Pendekar Remaja 9 (TAMAT)

4K 49 6
                                    

Lili menggunakan tulisan untuk menyuruh pengurus restoran membeli peti mati. Gadis ini masih mempunyai banyak potongan uang emas maka segala urusan penguburan jenazah Kam Seng dapat dilakukan dengan baik. 

Orang-orang yang berada di situ menganggap bahwa dia adalah seorang gadis gagu, maka tak seorang pun merasa heran bahwa ia tidak dapat bicara.

Setelah mengurus beres pemakaman dan bersembahyang di depan makam Song Kam Seng, Lili lalu melanjutkan perjalanannya. Kini kebenciannya terhadap Ban Sai Cinjin bertambah lagi, dan ia berjanji di dalam hati untuk membalaskan sakit hati Song Kam Seng, pemuda yang malang itu. 

Hatinya berdebar tidak enak kalau ia teringat akan kata-kata terakhir dari Kam Seng, yang menyebut-nyebut Kam-ciangkun sebagai tunangannya. Sampai di mana kebenaran ucapan ini? Ia tidak merasa bertunangan dengan Kam Liong, sungguhpun paman dari Kam Liong, yaitu Sin-houw-enghiong Kam Wi yang kasar dan sembrono itu pernah membikin dia marah karena hendak menjodohkannya dengan Kam Liong secara begitu saja! 

Juga diam-diam ia merasa girang karena didalam usahanya menolong Kam Seng tadi, ia telah mempergunakan sejurus dari Hang-liong-cap-it-ciang-hoat dan yang sejurus itu telah membuat ia berhasil merampas dan mematahkan huncwe maut dari Ban Sai Cinjin! Ia maklum bahwa sebelum ia memiliki ilmu silat ini dengan sempurna, biarpun ia memegang pedang dan kipas, belum tentu ia akan dapat mengalahkan kakek itu secepat dan semudah tadi! 

Maka ia lalu melatih diri dengan amat tekun dan rajinnya dan tiga hai kemudian ia telah berani mengakhiri pantangannya bicara. Dari kota Kun-lip, Lili lalu menuju ke selatan dan di dalam perjalanannya pulang ke Shaning, ia bermaksud untuk singgah dulu di dusun Tong-sin-bun, untuk mencari kalau-kalau Ban Sai Cinjin berada di tempat itu. Juga ia ingat bahwa Ang I Niocu juga menuju ke tempat itu dalam usahanya mencari pembunuh suaminya, maka ia mempercepat perjalanannya karena ia pun merasa kuatir kalau-kalau Ang I Niocu mengalami kecelakaan pula. 

Menghadapi orang-orang seperti Ban Sai Cinjin dan kawan-kawannya yang selain lihai juga amat curang dan licik, sungguh merupakan hal yang amat berbahaya, biar yang menghadapi mereka itu seorang pendekar wanita hebat seperti Ang I Niocu sekalipun! Ketika ia tiba di dusun Tong-sin-bun menuju ke rumah Ban Sai Cinjin, sebuah gedung besar dan mewah, ia terkejut sekali karena gedung itu kini telah lenyap, rata dengan bumi dan menjadi abu! Ia pernah mendengar bahwa Lie Siong dahulu pernah membakar bagian dari rumah ini, akan tetapi sekarang rumah ini betul-betul telah habis dan menjadi abu. 

Perbuatan siapakah ini? Agar jangan menarik perhatian orang dan membuat pihak Ban Sai Cinjin bersiap-siap, ia diam-diam lalu meninggalkan Tong-sin-bun dan masuk ke dalam hutan di mana terdapat kelenteng tempat Ban Sai Cinjin dan kawan-kawannya bersembunyi itu. Ia sengaja menunggu sampai hari menjadi gelap, baru ia mempergunakan kepandaiannya jalan malam dan masuk ke dalam hutan dengan cepat. 

Ketika ia tiba di sebuah hutan pohon pek di mana terdapat sebuah bukit kecil di tengahnya, tiba-tiba ia menahan langkah kakinya. Ia mendengar suara orang menangis di atas bukit kecil itu! Kalau Lili bukan seorang yang berhati tabah, tentu ia akan merasa ngeri dan seram mendengar suara orang menangis di dalam hutan yang gelap, liar, dan sunyi itu. Akan tetapi, puteri Pendekar Bodoh ini tidak menjadi takut, bahkan lalu menghampiri tempat itu! Malam hari itu bulan muncul setelah hampir tengah malam, akan tetapi cahayanya masih terang dan permukaannya masih lebih dari setengahnya. 

Oleh karena cahaya bulan memang mengandung sesuatu yang romantis akan tetapi juga menyeramkan, tergantung dari tempat di mana bulan mematulkan cahayanya, maka di dalam hutan itu nampak benar-benar mengerikan. Pohon-pohon pek yang besar itu kini di bawah sinar bulan nampak seperti setan-setan raksasa yang menjulurkan lengannya yang panjang hendak menangkap orang. Setiap rumpun merupakan binatang berbentuk aneh yang hitam dan yang bersiap untuk menyeruduk siapa saja yang lewat di hutan itu. Semua keseraman ini ditambah lagi oleh suara binatang hutan. 

Serial Pendekar Sakti / Bu Pun Su Lu Kwan CuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang