part 45 (last part)

4.3K 151 5
                                    

Kandungan yang semakin besar membuat ali lebih extra menjaga prilly apalagi usia kandungan sudah memasuki bulan ke enam, ali mesti benar-benar menjaga prilly. Dari mulai kegiatan yang di lakukan hingga asupan gizi untuk prilly, karna memang prilly sering kali mengeluh kalau pinggangnya terasa sakit. Semenjak usia kandungan prilly beranjak bulan ke lima, ali langsung menyuruh mbok surti untuk mengerjakan semuanya. Walau terkadang memasak prilly yang mengerjakan, buat ali tidak masalah kalau prilly hanya sekedar memasak tapi untuk melakukan yang lainnya sekarang mbok surti yang mengerjakan.

"Bun, abi berangkat dulu yah." Pamit ali yang ingin berangkat ke kantornya.

"Iya bi, hati-hati jangan lupa makan siang."

"Itu selalu ingat. Oh iya, satu lagi aku nggak mau dengan kamu makan yang macam-macam, kamu tau apa akibatnya? Aku nggak mau kamu dan calon bayi kita kenapa-napa." Ujar ali mengingatkan.

"Iya abi sayang, bunda nggak akan lupa. Yaudah sana berangkat." Balas prilly lalu meraih tangan ali untuk ciumnya.

Ali membalas dengan mengecup kening prilly setelahnya ali membungkukkan badannya ke arah perut prilly.

"Nak, abi berangkat dulu yah. Jangan nakal kasihan bundanya kalau perutnya kamu tendang terus." Ucap ali yang berbicara di depan perut prilly.

Prilly tersenyum setiap kali melihat ali yang selalu berbicara di depan perut prilly, hatinya terasa menghangat ketika ali melakukan hal tersebut. Tidak hanya itu, ali juga sering kali membacakan ayat-ayat al-qur'an terutama surat yusuf dan surat maryam. Karna memang kalau bayi mereka lahir nanti laki-laki maka akan setampan nabi yusuf dan jika yang lahir bayi perempuan maka akan secantik maryam, ketika ali membaca kedua ayat tersebut membuat hati prilly tersentuh apalagi mendengar suara ali yang sedang membacanya dengan bersyair buat siapapun yang mendengar akan merasa nyaman dan tentram.

Usai berpamitan pada prilly dan juga calon bayinya ali bergegas untuk segera menuju kantor, setelah mobil ali sudah menghilang dari pandangannya prilly segera masuk ke dalam rumahnya.

"Mbok, sini biar prilly yang kerjakan." Ujar prilly menghampiri mbok surti yang sedang mengelap meja.

"Aduh non, nggak usah. Ini biar bibi yang kerjakan, non prilly lebih baik istirahat saja."

"Gpp mbok, ini biar aku yang kerjain. Cuma sekedar mengelap meja pakai kemonceng aja aku bisa, lagian nggak terlalu beratkan. Hitung-hitung aku olahraga biar badan tetap gerak." Balas prilly yang langsung mengambil komonceng dari tangan mbok surti.

Mbok surti menghela nafasnya kalau sudah seperti ini mana bisa ia menolaknya bisa-bisa majikannya ngambek, mbok surti sudah paham karna memang tidak ingin membuat majikannya ngambek hanya karna tidak di bolehkan mengelap meja saja.

Akhirnya mbok surti pun membiarkan prilly yang mengerjakannya sedangkan dirinya mengerjakan pekerjaan yang lain. Prilly pun selesai mengelap mejanya setelahnya ia segera meletakkan kembali kemoncengnya di tempatnya. Setelahnya ia kini duduk di ruang tengah sambil menonton acara tv pagi ini, sebenarnya ia merasa bosan bila tidak melakukan pekerjaan apapun karna memang sudah terbiasa melakukannya jadi diam sedikit pun rasanya tidak betah.

Prilly yang sedang menonton acara tv menoleh sekilas saat melihat mbok surti sedang menyapu. Prilly merasa tidak enak hati pada mbok surti karna memang mbok surti tak lagi muda.

"Mbok, sini !" Panggil prilly yang menepuk sofa di sebelahnya.

Mbok surti menoleh dengan tatapan binggung, kemudian mbok surti bergegas untuk mendekati prilly.

"Ada apa, non?"  Tanya mbok surti yang sudah di dekat prilly.

"Sini duduk, mbok." Ucap yang kembali menepuk sofa sebelahnya.

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang