaafkannya, tetapi Ji Min berusaha dengan tangguh menolak kehadirannya.

Ji Min sungguh menggemaskan, hingga Jung Kook benar-benar ingin melahapnya sekarang juga.

--
ini super nggak jelas, aku jd makin ragu :")
fyi, chapter yang berisi konten mature bakalan aku private ya, jadi kalo aku on pc aku bakal private chapter 4, dan chapter lainnya (kalau ada) akan langsung di private, demi kenyamanan kita bersama😊
terima kasih.

THE ALPHAS ㅡ jungkook&jiminWhere stories live. Discover now