Chapter 6

4.9K 430 12
                                    


Halbert memegang pundak Jason dan menjatuhkan tinju yang keras di wajah pemuda itu.

Sarita terbelalak. Mengapa Pangeran Halbert berada di tempat ini?

Halbert sendiri juga tidak tahu mengapa ia masih berada di tempat ini. Hari itu setelah melihat pemuda itu datang dengan dokter, ia memang memutuskan untuk pergi. Tapi ia tidak pergi ke villa tempat ia tinggal selama di Trottanilla, melainkan ke kota terdekat, kota asal dokter itu. Di sana Halbert menyewa kamar untuknya dan pengawal-pengawalnya di sebuah penginapan.

Tidak hanya itu saja yang Halbert lakukan. Halbert mengirim pelayannya pulang untuk mengabari Wyatt, pelayan dan pengurus pribadinya. Selain itu, Halbert meminta dua pengawalnya untuk secara bergantian mengawasi Sarita. Setiap tiga jam pengawalnya yang mengawasi Sarita akan pulang ke penginapan untuk melaporkan perkembangan dan di saat yang bersamaan pengawal di sisinya akan berangkat ke Hauppauge.

Sebagai jawaban kabar yang dikirim Halbert, Wyatt, sang pelayan tengah bayanya datang.

“Pangeran sampai kapankah Anda akan berada di sini?” protes Wyatt, “Bukankah ini sudah waktunya kita kembali ke Helsnivia? Paduka Ratu sudah merindukan Anda. Paduka Raja hanya mengijinkan Anda memperpanjang liburan Anda sampai penguburan Duke of Cookelt.”

“Kita tidak akan pergi sebelum aku yakin sesuatu,” tegas Halbert.

“Bila Anda berkenan,” kata Wyatt, “Apakah itu, Pangeran?”
Halbert tidak dapat menjawab pertanyaan itu. Saat inipun ia tidak punya jawaban.

Dari pengawalnya, ia tahu Sarita tidak tinggal serumah dengan pemuda itu. Namun ia juga tahu kemarin pagi Sarita berduaan dengan pemuda itu sepanjang pagi kemudian Sarita mengurung diri di dalam rumah mungilnya. Dari pengawalnya pulalah, Halbert tahu pagi ini Sarita diserang orang tak dikenal.

“Seseorang menyerang Lady Sarita, Pangeran,” lapor pengawalnya sekitar satu jam yang lalu, “Pria yang selalu terlihat bersama Lady Sarita menolongnya.”

Halbert lega tapi juga tidak senang.

“Baru saja saya melihat kereta penyerang Lady Sarita menuju kediaman Lady Sarita.”

“Segera siapkan kuda!” Halbert langsung memerintah.

Sesaat kemudian ia sudah memacu kudanya ke Hauppauge. Jalanan terjal yang biasa ditempuh dalam satu jam, dapat ditempuh dalam jangka waktu setengah jam oleh kuda-kuda tangguh Halbert bahkan kurang.

Halbert terus berharap ia datang tepat waktu. Ia sempat menduga ia terlambat ketika melihat pintu rumah Sarita terbuka lebar. Betapa murkanya ia melihat seorang pemuda yang tidak jauh lebih tua darinya tengah bertindak tidak sopan pada Sarita.

“Anda tidak apa-apa, Yang Mulia Pangeran?” pengawal Halbert yang masuk beberapa saat kemudian, cemas oleh suara benturan keras sesaat lalu.

Dua pria yang mencekal Sarita langsung melepaskan Sarita mendengar sebutan ‘Yang Mulia Pangeran’ itu. Mereka segera membantu Jason berdiri dan kabur sebelum ditangkap.

“Biarkan pengecut-pengecut itu,” cegah Halbert ketika para pengawalnya berniat mengejar. Kalau ini adalah Helsnivia, ia pasti sudah menggantung pemuda kurang ajar itu tetapi ini adalah Trottanilla.

Dua pengawal Halbert pun berdiri tegak.
Halbert mengalihkan perhatiannya pada Sarita yang berdiri mematung.

Gadis itu tidak jauh lebih baik dari yang terakhir dilihatnya. Halbert masih dapat melihat garis hitam di bawah sepasang mata biru dalam itu. ia masih dapat melihat jelas guratan-guratan kesedihan gadis itu. Malahan ia merasa Sarita lebih kurus dari sebelumnya.

Kisah CintaWhere stories live. Discover now