bagian 3

7K 206 5
                                    

Tak terasa sudah satu tahun ida dipesantren AN NUR.

Dulu Ida merasa pesantren ini menjadi neraka keduanya, tapi sekarang dia benar-benar menikmati hari-hari indah dipesantren.
Dia mendaptkan teman yang senasib dengannya, yaitu Jauhara yang biasa dia panggil Ara.
Jauhara nasibnya tak jauh dari Ida, hidup terkekang dan setiap hari harus menghafal kitab-kitab kuning.

Jauhara anak ketua MUI di kalimantan, tapi dia mengaku anak orang biasa dipesantrennya, karena waktu daftar ke pesantren dia hanya ditemani kakaknya yang nyantri di lirboyo.
Ida merasa banyak kecocokan dengan Juhara, sama-sama gadis pembangkang, ceroboh dan tidak suka persaingan, suka membaca novel, komik, nonton film.

Meskipun mereka dirumah sudah menghafal kitab sampai alfiyah, dan juga di ajari kitab-kitab tua(kitab yang tingkatnnya tinggi).
Tapi mereka dipesantren tetap masuk ke kelas satu seperti anak baru  lainnya, meskipun disaat santri hafalan mereka malah membaca dedektif Conan dan Sherlock holmes.

-----

"Ada kabar baru, katanya ustadz Ali menjalin hubungan dengan Likah,itu lho most wanted nya pondok puteri" cerita vina.

"Terus kita disuruh nyanyi sambil koprol gitu" celetuk Jauhara.

"Maulud sebentar lagi, pasti ada lomba Qoriah, jadi mau tak mau kita tiap jumat harus ikut pelajaran Qiro, kalau tiap kamar tak ada yang tampil kita akan dikenakan sanksi" ucap Latif mengalihkan pembicaraan, karena gosip tentang ustadz Ali hanya akan membuat semakin tak sehat kehidupan dipondok puteri.

"Ya deh.. kayaknya kata-kata itu buat aku dan Ara, ntar kita ikut" ucap Ida, Ida sadar hanya dia dan Ara yang selalu bolos kegiatan Qiroah.

"Yess, tiap lomba kamar kita tak pernah mendapat juara sungguh ajaib bukan" timpal Dwi.

"Nanti aku daftarkan ke on the spot, salah satu keajaiban dunia kamar ndeso tak pernah juara" seloroh ara.
Disambut tawa seisi kamar.

"Udah jam empat yuk berangkat Qiro, nanti kalau telat dihukum lho" ucap vina.

Mereka berenam pun berangkat Qiroah, yang bertempat di gedung madrasah diniyah.

##

Pelajaran Qiroah pun dimulai.

Pantas dia menjadi idola, dan hampir semua santri puteri berharap mendapatkan hatinya, dia seorang huffadz lulusan pesantren kyai arwani kudus, wajahnya tampan, suaranya merdu,t atapan matanya tajam, bikin hati meleleh batin Ida.

Ida segera tersadar dari lamunanya, ketika dia melihat satu persatu santri mengulang ayat yang di ajarkan.

"Mati aku, aku gak bisa" bisik ida di telinga Ara.

Ida pun gemetar, dia baru sadar kalau sebentar lagi urutannya.

"Kamu anak baru ya, kok saya baru tau" ucap ali dingin tanpa memandang wajah Ida.

"Iya ustadz" jawab Ida.

"Berhubung kamu anak baru, saya akan ulangi ayatnya dan nanti kamu tiru"

Lalu Ali segera melafadkan ayat Quran surah  Annisa.

Keringat dingin bercucuran di tubuh Ida, tubuhnya terasa kaku dan lidahnya terasa kelu, dengan suara lirih dan gemetar  Ida menirukan ustadz Ali.

"Ulangi sampai sepuluh kali" ucap ali perintah Ali.

''Rasanya mau kutendang saja sampai laut selatan, satu kali saja udah hancur kok malah sepuluh kali' batin ida, tanpa sadar Ida memberengutkan bibirnya kebiasaan dia kalau kesal.

Ida lebih suka bersolawat atau bernyanyi, dia kesulitan kalau disuruh Qiroah, berbeda dengan J, Jauhara, ternyata dia sangat pandai Qoriah, suaranya merdu  dan sangat lembut.


tbc

Cinta Dipesantren (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang