Kiam Ki Sianjin yang menjadi pembantu utama dari Si Su Beng yang kini menduduki istana kerajaan, dapat melihat bahwa perjuangan rakyat amat kuatnya dan mengancam kedudukan yang dipertuan. Ia tahu bahwa kekuatan perjuangan rakyat itu karena rakyat dari segala lapisan serentak bangkit dan dipimpin pula serta dibantu oleh orang-orang kang-ouw yang berkepandaian tinggi.
Oleh karena itu, dia mendapatkan sebuah pikiran yang amat baik. Ia mengirim surat kepada semua partai persilatan yang besar-besar seperti Siauw-lim-pai, Bu-tong-pai, Thian-san-pai, Go-bi-pai dan lain-lain. Juga dia mengundang kepada tokoh-tokoh besar seperti Kiu-bwe Coa-li, Pak-lo-sian Siangkoan Hai, Seng Thian Siansu dari Kun-lun-pai dan fihak-fihak yang kelihatannya anti kaisar penjajah untuk mengadakan pertemuan atau yang disebutnya musyawarah besar di Bukit Tai-hang-san pada Gouw-gwe Cap-gouw (Bulan lima tanggal lima belas), di mana akan dirundingkan dan diperdebatkan pendirian mereka yang bertentangan. Diam-diam tentu saja Kiam Ki Sianjin mengumpulkan tokoh-tokoh yang kiranya akan berdiri di fihaknya, yakni seperti Hek-i Hui-mo Thian Seng Hwesio, Jeng-kin-jiu Kak Thong Taisu, Toat-beng Hui-houw, Mo Beng Hosiang dan Mo Keng Hosiang yang disebut Bu-eng Siang- hiap dan yang tadinya membantu putera An Lu Shan dan setelah putera mahkota itu dibinasakan oleh Si Su Beng, lalu menyerah dan membantu pula kepada Si Su Beng. Masih banyak tokoh-tokoh berkepandaian tinggi yang berdiri di fihaknya, maka sekali ini Kiam Ki Sianjin bermaksud mengundang semua tokoh dan apabila fihak yang anti kaisar masih tidak mau mengalah, di puncak Tai-hang-san itu akan dijadikan tempat pembasmian mereka!
Banyak ketua-ketua partai persilatan dan tokoh-tokoh besar sengaja datang kepada Kiam Ki Sianjin untuk minta penjelasan setelah menerima surat itu. Di antara mereka yang datang adalah Bian Ti Hosiang tokoh ke dua dari Bu-tong-pai dan Bin Hong Siansu tokoh ke dua dari Kim-san-pai. Sebagaimana telah dituturkan di bagian depan, dua orang tokoh ini kebetulan sekali bertemu dengan Kwan Cu di gedung Kiam Ki Sian-jin dan telah mencoba kepandaian pemuda itu pula. Kini mereka pergi dari istana untuk kembali ke tempat masing-masing, menyampaikan hasil penyelidikan mereka setelah mereka bertemu dengan Kiam Ki Sianjin.Biarpun mereka keluar dari istana tidak bersama-sama, namun setelah tiba di luar kota raja, mereka bertemu dan melakukan perjalanan bersama."Bin Hong Toyu, bagaimana pendapatmu tentang bocah yang mengaku sebagai murid Ang-bin Sin-kai itu?" di tengah perjalanan Bian Ti Hosiang bertanya. Mereka melakukan perjalanan sambil menggunakan ilmu lari cepat sehingga tubuh mereka bergerak seperti terbang saja, akan tetapi mereka tidak kelihatan lelah, bahkan masih dapat bercakap- cakap. Ini menunjukkan betapa tingginya ilmu kepandaian mereka.
Bin Hong Siansu menghela napas panjang. "Kita harus mengaku bahwa kita sudah tua dan ketinggalan jaman. Belum pemah selama hidupku melihat seorang pemuda yang demikian lihainya."
"Kalau begitu, fihak yang anti kaisar tentu jauh lebih kuat daripada fihak yang membantu kaisar," kata pula Bian Ti Hosiang tokoh ke dua dari Bu-tong-pai itu."Belum tentu demikian. Biarpun pemuda itu lihai, tak mungkin kepandaiannya akan bisa mengatasi Hek-i Hui-mo atau Toat-beng Hui-houw, Kiam Ki Sian-jin juga belum tentu kalah, tadi kelihatan kalah karena mereka bertempur mempergunakan meja, hal yang amat aneh!" jawab Bin Hong Siansu. "Bagiku sendiri, kurasa pendirian Kiam Ki Sianjin lebih benar. Kalau orang kang-ouw tak mau membantu kaisar, hal itu berarti bahwa mereka akan mendatangkan bencana yang lebih besar kepada rakyat. Kalau pemberontakan-pemberontakan itu ditindas dan keadaan negara aman kembali, tentu rakyat hidup tenang dan damai. Kaisar adalah pilihan Yang Maha Kuasa, jatuh bangunnya sebuah kerajaan, menang kalahnya perebutan kedudukan kaisar, telah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa. Mengapa harus membangkang terhadap keputusan nasib yang ditentukan oleh Thian?"
Bian Ti Hosiang mengerutkan kening. "Pinceng masih belum dapat mengambil keputusan, terserah kepada suheng Bian Kim Hosiang saja." Memang di dalam hatinya, hwesio Bu-tong-pai ini masih ragu-ragu untuk menyetujui pendapat tosu dari Kim-san-pai itu. Dia pun terpengaruh oleh bujukan Kiam Ki Sianjin, akan tetapi karena dia tahu bahwa Suhengnya sering kali menyatakan tidak sukanya kepada pemerintah penjajah, maka dia sendiri tidak berani mengambil keputusan.

ESTÁS LEYENDO
Serial Pendekar Sakti / Bu Pun Su Lu Kwan Cu
Ficción General01. Pendekar Sakti 02. Dara Baju Merah (Ang I Nio cu) 03. Pendekar Bodoh 04. Pendekar Remaja Lu Kwan Cu adalah nama asli Pendekar Sakti Bu Pun Su, tokoh sentral di serial ini, guru dari Pendekar Bodoh Sie Cin Hai dan wanita sakti Ang I Nio-cu. Ilmu...