8. Applying for a job (1)

3.8K 257 5
                                    


Happy reading ya ***

-----

Setelah kejadian beberapa hari yang lalu saat di rumah Felicia, Anaya seperti de javu ketika mengingat anak kecil itu. Pikirannya seakan melayang tak tentu arah dan Anaya seperti dipaksa untuk mengingat sesuatu hal yang dia lupakan.

Kembali dihembuskan napas kasar saat ia lagi-lagi berusaha mengingatnya kembali, what the hell? sebenarnya apa yang telah Anaya lupakan sehingga mengingatnya saja dirinya bahkan tidak bisa.

Shit! umpatnya kesal dalam hati.

Ini sudah tepat kelima harinya Anaya tidak kembali menginjakkan kaki mungilnya di rumah Felicia. Mungkin gadis kecil itu saat ini sedang uring-uringan mengharapkan agar Anaya mau datang ke kediamannya. Tapi tidak akan! batin Anaya geram. Mengingat kelakuan Ayah anak itu saja, jiwa wanita itu seakan tercabut dari raganya. Menyakitkan.

Pria itu benar-benar membuat dirinya malu, malu-semalu-malunya. Bah! bagaimana bisa pria itu melamar dirinya didepan putri kecilnya dengan cara yang tidak sopan? apa yang dipikirkan gadis kecil itu tentangnya kelak?

Memang gadis kecil seumuran Felicia belum mengerti apa-apa tentang masalah orang dewasa, tapi masalahnya anak itu sangatlah pintar dan itu tidak menjamin dia tidak tahu apa yang telah Ayahnya ucapkan kepadanya.

Sungguh baru kali ini ia hidup selama kurang lebih 23 tahun lamanya di bumi, wanita berambut panjang itu merasa malu karena dipermalukan oleh seorang lelaki yang tidak dikenalnya. Dasar laki-laki sialan, brengsek, tidak tahu diri! umpatnya yang kedua kalinya, lihat saja Anaya pasti akan membalasnya suatu hari nanti.

##

Pagi ini Anaya ingin memulai menyambung hidupnya kembali dengan berencana melamar kerja ke sebuah perusahaan minyak terbesar ke 2 di Indonesia setelah perusahan tambang batu berlian yang pernah gagal saat Anaya ingin melakukan interview pertamanya. Perusahan itu bernama PT. Egra Awalaka Corp. yang diketahui milik seorang taipan kaya berasal dari Jerman.

Sebenarnya tidak gagal andai saja Anaya tidak bertemu dengan pria brengsek yang membuatnya harus menahan malu karena ulahnya di pintu lift waktu itu. Ah, pria itu lagi. Segera Anaya mengenyahkan pikirannya dari pria-pria asing yang tidak dikenalnya itu dan memfokuskan kembali otaknya agar tidak kacau saat melakukan interview untuk yang kedua kalinya.

Sebenarnya Anaya sedikit ragu bisa diterima di perusahan bonafit ini, memang jabatan yang dilamarnya di sini hanya sebagai staff acounting biasa. Tapi untuk ukuran seorang gadis biasa yang baru saja lulus kuliah tanpa adanya pengalaman kerja, apa iya dirinya bisa diterima tanpa syarat-syarat yang lain misalnya harus mengikutsertakan pengalaman pekerjaan minimal 2-3 tahun begitu.

Hanya dewi keberuntungan yang bisa menyelamatkannya pada saat ini. Semoga nasib sial sedang tidak berpihak kepadanya hari ini, ah ... semoga, doanya dalam hati.

Tidak masalah apabila Anaya diterima dan hanya menduduki sebagai staff acounting biasa yang gajinya hanya mampu mencukupi kebutuhan hariannya saja. Yang penting dia bisa bekerja dan tidak membiarkan ijazah S1 nya menganggur begitu saja.

Tentu saja ini semua gara-gara ulah Eyang putrinya yang sangat menyebalkan. Gara-gara Eyangnya, semua fasilitas yang Anaya miliki harus disitanya karena Anaya menolak keras untuk dijodohkan. Untung saja apartement miliknya satu-satunya hasil pemberian kado ulang tahun dari Dadynya tidak ikut kena sita. Coba saja kena sita, mau tinggal dimana Anaya nanti.

Ish! apa-apaan Eyangnya itu, ini sudah jaman modern bukan lagi jaman Siti nurbaya yang apa-apa serba harus dijodohkan. Lebih baik dia mencari pekerjaan sendiri dengan susah payah ketimbang dijodohkan dengan lelaki yang tidak dikenalnya sama sekali.

ENTANGLED HEARTSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora