c9

1K 170 8
                                    

"Appa..."

" Pulang sekarang juga!" Perkataan tegas sang ayah membuat Suzy langsung panik. Dia segera berlari menghindar dari penglihatan orang-orang dan berbisik pada ponsel nya.

"Aku tak bisa, Appa."

"Apa nya yang tak bisa!? Di sana ada pintu keluar kan?!! Apa perlu Appa kesana untuk menjemput mu?!!"

"Aku bahkan belum memulai apa pun." Suzy berkeras. "Perjanjian nya tidak memperbolehkan aku kembali sebelum aku membawa berkas itu padanya."

"Bagus kau belum memulai nya! Sekarang kau pulang!"

"Appa.."  Suzy merengek, frustasi karena kekeraskepalaan ayahnya. Biar bagaimana pun, gen itu menurun pada Suzy. Dia tentu tidak akan mau mengalah dan ikut menjadi keras kepala seperti Ayahnya. "Aku akan tetap di sini."

"Ya! Suzy-ya!!!"

"Appa  tak pernah menjelaskan padaku mengapa aku tidak diperbolehkan melakukan ini. Demi tuhan Appa, hutang mu itu tidak main-main. Hanya ini satu-satunya cara!"

"Appa akan meminjam bank! Appa akan melunasi nya, kau... pulang lah, Suzy..."

"Mengutang pada bank? Apa Appa sedang bercanda?! Benda yang kita punya bahkan tak bisa menjadi jaminan nya!"

"Suzy-ya..." Ayahnya memelas. "Mr. Byun adalah pembunuh! Kau akan dibunuh nya jika masih saja keras kepala berurusan dengan nya!"

"Aku pernah di todong pistol dan sampai sekarang masih hidup. Appa terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang belum sama sekali terjadi. Itu lah sifat buruk Appa."

"Suzy-ya..."

"Apa? Appa mau aku kembali dan menggantikan aku disini untuk menyelesaikan misinya? Tidak akan ku izinkan."

"Suzy-ya... dengarkan Appa-"

"Appa yang seharusnya mendengar kan ku, istirahat lah dan jangan khawatirkan aku. Aku janji akan pulang secepatnya. Sampai nanti. Aku sayang Appa."  Tutup Suzy sepihak, mematikan ponsel dan mencabut kasar baterai nya.

Dari pada mencari orang bermarga Lee, ia memilih mencari Chanyeol untuk menuntut janji orang itu padanya.

***

Kim Jongin sedari tadi terdiam mendengar gerutuan panjang lebar Bae dihadapan nya. Meminum kopi paginya santai sembari memeriksa beberapa email yang masuk di tablet nya.

"Jadi... apa dia bilang akan kembali?"

Bae diam saja. Ia begitu geram dengan sosok boss nya yang tak di sangka begitu tega kepada anak satu-satu nya itu. Demi tuhan, Bae cemas dengan keselamatan putri nya.

"Tenang saja, dia bersama dengan Mr. Park. Dia akan baik-baik saja."

"Apa nya yang baik-baik saja?!" Bae membentak dan sejurus kemudian bungkam saat mata tajam Jongin melayang ke arahnya. Leher Bae spontan mengering, membuat pria paruh baya itu dengan segera meneguk kopi yang sengaja disediakan untuknya. Menggerutu dalam diam.

Jongin menghela napas. "Kau ini ayahnya yang menyedihkan. Setidaknya ucapkan terima kasih pada anak mu. Miss Bae telah mengorbankan nyawa untuk mu."

"Aku tak pernah meminta nya..."

"Bagus kalau begitu. Bukan kah lebih baik kau pura-pura tak tau dan nikmati saja uang nya?" Nada tajam milik Jongin membuat Bae menegang seketika. "Seperti apa yang kau perbuat dengan harta milik istrimu." Lanjut Jongin santai.

Over TimeDove le storie prendono vita. Scoprilo ora