1c

269 60 14
                                    


Kemarin sore, Steven memberi tahu ke Audrey bahwa ia akan menjemputnya jam 06.20 pagi.

Sudah tepat jam 06.20 tetapi Steven belum menjemputnya. Hingga suara motor besar terdengar di teras rumah Audrey. Steven tanpa basi-basi langsung menanggil Audrey dan menyuruh ia menaiki motor besarnya.

"Sorry gue telat," kata Steven.

Audrey terdiam dan tidak menjawab ucapan Steven. Saat berada di jalan, Steven mempercepat laju motornya, membelah kota Jakarta dipagi hari, dan dengan terpaksa, tangan Audrey memegang jaket Steven dengan erat.

Hembusan angin terasa kencang, melihat bangunan yang secepat kilat, suara kendaraan melekat ditelinga. Semakin siang, semakin pula Steven membelah jalan Jakarta dengan cepat dan semakin pula Audrey ketakutan.

Dia memeluk tubuh yang hangat, sambil merasakan detak jantung yang terasa. Detak jantung yang mungkin berbeda dari detak seluruh manusia, yang membuat jantung Audrey berdetak lebih kencang. Aroma khas yang elegan semakin membuat dia tidak ingin melepas pelukan itu, ingin rasanya terus dipelukan yang hangat.

Tiba-tiba Steven mengerem mendadak, membuat Audrey terkaget-kaget. Selama 20 menit di jalan, dia merasakan ketenangan sampai akhirnya mereka tiba di sekolah. Steven memarkirkan motornya, Audrey melepaskan pelukan hangatnya dengan enggan.

"Bawain barang gue gih," ucap Steven

"Iya-iya, lo bisa sabar ga sih?" sahut Audrey.

Audrey membawa tas Steven sampai didepan kelas XII 1 IPA dan terlihat Nico, Donny yang tersenyum jahil.

"Udah bawain barangnya aja neng? Udah resmi nih?" ucap Donny

Nico berteriak di kelas "Woy, woy udah ada yang resmi nih."

Audrey hanya bisa menerima ejekan itu dan dia tidak bisa marah karena pasti namanya akan tercoreng, dan pilihan yang tepat saat ini adalah diam.

Tiba-tiba, Steven membela Audrey dengan membalas perkataan Nico dan Donny.

"Lo itu ya, kasian Audrey. Dia bakal bantu gue selama 3 bulan, jadi ga bakal ada apa-apa diantara kita. Itu aja."

Nico dan Donny terdiam, sedangkan Audrey memberikan senyum kemenangan tetapi datang Albert yang mendengar percakapan tadi.

"Masak sih? Gue tantang lo! Kalau selama tiga bulan kedepan lo suka Audrey, lo harus traktir kita-kita selama seminggu. Lo berani? "

"Gue terima tantangan lo Bet," balas Steven.

Audrey yang mendengar itu langsung mengatakan bahwa dia harus segera ke kelas, dengan alasan agar ia tidak telat sampai di kelas.

"Gue balik dulu," kata Audrey

Steven membalasnya dengan senyuman. Perempuan lain yang melihat senyuman Steven pasti akan meleleh-leleh tetapi sayangnya, hanya Audrey yang tidak.

Setelah sampai di kelas XII 8 IPA, Audrey langsung menceritakan ceritanya ke Christin bahwa Steven membuat jantungnya tiba-tiba melebihi ritme jantung normal. Christin hanya merespon dengan memberikan senyuman jahil.

"Artinya, lo bisa suka doi," kata Christin

"Gue ga bisa suka dia, gue udah janji sama diri gue sendiri woy."

"Serah lo deh, Drey."

"Oiya ntar temenin gue ke kantin ya Dre, gue mau beli jus alpukat. "

"Ok"

Saat pelajaran fisika, Audrey terus melamun. Entah pemikirannya penuh rumus fisika atau tentang Steven?hanya dia yang tau.

♡♡♡♡♡


Saat bel istirahat, Audrey dan Christin langsung berjalan ke kantin. Saat berjalan, banyak anak laki-laki yang berlari-lari menuju ke kantin. Perasaan Audrey tiba-tiba tidak nyaman, ingin sekali dia cepat menuju ke kantin.

Saat tiba di kantin, ternyata kantin tengah riuh karena terjadi pertengkaran antara Steven dan Joe. Joe adalah saudara Nico tetapi sifatnya sangat beda. Nico anaknya pendiam tetapi menghargai perempuan sedangkan Joe anaknya brutal dan suka mempermainkan perempuan. Steven tidak suka dengan laki-laki yang mempermainkan hati perempuan karena bagi Steven, perempuan bukanlah wanita biasa tetapi dia adalah ratu seorang raja. Saat bertengkar, CATGO hanya terdiam tidak bisa berkutip karena takut. Donny yang melihat Audrey langsung menghampiri Audrey menyuruh untuk melerai Steven.

"Dre, please lo tolong lerai mereka,"

Audrey menyahut "Gue gamau ikut-ikut masalah beginian dan gue juga takut, sorry. "

Disaat itu juga, kantin semakin riuh karena pertengkaran semakin hebat.
Audrey yang melihat semua pertengkaran itu sudah kehabisan emosi, hingga ia maju kedepan.

"Steven cukup!" Kata audrey membentak Steven.

Steven yang mendengar itu langsung terdiam sedangkan Joe terus memukul Steven hingga terjadi pendarahan di hidung Steven.

Sekali lagi, Audrey membentak "Lo bisa diem ga sih, Jo? Mau gue laporin ke kepsek?"

"Hai Drey, lo manis banget. Gausah marah bisa kan Drey? ini masalah cowok, lo sebagai cewe gausah sok tau. Oiya, denger-denger, selama sejarah SMA ini, lo itu ketua osis yang paling ga bener kerjanya. "

Satu tonjokan tepat mengenai pipi Joe. Steven yang mendengar ucapan Joe langsung geram dan langsung menarik seragam Joe.

"Sekali lagi lo rendahin perempuan, berarti lo itu cowok ga guna!" kata Steven.

"Oh, emang semua perempuan disini punya lo? Engga kan?Gausah sok pahlawan deh!"

"Ya emang mereka bukan punya gue tapi seenggaknya gue menghargai perempuan, ga kayak elo!"

Keadaan kantin langsung hening dan tidak ada yang berbicara satupun.

"Dan inget satu hal lagi, jangan sekali-kali rendahin Audrey kayak gitu, dia itu ga seperti yang elo pikir dan jangan macem-macem lagi sama dia, gue udah muak sama lo."

Terlihat senyum kecil dan warna merah di pipi Audrey saat mendengar perkataan Steven.

"Lo suka kan sama Audrey? jujur aja gampang."

Steven terdiam. Joe langsung berdiri, dibantu gerombolannya dan yang lain masih di kantin. CATGO, Christin, Audrey memilih meja yang sama sehingga mereka duduk bersama. Steven yang menyadari perkataannya tadi langsung meminta maaf ke Audrey.

"Sorry gue ga bermaksud sebut nama lo tadi." bisik Steven.

"It's okay Stev,"

"Oke sorry ya, jangan geer, lagian gue ga suka sama anak yang pendiem banget kayak elo kok, lo bisa tenang."

Saat mendengar itu, Adrey yang semula-mula berpipi merah pelan-pelan berubah cemberut. Entah kenapa dadanya terasa sesak, padahal sebelumnya Audrey tidak pernah merasakan sesesak itu. Steven bingung karena setelah perkataannya tadi, sifat Audrey langsung berubah 180°.

"Apa gue salah?" tanya Steven ke Audrey.

Audrey hanya terdiam tetapi ternyata ia menjawab didalam hati.

--Ya, lo salah. Gue bukan cewek kayak yang lo kira, Stev. Lo belum gue lebih jauh lagi. --

"Balik aja yuk, Dre."

Ajakan Christin langsung diterima oleh Audrey tanpa basa-basi. Sekarang, Steven hanya melihat sosok Audrey yang perlahan-lahan jauh dari dirinya.

Jangan lupa vote and comment ya!!
Jangan jadi silent readers hehe, tolong di vomment ya:))
Thanks♡

LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang