30. The Beginning of Forever [END]

5.7K 374 140
                                    

Aku hampir tidak tidur semalaman. Tadi malam rasanya terlalu gugup untuk menutup mata dan menghadapi hari esok. Dan hasilnya adalah pagi ini aku di make up dengan keadaan mengantuk berat. Kai sama sepertiku dia juga tidak tidur semalaman, tapi bedanya dia tidak tidur bukan karena gugup tapi karena dia menghabiskan waktu untuk berpesta lajang semalaman bersama Sehun, walaupun pria itu tidak lajang lagi. Tidak, pesta lajang mereka tidak diisi oleh penari striptis atau apapun, mereka hanya menyelesaikan pertandingan bola di playstation hingga tuntas dengan porsi besar ayam goreng cepat saji dan soda -aku melarang Kai minum bir tadi malam karena itu mungkin akan membuatnya tidak segar hari ini- yang menemani mereka. Mereka bilang itu hal yang tidak akan bisa mereka dapatkan setelah menikah, Sehun yang bilang seperti itu karena dia sudah mengalaminya dan Kai tentu saja mengikutinya. Jadi tadi malam sementara Kai dan Sehun menghabiskan waktu di apartemen Kai maka aku dan Seulgi terkurung di apartemenku bercerita seputar pernikahan. Aku dan Seulgi baru tertidur tepat pukul lima pagi dan aku sudah di seret ke vila tempat acara pernikahan pada pukul sepuluh pagi. Itu kejam.

"Bangun putri tidur." Suara lembut itu membuat mataku terbuka spontan.

"Sudah selesai?" Tanyaku.

"Ya." Jawab Sooyeon, kakak perempuanku. Aku sengaja memintanya mendandaniku untuk hari ini. Dan waktu make up yang lumayan lama itu kumanfaatkan sebaik-baiknya untuk tidur.

"Aku akan menata rambutmu, sekarang pindah ke sana." Dia menunjuk sebuah kursi tinggi di depan cermin. Aku menuruti kata-katanya.

Aku mengencangkan tali bathrobeku lalu duduk di atas kursi tinggi. Woah... Jung Sooyeon benar-benar bukan main. Lihatlah wajahku. Kenapa aku sangat cantik? Ini adalah pertama kalinya aku berpikir aku cantik saat aku melihat wajahku di cermin.

Astaga, apa itu? Memalukan.

"Jangan terlalu di pikirkan. Pernikahan memang sepertinya beban saat kau memikirkannya tapi tunggu beberapa jam lagi, kau akan berpikir sebaliknya. Pernikahan itu menyenangkan." Kakak menatapku dari cermin sambil menyisir rambutku.

Aku terkekeh kecil. "Aku tidak memikirkan pernikahan, ini hanya kurang tidur."

"Itulah kenapa sebabnya kau harus sendirian di malam sebelum pernikahanmu."

Kakak mengeringkan rambutku dengan hair dryer dan membuatnya sedikit bergelombang.

"Kakak?"

"Hm?" Dia menjawab tanpa menatapku.

"Apa menjadi istri merepotkan?"

Matanya melirikku dari cermin dan sebuah senyum kecil tersungging di bibirnya.

"Jika kau berpikir itu merepotkan maka itu akan merepotkan," jawabnya. Dia mengambil jepitan dan hair spray dari meja rias lalu kembali menekuni rambutku. "Semuanya tergantung pada pola pikir."

"Bagaimana denganmu?"

"Aku selalu berpikir positif sepanjang hidupku, dan aku bahagia." Dia menjawab sambil mengedikkan bahunya.

"Kedengarannya sederhana." Gumamku.

"Memang."

"Tapi sesuatu yang terdengar sederhana biasanya adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan, bukan begitu?" Ucapku. Aku menghembuskan napasku setelahnya.

"Yah, itu benar. Tapi seperti kubilang tadi, itu terantung pola pikirmu. Biar ku beritahu, akan ada saat di mana kau akan mencapai titik sulit di kehidupan rumah tanggamu. Dan saat itu tiba, komunikasi adalah kuncinya. Jangan diam. Karena diam adalah awal dari kehancuran, itu bukan berlebihan, percayalah. Jika komunikasi berjalan baik maka hidup kalian akan baik." Dia menjepit setengah rambutku sambil terus bicara. "Suami bukanlah partner di ranjang saja Soojung, kau harus paham ini, mereka juga rekan bisnis. Anggap saja pernikahanmu itu sebuah perusahan dan kalian sedang berbisnis untuk membuat perusahaan kalian sukses, itu butuh kerja sama tim yang harmonis, kan? Bedanya, bisnis yang kalian jalani tidak memiliki batas waktu. Sering-seringlah berdiskusi dan saling bertukar pikiran, jujur satu sama lain, itu akan membuat kalian terikat lebih kuat secara batin. Dan waktu yang tepat untuk berdiskusi dan saling bertukar pikiran adalah setelah kalian bercinta."

Who's Bad? [COMPLETED] (#Wattys2017)Where stories live. Discover now