Two

49 5 0
                                    

"Apapun yang kau katakan, ku tak peduli sama sekali" - Natasha


Author's POV

Keesokan harinya, Natasha didaftarkan disekolah ternama didaerah sekitar rumahnya. Mamanya menasihatinya untuk tidak berbuat hal aneh yang memalukan.

"Pokoknya jangan aneh-aneh di sana ya sayang" ujarnya.

"Ck.. Sejak kapan gue dinasehatin kayak gini? Hih, horor" jawabnya ketus sambil berjalan menuju mobil dan berlalu begitu saja meninggalkan mamanya.

"Sha!" panggil mamanya.

Mereka masuk ke mobil. Suasananya ramai karena knalpot kendaraan diluaran sana, bukan ramai karena obrolan mereka. Mustahil, kenapa? Karena setelah sebulan ini semuanya berubah begitu saja. Haha, memang lucu ya takdir itu? Mempermainkannya sesuka hati.

"Sha..", panggil mamanya lirih. Tak ada respon. "Mama minta maaf karena --", perkataanya terpotong dan itu memang tak sopan.

"Apa? Gak ada yang perlu mama bahas. Udahlah. Lagian apa sih keuntungannya mama minta maaf? Nihil tau gak?!" nadanya tinggi.

"Iya ok" jawab mamanya.

Tak ada lagi obrolan karena Natasha sudah membungkam suasa. Entah kapan ia akan kembali menjadi Natasha yang dulu. Yang selalu ceria, baik hati, ramah, penyayang, sopan, pintar dan masih banyak lagi. Ia dulu 'pernah' menjadi perempuan ideal dan idaman.

Tapi itu, dulu.

***

Dia diturunkan di depan gerbang sekolah barunya. Mamanya tak bisa mengantarnya karena ada rapat yang harus ia hadiri. Sudah biasa -_-"

"Mama pergi, have a good day sayang" ujarnya berpamitan.

"Ck. Sok romantis, fiuh" ujarnya ketus.

Mamanya pun hanya diam mendengar jawaban anaknya itu. Kaca mobil pun perlahan menaik. Dan mobil itu pun berlalu.

Natasha's POV

"Percuma gitu ke gue, gak akan gue respon".

Aku malas pergi sekolah. Tak akan dapat apapun -menurut gue- kecuali tatapan sinis. I don't care what the other say.

Tepat di seberang sana ada kafe kecil. Berhubung masih lama jam masuk, jadi aku memutuskan untuk membawa diriku ke sana. Caramel macchiato ada kali ya?

Pintu cafe terbuka secara otomatis. Interior nya waw sekali. Meskipun kafe kecil-kecilan, tapi propertinya kreatif sekali. But wait sha! Kenapa gue kayak kritikus ya?

"Pesan apa mba?" tawarnya.

"Caramel macchiato sama pancakenya satu"

"Tunggu sebentar ya mba"

"Hm"

Sambil menunggu pesanan, aku membukan handphoneku. Satu pesan dari Mama. Apalagi?

Mama : Sha, dah dapet tempat duduk kan? Sama siapa? Sukses ya sayang ...

Kurang kerjaan emang. Pesan seperti ini tak perlu ku balas. Hanya cukup mengatakan dalama hati "cukup tau".

"Silahkan mba. Ini pesanannya. Selamat menikmati"

Bawel amat sih ni orang. Tinggal kasih aja ribet amat.

"..."

Aku menyimpan handphoneku dan langsung menyantap makanan yang sudah sedia. Aku tak peduli kalau aku kelamaan di sini dan akan terlambat ke sekolah. Bukan aku yang mau kan?

Senja & PelangiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin