Bosan

14 1 0
                                    

Assalamualaikum readers.....
.
.
.
.

Benar saja hari ini Aku hanya berdiam diri dirumah sendiri, tanpa ada orang lain. Hanya sedikit - sedikit main hp, nyalain televisi, dengerin suara oppa - oppa EXO yang luar biasa.

Galau bukan main.
Apalagi denger - denger abang Muzzamil udah nikah aja ama kak Sonia.
Jadi patah hati gituhhh....
Udah gitu Aku sampai nggak bisa ngrasain hari patah hati international karena Songsong couple...
Ya karena kesibukan ku di pesantren kemarin.
Gini gini aku udah lama tinggal di pesantren, dan baru pekan pekan ini aku keluar dan hidup bersama Papa Danu dan Mama Dania, tidak lupa Kakak daku tercinta Kak Binar.

Namun, hari ini lebih tepat nya pagi ini semua harus le tempat masing masing, Papa kekantor, Mama ke toko kuenya, dan Kakak harus kuliah.
Disini hanya Allah dan Aku.

"Tidak menarik,"
Gumanku mengomentari acara televisi.

"Menyesal,"

Selanjutnya Aku menemui ide,
"Pergi ke toko Mama ajalah,"
.
.
.
.
.
Ditoko Mama.....

"Assalamualaikum Ma,"
"Walaikumsalam, kamu disini Saa, sini bantuin Mama,"

Aku lansung menemui Mama yang memang terlihat kerepotan.
"Kenapa mama sendiri?"
"Kan diluar ramai Saa, jadi biar Bang Hanan sama Tehh Icha fokus didepan."

Mama itu bukanya pelit ya, memang dari dulu usaha kecil Mama hanya bisa menyediakan 3 karyawan saja. Seperti kali ini. Bang Hanan itu yang suka antarin kue - kue pesanan, Tehh Icha bagian kasir, dan bagian etalase juga, satu lagi Tehh Nunung beliau paling tua di sini walaupun tuaan Mama, beliau bagian dapur, lebih lengkapnya dapur ada mama, kadang Bang Hanan juga membantu sana sini.
Gaji disini dibedakan karena jasanya, dan tanggung jawabnya, jadi sudah kesepakatan bersama jika mereka saling berbeda satu sama lain.

"Ma, nggak mau nambah karyawan?"
"Mau, tapi belum ada yang pas Nissa "

"Oh,"
Tehh nunung tiba tiba datang.
"Ehh Neng Nissa ada disini,"
"Iya tehh," Aku tersenyum.
"Bukannya udah MOS ya, kog nggak masuk?"
Aduuhhh.... tehh Nunung kenapa harus ditanya tentang MOS dan sekolah sihhh.

"Kemarin Nissa pingsan Nung, makanya saya biarkan saja nggak masuk,"
"Iya, lagian Neng Nissa mah darah rendah, suka kurang juga kan Hb nya. Malah bahaya nanti atuhh,"

Aku hanya senyam senyum di manja kaya gini.
Benar benar beda sama di pesantren.

"Bu, Bu Wahid datang,"
"Iya, Han. Sini kamu bungkus saja kue di meja nomer 1, Nissa bantuin Bang Hanan ya,"

Aku segera bbangkit dari membantu Mama mengaduk adonan beralih menyusul Bang Hanan.

"Bang Nissa yang sebelah sini ya,"
"Iya dek apa yang nggak buat kamu," dia tersenyum hingga kedung pipi nya keluar dengan sempurna.

"Hhhaaa" tawa ku hambar.
Dia masih saja tersenyum sambil membungkus kue.

Mitos kak Binar, kak Hanan yang kuliah malam ini memang ada rasa ke aku.
Katanya,
Tapi biarkanlah, soalnya kata kata kak Binar tuh kadang nggak perlu didengar karena sebagian besar mitos bikin baper berkepanjangan.

.....

"Bu Wahid Assalamualaikum."
"Wallaikumsalam, mana Bu pesanan saya,"
"Bentar bu baru di hitung dikasir,"
"Maaf ya bu lama,"

Aku pegal sekali menunggu Tehh Icha menghitung bon,
"Udah belum Tehh ?"
"Iya ini, tinggal ngasih kembali an, sekaliannya,"
"Sini Abang bawa aja, kamu bawa kue nya aja,"

Bang Hanan perhatian banget deh.
Aku hanya biasa saja, dan ngak mau telihat baper.

"Mama,"
"Ini bu,"

Ma sha Allah, aku terbelalak melihat sosok didepan ku.
Zain
Iya kakak kelas ku.
Iya senior yang menghukumku, hingga dia mengacamku dengan hutang lari yang kurang 2 putaran.

Aku menelan ludah dalam - dalam.
Ketahuan lah Aku kalau bolos.

"Nissa,"
"Iya Ma,"
"Kamu yang sopan, ini Zain kakak kelas kamu kan, seenggaknya kamu beri salam, diakan udah baik ngizinin kamu nggak masuk,"

"Oh jadi ini anak ibu Dania? Dia yang saya ceritain Bu yang nolong saya dikereta."

Wah aku pahlawan, tenang redam rasa bahagia karena dianggap pahlawan. Ini kak Zain
Dia sudah tersenyum palsu penuh dengan sandiwara..
Pasti. Akan lebih ganas disekolah nanti

Demi Rasul Aku nggak mau sekolah.
Balik pesantren aja .

"Oh iya Bu, wah dunia nggak luas ya bu,"
Apalagi ini Mama,
"Hhaha iya Bu,"

"Maaf Ma, Nissa mau Bantu Tehh Nunung,"
Alasan termudah untuk lolos.

"Iya,"
"Makasih Ma,,"

Entah apalagi obrlan disana, yang terpenting Aku lolos.
Setidaknya hari ini.

Ya Allah, tolong Hamba mu ini

.
.
.
.
.
.
Haiiii🙌🙌🙌🙌🙌🙌
Maaafkeun baru update soalnya penulis amatir ini baru lepas dari kesibukannn
Aseekkk....
Enjoy read my story 😍😘💞💞💞💞

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketika Aku Simpan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang