1. Surat cinta untuk Udin

114K 6.9K 363
                                    

Dear, Udin.

Perempuan itu ibarat kembang. Sedangkan laki-laki itu ibarat kumbang. Jadi, mana mungkin kembang mendekati kumbang duluan.

• • •

Sedetik setelah bel istirahat berdering, lelaki berambut klimis itu langsung bergegas ke toilet. Merapikan ikatan dasinya di hadapan cermin besar toilet sekolahnya. Memastikan tidak ada cabai atau kotoran gigi yang menyelip di sela-sela deretan kawat giginya. Ketika sedang asyik bercermin, tiba-tiba saja seekor semut tanpa permisi bermain-main di bingkai kacamatanya.

Dengan sigap pemilik nama lengkap Sarudin itu melepas kacamatanya. Menilik semut itu lamat-lamat. "Tidak sopan kamu, semut!" bentaknya. Sesaat kemudian Udin memberi uap napas pada kacamatanya. Cukup sekali tiup, semut itu mati dan terjatuh ke lantai akibat napas ajaib dari mulut Udin.

Udin mengelap kacamatanya dengan tisu yang diambil dari dalam bilik toilet sampai mengkilat.Setelah semuanya siap, dengan perasaan super duper bahagia, Udin berjalan mendekati dua gadis yang sedang bercengkrama sambil menikmati siomay pedas di kantin.

"Neng Ella!" pekik Udin memanggil salah satu dari mereka.

Dua-duanya menoleh ke sumber suara. Dilihatnya Udin memaparkan senyum tiga jari. Sehingga salah satu dari mereka yang merasa disebut namanya, mendelik kesal.

"Apaan sih, lo! Neng Ella Neng Ella, nama gue tuh, Gabriella. Panggil gue Gabby!" Seseorang yang mendapat julukan primadona sekolah di SMA Ellegard itu memang paling tidak suka dengan panggilan yang diberikan Udin.

"Biarin aja, By. Lagi juga itu kan hak dia mau manggil lo apa aja," ucap gadis satunya lagi, yang dari tadi justru terkekeh sendiri.

"Kalau gak mau kena marah juga, lo mending diem dulu, Na!" titah Gabby pada gadis tersebut. Gabby belum tau, kalau temannya itu adalah biang dari kelakuan aneh Udin saat ini.

Mendengar tanggapan Gabby, Udin malah tersipu malu. "Neng Ella jangan sok marahin Udin, deh."

Gabby melotot. "Idih idih, kenapa lo? Ayan dadakan?"

"Makasih ya, Neng Ella! Udin udah baca, kok, suratnya. Udin gak nyangka kalau Neng Ella juga ada perasaan sama Udin," katanya malu-malu.

"Surat?!" tanya Gabby dengan sekali hentakkan.

Udin mengangguk sembari tersenyum memaparkan gigi kawatnya. Menyodorkan sebuah amplop bermotif bunga-bunga pada Gabby. Dengan rasa penasaran bercampur kesal, Gabby mengeluarkan lipatan kertas dari dalamnya.

Dear Udin,

Indahnya bulan, tak seindah parasmu. Manisnya gula, tak mampu mengalahkan manisnya senyummu. Bukan Ella tak suka. Bukan Ella tak cinta. Tapi... Ella malu. Perempuan itu ibarat kembang. Sedangkan laki-laki itu ibarat kumbang. Jadi, mana mungkin kembang mendekati kumbang duluan.

Salam manis,
Gabriella (Neng Ellanya Udin)

Selesai membaca, Gabby meremas-remas kertas itu. Matanya menatap Udin nanar. "RAINA!!!" teriaknya dengan perasaan kesal yang berkecamuk di dalam dirinya.

Tapi naas, sosok Raina yang semula berdiri di sampingnya kini lenyap begitu saja. Dia tau, meskipun sahabat, kalau sudah seperti ini Gabby tidak akan segan-segan menjambak rambutnya sampai rontok.

Baru saja mengambil satu langkah untuk mengejar Raina, Udin menahan pergelangan tangan Gabby. "Neng Ella mau ke mana?" tanya Udin polos.

"Mau gue ke mana kek, itu bukan urusan lo!" bentak Gabby seraya melepaskan tangan Udin dengan kasar.

Hazel Eyes [DITERBITKAN OLEH AKSARA PLUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang