Chapter 2

6K 450 11
                                    

Halbert menatap bayangan dirinya di cermin untuk terakhir kalinya.
Setelah yakin penampilannya rapi dan meyakinkan, ia berangkat.

Seperti yang telah direncanakannya untuk liburan ini, hari-harinya dipenuhi oleh petualangan-petualangan alanya dan satu-satunya petualangan yang hanya dapat dimengerti olehnya. Ini adalah perjuangan yang panjang untuk mendapatkan ijin libur panjang dari orang tuanya, dan ia tidak ingin mensia-siakannya.

Sepanjang hari ia mempunyai janji dengan paling sedikit tujuh wanita cantik. Jika ada yang bertanya padanya mengapa ia menikmatinya? Jawabannya adalah ini adalah hobinya. Apa ia tidak pernah bosan? Ini adalah petualangan. Kapan ia akan berhenti? Seorang petualang tidak pernah terpuaskan.

Ya, ini adalah petualangan modelnya. Ia tidak butuh orang lain mengerti tentangnya. Ia tidak butuh orang lain memahaminya. Seorang petualang tidak membutuhkan semua itu.

Sayangnya, ia adalah seorang Putra Mahkota. Sebagai satu-satunya penerus tahta Kerajaan Helsnivia, ia punya kewajiban meneruskan tahta. Hanya inilah satu-satunya hal yang membuatnya terikat, tapi tidak menghentikan jiwa petualangnya.
Saat ini ia masih dua puluh tiga tahun. Ia masih mempunyai beberapa tahun sebelum orang tuanya mulai mengusiknya dengan urusan pernikahan. Ketika saat itu tiba, Halbert telah memutuskan, ia akan memilih wanita terbaik yang pernah ia kencani.

Hingga saat ini ia belum menemukan wanita itu dan ia tidak terlalu pusing untuk menemukannya. Ia masih mempunyai banyak waktu. Kalau pada saatnya ia masih belum dapat menemukannya, ia hanya perlu memilih wanita yang dirasakan pengalamannya akan menjadi Ratu dan ibu yang baik.
Semua orang tahu tentang jiwa petualangannya. Namun tetap saja ada orang tua yang berusaha menjodohkan putri mereka dengannya.

Halbert pun sudah tahu hal yang semua akan terjadi pada liburannya ke Trottanilla ini. Namun, siapa peduli? Hal itu justru memperkaya petualangannya.

Tiada hari yang lebih menyenangkan dari berada di sini. Ini adalah surganya!

Andaikan bisa, Halbert ingin memperpanjang liburannya di sini. Namun sayangnya, orang tuanya telah mengirim utusan mengingatkan hari Minggu mendatang ia harus pulang. Ini berarti liburannya hanya tinggal tiga hari! Dan sebagai seorang Pangeran yang bertanggung jawab, Halbert tidak bisa mengabaikan perintah itu, bukan?

“Biarlah hari itu tiba,” gumam Halbert melangkah pergi, “Sampai hari itu tiba, aku tidak akan mensia-siakan waktuku.”

Hari ini Halbert mempunyai banyak janji dan salah satunya adalah putri Duke of Cookelt. Tentu saja dengan putri sah sang Duke.

Sejujurnya Sarita, sang putri haram Duke jauh lebih cantik dari Dorothy, sang putri sah Duke. Sayangnya, ia adalah putri yang dilahirkan di luar pernikahan sah. Dan sebagai seorang Pangeran, Halbert tidak mau mempertaruhkan reputasinya dengan berhubungan seorang putri haram.

Ia memang pernah menjalin hubungan dengan Sarita tetapi itu demi menghormati Duke Norbert.

Halbert sempat mengira Sarita adalah putri sah Duke ketika melihat Duke menggandengnya ke arahnya dalam sebuah pesta dansa yang diselenggarakan oleh Earl of Striktar. Ia baru tahu gadis itu adalah putri haram Duke of Cookelt setelah Duchess Belle memberitahunya. Kemudian Halbert membuktikan sendiri cinta Duke yang lebih besar pada putri haramnya dibanding putri sahnya.

Duke selalu mengajukan putri haramnya itu dibanding putri sahnya. Duke juga selalu mendesaknya mengajak pergi Sarita dan pada akhirnya melamarnya untuk putri haramnya itu.

Duke adalah seorang pria yang tampan dan gagah ketika ia masih muda. Ia terkenal dengan reputasinya sebagai penakluk wanita sebelum ia menikah dan setelah menikah ia tidak memutuskan hubungannya dengan kekasih-kekasihnya itu. Bertahun-tahun setelah pernikahannya, Duke tiba-tiba menghentikan kebiasaannya dan sepuluh tahun setelahnya, ia membawa pulang Sarita.

Kisah CintaWhere stories live. Discover now