Part 21 - The Game Started 3

14K 1.3K 67
                                    


Tok...Tok...Tok....Bunyi pintu diketuk.

"Masuk", ucap suara pria dari arah dalam ruang kerjanya.

Seorang pelayan memasuki ruangan kerja tuannya. Ruangan itu gelap dan berantakan. Tuannya---Earl of Gryford terlihat duduk di balik meja kerjanya dengan wajah kusut dan minumannya. Selama beberapa hari ini Sang Earl menunggu kedatangan seseorang yang tampaknya tidak kunjung datang hingga kini.

"Ada apa?" Tanya Earl of Gryford dengan dingin.

"Ada seseorang ingin bertemu dengan anda, My Lord." Jawab si Pelayan.

"Seorang lady?" Tanya Earl of Gryford dengan mata berbinar yang tidak dapat ditahannya.

"Benar, My Lord. Lady Millicent datang bersama pendampingnya ingin menemui anda secara pribadi." Jawab si pelayan, senang akhirnya tamu yang ditunggu Lordnya tiba.

"Akhirnya dia datang." Senyum merekah terlihat dari Earl of Gryford.

Senyum yang tidak pernah si Pelayan lihat sejak Earl of Gryford membeli rumah ini dan menjadi tuan baru mereka. Siapakah Lady Millicent?

"Minta Lady Millicent menunggu sebentar, aku harus merapikan diri dulu."

"Baik, My Lord." Si Pelayan pamit mengundurkan diri.

Saat sang pelayan menyampaikan pesan Earl of Gryford kepada Lady Millicent, sang Lady terlihat tidak ingin menunggu.

"Tunjukkan saya ruang kerja tuanmu, ini hal yang sangat mendesak. Saya tidak punya waktu untuk menunggu!" Perintah Lady Millicent ke arah pelayan itu.

"Tapi My Lady...." Si Pelayan tidak mungkin membantah perintah tuannya.

"Bila kau tidak mau menunjukkan kamar kerja sang Earl, aku akan mencarinya sendiri." Ujar Millicent dingin.

Dirinya tidak ingin berlama-lama di rumah orang yang dibencinya. Millicent berjalan ke arah si pelayan tadi datang dan mencari ruang yang tampak seperti ruang kerja seorang Earl. Si pelayan mengikutinya dari belakang hendak mencegah dirinya, namun tidak berhasil. Saat Millicent akhirnya menemukan ruang kerja Earl of Gryford, dirinya meminta si pelayan untuk mengumumkan kedatangannya saat itu juga.

Sang pelayan pasrah dan hanya bisa menurut.

"Lady Millicent, My Lord." Teriak sang pelayan dan membukakan pintu ruang kerja Earl of Gryford.

Earl of Gryford yang baru saja hendak keluar dari ruang kerjanya untuk membersihkan diri, terkejut dengan pengumuman dari luar.

Pintu di buka dan gadis bermata biru yang telah ditunggu-tunggu kedatangannya memasuki ruang kerja Earl of Gryford dengan menenteng sebuah tas ditangannya. Wajah gadis itu tampak penuh tekad.

"Maafkan saya My Lord, saya...." Pelayannya masuk dan berusaha menyampaikan penyesalan atas apa yang terjadi.

"Ini bukan salah pelayan anda, sayalah yang mendesak untuk bertemu langsung dengan anda." Ujar Millicent, tidak ingin tindakannya membawa akibat buruk bagi seorang pelayan.

"Tidak sabaran bertemu denganku, My Lady?" Tanya Gryford sarkastik.

"Anda pasti sudah tahu maksud kedatangan saya, My Lord!" Tegas Milllicent berdiri di tempatnya.

"Tinggalkan kami sendiri." Perintah Gryford pada pelayannya.

Lady Millicent menganggukkan kepalanya juga kepada pendamping yang datang bersamanya, menyetujui perintah Gryford untuk meninggalkan mereka berdua sendiri.

Pintu di tutup.

Millicent melihat dengan teliti ruangan kerja sang Earl. Ruang kerja dan pemiliknya terlihat berantakan. Ruang kerja itu gelap dengan tirai jendela yang masih tertutup rapat. Terlihat dua botol minuman keras di meja kerja yang telah habis isinya. Sang Earl sendiri terlihat kusut dengan wajah penuh jambang tanda belum dicukur. Apa yang terjadi dengan Earl of Gryford? Seharusnya Millicentlah yang terlihat putus asa, bukan Earl of Gryford.

Perfect WeddingWhere stories live. Discover now