BOLOS

15 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah saya bisa update

_oOo_
Aku masih manusia jadi
Aku masih punya rasa malu

_authour_

Pagi indah dengan sambutan matahari menghangatkan bumi setelah dinginnya malam. Keindahan bumi mulai tampak setelah gelapnya malam.

Aku yang sudah bangun dari sepertiga malam turun ke bawah dengan baju tidur doraemon kesayanganku.

"Bunda, mau masak apa?"

"Mau masak nasgor, sini bantu Bunda,"

Aku pun membantu Bunda memasak didapur. Aku memang masih terbayang - bayang wajah Kak Zain, dan ingin rasanya untuk menghilang.

"Bun, kok kenal Kak Zain?"
"Iya lah, dia kan sering ke toko kue Bunda,"

Apa? Kak Zain sering ke toko kue Bunda, berarti udah lama dong bunda kenal.

"Kenapa?"
"Nggak Bun, cuman penasaran aja," gigiku pun berderet bersatu dengan senyum.
"Bun, gimana kalau..."

"Oh iya, kamu potong cabenya sayang!" Perintah Bunda yang memotong ucapanku.
"Iya Bunda."

..........

Harum nasi goreng buatan Bunda menguasai diseluruh rumah.

"Hemmm nggak sabar buat sarapan,"

Bunda hanya mengelus kepalaku.

"Wah Bunda masak apa buat sarapan?" Kak Binar datang.

"Yang masak mah Nissa bukan Bunda,"
"Loe? Nggak percaya,"
"Emang jangan percaya sama Aku nanti musyrik!"
"Emang, gue bisa sesat kalau ama loe,"

"Binar jangan pakai loe gue apa kalau dirumah," papa ngomel.

Lidahku pun menjulur mengejek kakak ku terganteng seantero dunia versi Aku.

"Maaf Pa, maaf Bun, maaf adikku yang terimut sejagad raya,"
"Kakak pipi Nissa sakit,"
"Biarin,"
"Kakak!"

Bunda dan Papa hanya tertawa melihat tingkah laku ku dan Kak Binar.

"Loh kok jam segini kok nggak mandi?"
"Bunda nyuruh Nissa buat istirahat,"
"Ooooo"

Kak Binar langsung yang biasa duduk di samping papa berubah ke samping ku,

"Ngapain?"
"Adikku tercintah ini takutkan?"
"Nggak lah ini tuh demi kesehatan," aku ngeles.
"Nggak takut sama senior, kayaknya adik kelas gue itu pada cakep- cakep, lumayan lah,"

Iya lah kak Binar kan dulu juga disekolah yang sama, kadi senior sekarang termasuk kak Zain itu junior kak Binar.

"Terus kenapa?"
"Ya, udah ada yang nyasar belum?"
"Nyasar? Laporin aja ama Pak Fahri beliau kan polisi,"

Kak binar tepuk jidat mendengarkan kalimat ku yang emang aku buat polos.

Maaf ya kakak Aku bohong....

"Masuk kapan dek?"
Widih kakak ku berubah nih, tapi aku harus hati-hati sepertinya ini bagian dari jebakan.

"Bunda, kapan sih Nissa masuk?" Pura pura nggak tahu.
"Kamis sayang,"
"Kamis Bun?" Papa dan Kak Binar berbarengan.
Bunda mengangguk.

Aku hanya bisa memasang wajah polos, tapi batinku berteriak gembira. Ya iya lah Aku nggak bakalan ketemu sama senior sok garang Kak Zain.

"Enak banget, dulu aja Binar harus kesiksa sekarang Bunda malah,"
"Kamu masak mau disamain sama perempuan?"
"Bener, masak kakak mau sih?" Sindirku.

"Terserah, bunda jahat,"
"Lucunya kakakku," dicubit pipinya yang nggak berisi dan hitam,
"Peluk," Kak Binar merengek.
"Siapa?"
"Kakak, libur ah biar sama kamu,"
Aku pun memeluk Kak Binar.

"Ih kakak mah emang nggak ada kuliah, ini kan selasa," Bunda menyela adegan ini.

Hanya deretan gigi putih yang berderet di senyuman kak Binar.
"Kak nanti kalau kakak udah punya orang kakak masih meluk Nissa nggak?"
"Masih dong kamu kan kesayangan kakak," kak Binar mempererat pelukan.
"Beneran?"
"Bener,"
"Nanti kalau dia cemburu gimana?"
"Berarti kakak nggak jadi,"
Aku melepas pelukan karena kaget
"Iya lah orang yang nanti sama kakak harus terima keluarga kakak dulu baru kakak,"

Aku memeluknya lagi,
"Seneng?"
Aku hanya mengangguk.
"Aduh so sweet banget anak Bunda,"
"Anak Papa juga,"
"Ih Papa, anak Bunda lah,"
"Anak Papa juga Bun,"

"Papa Bunda sehari aja nggak membahas anak siapa, bukan udah jelas di akte kalau anak kalian," kak Binar sebal karena acara romantisnya terganggu oleh Papa dan Bunda.

"Iya iya," jawab Papa sama Bunda.
"Kak, gimana kalau ke toko buku aja?"
"Boleh,"
"Ke toko Bunda ya bantuin Bunda,"
"Iya Bun, dek kebiasaan bolos cuman kali ini aja ya, takut kebiasaan,"
"Siap!"

Tenang kakak ku, ini cuman karena Aku yang terlanjur malu sama Kak Zain dan karena ketidak mampuanku untuk bisa mengatasi rasa takut maka Aku bolos. Lain kali nggak akan ada kata bolos sekolah.

_oOo_

Alhamdulillah, selesai part 3. Happy reading nya....
Jangan luva vote dan comment!
Laf laf laf laf ♡♡♡♡

Ketika Aku Simpan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang