24. Masih Bingung

2.9K 624 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cherin berjalan menuju kelasnya dengan linglung, tentu ini karena ia masih bingung akan memilih siapa. Wikan yang pernah ada di hidupnya atau buka lembaran baru bersama Tendra?

Dan hari ini juga full sekali mata kuliahnya dari pagi sampai sore. Cherin sih inginnya tiba-tiba ada Dosennya yang tidak bisa hadir, tak apa kalau harus ganti hari, asalkan Cherin bisa menenangkan otaknya sebentar.

"Ngelamun aja." Binar menepuk pundak Cherin ketika gadis itu baru datang dan berjalan di samping Cherin.

"Biasa, lagi pusing aja gitu," jawab Cherin dengan senyumannya yang terpaksa.

"Keapa? Gara-gara ditembak Kak Tendra?" tanya Binar.

"Bisa dibilang gitu sih." jawab Cherin sekenanya.

"Terima aja kali. Lumaayan 'kan AsDos ganteng gitu, ya walau rada pendek sih dibanding sama Kak Jeff." Saran Binar, walau diakhiri dengan sedikit hinaan.

"Sialan. Bilang aja mau ngehina kak Ten, 'kan?" tanya Cherin tak terima.

"Tau aja. Dah ah, buruan masuk kelas yuk!" ajak Binar kemudian.

Binar langsung menarik tangan Cheerin agar cepat masuk ke dalam kelas mereka. Selama di kelas pun Cherin juga tak bisa konsentrasi, saat presentasi ditanya A jawabnya O, kan bikin Sisi geregetan!

"Ah ellah, lo mah. Kalau nggak bisa jawab ya nggak usah sok-sokan jawab, biarin gue aja yang jawab!" Sisi mulai mengomel saat mereka sampai di kantin untuk istirahat.

"Apaan sih, gue bisa kok cuma tadi tuh lagi banyak pikiran jadi belibet jawabnya." Sanggah Cherin yang tak terima.

"Udah ih, gitu aja berantem. Yang penting udah selesai 'kan persentasinya?" ujar Nia menengahi pertengkaran kecil di antara kedua temannya itu.

"Ih ih ih, RP-nya Kihyun Monsta X nembak gueee. Gue jawab apa?" tanya Nia tiba-tiba.

"Terserah." ㅡ Cherin

"Pergi aja sana." ㅡ Sisi

"Yuta mau dikemanain?" ㅡ Binar


ㅡㅡㅡ



Saat mereka di kantin, tepat saat itu juga Tendra dan gerombolannya lewat. Iya, tentu saja termasuk Wikan pastinya. Tendra yang melihat Cherin langsung berjalan menghampiri Cherin.

"Kenapa kemarin lari?" tanya Tendra, tanpa permisi ia duduk di hadapan Cherin.

"Ya masa langsung jawab sih," jawab Cherin simple.

"Pulang bareng mau?" tanya Tendra kemudian.

Cherin terdiam, ia takut kalau nanti pulang dengan Tendra akhirnya akan dipaksa menjawab pernyataannya lagi.

"Cherin pulang sama gue!" ujar seseorang tiba-tiba.

Semuanya menoleh ke sumber suara. Cherin melongo saat melihat siapa orang itu. Kok bisa ke sini?

"Lo siapa?" tanya Tendra, ia langsung berdiri kemudian menghampiri orang itu dengan wajah seriusnya. Cherin bahkan tak sempat menahan Tendra.

"Kenar. Ke-nar" eja Kenar. Ya, orang itu adalah Kenar yang entah mengapa sekarang ada di kantin kampus Cherin.

"Kenar?" ulang Tendra dengan kening yang berkerut, Kenar mengangguk.

"Ya ampuun! Kakak ipaaar. Apa kabar?" tanya Tendra sok akrab, bahkan Tendra menyalimi Kenar. Ia ingat Cherin pernah mengungkit soal Kenar dulu.

"Kamu, Tendra?" tanya Kenar kemudian.

"Waaah, Abang kok tau saya?" tanya Tendra senang. Lampu hijau untuknya karena ia dikenal oleh Kakak gebetannya sendiri.

"Tau lah, kata Cherin kamu pendek soalnya. Jadi saya apal," jawab Kenar seadanya, dan setelahnya Tendra langsung duduk kembali di tempatnya.

"Mas ngapain di sini?" tanya Cherin heran. Jelas lah heran, Kenar 'kan kalau pulang ke rumah pasti seharian hanya akan tidur dan bermain PSP kesayangannya, tak akan ingat Adik sama keluarga. Haha.

"Mau jemput kamu lah," jawab Kenar santai.

"Lah, orang aku balik jam lima," jawab Cherin sambil menunjukkan lima jarinya pada Kenar.

"Jam lima? Oooh." Kenar ber-oh ria sambil mengangguk-angguk.

"Mau nungguin?" tanya Cherin lagi.

"Nggak tau, lihat nanti aja deh. Bye!" Kenar kemudian pergi begitu saja dan membuat teman-teman Cherin keheranan.

"Sumpah, tuh orang dateng tiba-tiba terus pulang juga kayak gitu," ujar Cherin sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan aneh dari Kakak-nya.

"Mending suruh dia balik ke Nenek lo yang ada di Jogja aja deh," saran Nia yang juga bingung dengan sikap Kenar.

"Balik sama gue nggak?" Tendra bertanya lagi karena tadi Cherin belum menjawab tawarannya.

"Kan tadi Kakak denger sendiri," jawab Cherin.

"Ya udah, gue balik ke meja gue kalau gitu," ujar Tendra kemudian berdiri, tapi ia menoleh lagi pada Cherin sebelum ia pergi.

"Jangan hindarin gue ya Rin," ujar Tendra pelan lalu pergi. Cherin mengembuskan napas panjang mendengar hal itu. Ia juga tak mau menghindari Tendra kok, tapi hatinya belum siap untuk saat ini.









Asisten Dosen | Ten✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang