Tamu Tak Terduga

1.9K 51 13
                                    

Author POV
Saat ini Aluna berada di motor besarnya dan melajukannya menuju rumah, dengan kedatangan Jordan tadi cukup mengguncang Aluna, bahkan Aluna tidak peduli dengan kelasnya dan memilih untuk pulang 15 menit lebih cepat.

Setalah sampai Aluna segera memasukkan motor besarnya kedalam garasi dan melangkahkan kaki jenjangnya kedalam rumah besar keluarga Hisyam ini.

"Loh non, non Luna udah pulang", tanya bi Asih-- ART-- heran.

"Iya bi, Luna pulang cepet, tadi ketemu pak tua soalnya", jawab Aluna
"Yaudah non, masuk kamar gih bersih-bersih, nanti kalo makanannya udah siap bibi panggil", kata bi Asih yang dijawab Aluna dengan anggukan.

Aluna segera memasuki kamarnya yang berada di lantai dua dan mulai membersihkan badannya yang lengket.

Author POV end
****
Aluna POV

45 menit kemudian

Setelah membersihkan badan aku melangkahkan kakiku ke dapur berniat mengambil air untuk mengisi kerongkonganku yang terasa kering, namun saat mendengar suara gaduh yang berasal dari ruang keluarga aku mengurungkan niatku kesana, terdengar suara tawa, jeritan, candaan, dll.

Aku termenung di anak tangga terkahir, siapa yang tertawa? Apakah Bunda, abang, dan Alena?, siapa yang bercanda? Apakah keluarga bahagia itu?.

"Non", ucap bi Asih dan menyentuh pelan pundakku namun mampu membuatku berjengit kaget.

"Bi, siapa di ruang keluarga?",tanyaku.

"Oh itu, temen-temennya aden non, kenapa?", jawab dan tanya bibi.

"Temen-temen", beo ku

"Iya temen-teman sekolah aden, ada non Alena juga non, tapi non Alena aneh, kayak nggak kenal sama den Arsya", tutur bi Asih dan berlalu pergi ke dapur.

'Temen-temen? Aneh? Nggak kenal?', batinku bertanya.

"Jangan-jangan...", ucapku menggantung.

Aku segera menuruni anak tangga terakhir dan mengintip di balik tembok antara dapur dan ruang keluarga, dan dugaanku benar, disana--ruang keluarga-- ada Gavin, Alva, dan kak Flord, tak tertinggal Zahra, Mile, dan.......

Alena

Disana Alena bersikap biasa seolah-olah bukan seperti dirumahnya, ku lihat Alva berdiri dari sofa dan berjalan kearah....

Dapur

Aku segera berlari dan bersembunyi dibalik kulkas yang lebih tinggi dariku, dan sialnya Alva malah mendatangi kulkas yang menjadi tempat persembunyian ku, jantungku berdetak lebih kencang, antara takut dan sedikit terpesona maybe, melihat wajah Alva sedekat ini walaupun dari samping terlihat tampan.

'Ih apasih lo Lun, masa lo terpesona sih sama Alva', ucapku dalam hati.

"Ngapain lo disitu?",tanya suara bariton didepanku.

Aku yang tersadar lantas mendongkak mencari sumber suara, dan aku hampir memekik bila tidak bisa kutahan, bisa kalian bayangkan? Aku dan Alva dalam jarak sedekat ini, hidung mancungku dan hidung mancungnya hampir bertabrakan, aku menahan nafas melihat wajah tampannya sedekat ini dan nafas beraroma mint itu membelai lembut permukaan wajahku.

"Aluna back to earth and breath ", ucapnya. "Gue tau dan gue sadar kalo gue ganteng! Tapi lo jangan tahan nafas juga dong, ntar kalo lo nggak punya nafas lagi gimana?", ucapnya panjang lebar dalam satu tarikan nafas serta dengan tingkat kepedeannya itu.

Aku PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang