16. Sehari

3.7K 771 9
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari ini Cherin pulang dari kampus sedikit lebih siang, biasanya jadwal kuliahnya akan selesai sore hari. Tapi kali ini pulang lebih awal. Tapi sepertinya bosan juga kalau langsung pulang ke rumah. Ia ingin main tetapi teman-temannya sudah punya jadwal main bersama gebetannya. Hmmm.



LINE !

Kak Tendra

Dek, tunggu gue depan gerbang ya. Main sama gue hari ini :)





"Lah tumben amat nge-line dulu. Biasanya aja langsung muncul itu orang," gumam Cherin heran setelah membaca pesan line yang masuk pada ponselnya.

Cherin kemudian mulai berjalan menuju gerbang kampusnya. Ia akan menunggu Tendra. Ya, lumayan bisa main 'kan akhirnya. Siapa tahu ia dapat bonus ditraktir makan juga hehe.



Tin tin


Suara klakson motor menyadarkan Cherin dari lamunannya, Cherin kemudian menoleh dan melihat Tendra dengan motor pink-nya. Cherin kemudian berjalan menghampiri Tendra yang tersenyum itu.

"Tumben ngajak jalan pake nge-line dulu?" tanya Cherin kemudian.

"Lah, emang maunya gimana? Gue ngasih kejutan dengan muncul tiba-tiba gitu?" tanya Tendra sambil memberikan salah satu helm-nya pada Cherin. Skakmat. Cherin terdiam, lalu menerima helm yang diberikan oleh Tendra. Kemudian setelah memakai helm itu, ia langsung naik ke atas motor Tendra.

"Kita mau kemana?" tanya Cherin.

"Kemana ya? Makan yuk. Kan udah siang nih, pasti laper 'kan," saran Tendra saat ia merasakan jika perutnya ini mulai terasa kosong dan butuh diisi.

"Ditraktir 'kan?" tanya Cherin penuh harap. Maaf ya kalau Cherin seperti tak tahu diri. Ya maklumlah, masalahnya ini tanggal tua dan dia belumm mendapatkan jatah uang bulanannya lagi.

"Boleh. Lagi banyak duit juga sih," balas Tendra dengan sombongnya, kemudian lelaki itu terkekeh.

"Idih, sombong seekali kamu ya," ujar Cherin yang ikut terkekeh itu. Kemudian motor Tendra mulai melaju meninggalkan kampus.



ㅡㅡㅡ



Di Kaefsi.

"Kenapa milih kaefsi ? Kenapa nggak di mekdi aja sih?" Tendra protes karena tempat makannya tak sesuai yang ia harapkan. Ya siapa suruh saat perjalanan tadi Tendra bertanya pada Cherin ingin makan di mana. Bukan salah Cherin juga 'kan.

"Lebih suka di sini aja. Selera gue banget gitu," jawab Cherin sambil memakan burgernya. 

"Ya udah deh di makan. Nah, mumpung di sini abis ini kita ke fun world ya. Udah lama nggak main di sana," pinta Tendra, kemudian Tendra mulai memakan pesanannya juga.

"Boleh boleh. Aku juga udah lama nggak maen di sana Kak," ujar Cherin senang. Tidak sia-sia bukan ia main bersama Tendra begini.

"Aku? Ciee 'aku' pakainya," goda Tendra saat ia sadar bahwa gadis itu mulai mengganti kata gantinya, selanjutnya Cherin menatap Tendra dengan tatapan datar.

"Ih belepotan tuh," ujar Tendra saat melihat saus di bibir Cherin. Tendra kemudian mengambil tisu lalu mengelap ujung bibir Cherin pelan. Setelah itu Tendra tersenyum dengan sangat manis, tropical float saja kalah manis dengan senyuman Tendra ini. Cih, drama.




ㅡㅡㅡ



Fun World.

"Mbak isi saldo kartunya lima ratus ribu ya," pinta Tendra sambil memberikan kartunya.

"Banyak banget?!" Cherin terkejut saat mendengar Tendra minta diisi'kan saldonya sebanyak itu. Mau main apa saja memangnya mereka sih?!

"Biar bisa lama-lama sama kamu mainnya," jawab Tendra dengan lancarnya, bahkan lagi-lagi lelaki itu memberikan senyum manisnya pada Cherin. Cherin bisa-bisa diabetes jika seperti ini terus.

"Main apa ya?" tanya Tendra sambil melihat-lihat permainan yang ada di sana.

"Basket yuk, Kak!" ajak Cherin sambil menunjuk game basket di ujung.

"Yuk deh!" Tendra menyetujui ajakan Cherin. Keduanya langsung menuju permainan basket. Tendra kemudian meminta tanding pada Cherin. Score siapa nanti yang paling besar dia yang akan menang. Dan akhirnya Cherin juga yang kalah 'kan. Tentu saja, mana Cherin tahu kalau dulu Tendra itu mantan pemain basket di sekolahnya.

"Ciee kalaah," goda Tendra sambil mencubiti pelan lengan Cherin. Cherin cemberut.

"Dih, biarin orang cuma mainan. Wleee," ujar Cherin tak mau kalah. Ia menjulurkan lidahnya pada Tendra saking kesalnya, dan Tendra malah tertawa. Menyebalkan. 

"Ih ih ih, ambil boneka yuuuuk!!" Cherin tiba-tiba menarik tangan Tendra kearah mesin capit boneka.

"Mau yang mana emang?" tanya Tendra saat mereka berada di depan mesin capit boneka itu.

"Yang bebeeeek! Iih lucu bangeeet," ujar Cherin gemas sambil terus melihat boneka bebek di dalam mesin itu, matanya jadi berbinar-binar saking inginnya. Tentu saja, hal itu membuat Tendra merasa gemas juga jadinya 'kan. Uhhh.

"Bentar ya," ujar Tendra. Lalu ia menggesekkan kartunya dan dengan serius mulai memainkan permainan itu.

Namun, setengah jam sudah berlalu dan Tendra tidak mendapatkan apa-apa. Cherin sampai menyenderkan punggungnya dimesin boneka itu karena lelah.

"Udahlah, Kak. Main yang lain aja yuk!" ujar Cherin kemudian. Tak lupa ia juga tersenyum karena tak ingin membuat Tendra sedih.

"Maaf ya nggak dapetin bonekanya," kata Tendra menyesal, Cherin kembali tersenyum kemudian menepuk-nepuk pundak Tendra agar Tendra merasa tenang.

"Nggak apa-apa kok Kak, santai aja," balas Cherin lagi.

Dan akhirnya, mereka berdua beralih memaikan permainan yang lain. Mereka memaikan apa saja yang ada di sana, sampai ke game karoke yang sekali menggesek kartu harganya itu lima ribu. Dan karena terlalu asyik, tak terasa kini sudah sore saja. Cherin kemudian meminta untuk pulang karena ia belum mengerjakan tugas akuntansinya.

"Makasih ya buat hari ini," ujar Tendra saat Cherin turun dari motornya.

"Makasih juga loh, Kak," balas Cherin sambil tersenyum.

"Nggak mampir dulu, Kak?" tawar Cherin kemudian.

"Nggak udah terlalu sore, kapan-kapan aja ketemu sama Mamah mertuanya," ujar Tendra bercanda, lalu ia tersenyum.

"Bye honey!" ujar Tendra lalu pergi.

"Apaan sih honey honey," ujar Cherin datar lalu ia masuk ke dalam rumahnya.

Tapi jujur saja sih, dia senang sekali hari ini bisa seharian bersama Tendra. Biasanya ia kesal jika berdekatan dengan Tendra. Namun kali ini, kenapa rasanya berbeda ya. Jangan-jangan....... ia benar-benar suka dengan Tendra?






Asisten Dosen | Ten✔ [revisi]Where stories live. Discover now