18. Slowly but Surely

7.9K 518 67
                                    


Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Naruto & Hinata
FANFICTION



....

"Ayolah Naru-kun. Jangan seperi ini..." sudah dari tadi Hinata membujuk Naruto, tapi sepertinya pria pirang cepak itu sama sekali tak merespon.

"Aku tidak mau!" kali ini Naruto merespon, tapi sama sekali wajahnya tak menghadap sang kekasih.

"Huffft-" menghela nafas memahami. Hinata menyadari jika ia memang salah begitu mendekatkan wajah pada Toneri tadi, membuat Naruto kini mungkin cemburu.

"Baiklah, Naru-kun mau apa, hm? Akan ku turuti." tawarnya lembut sembari mengelus punggung sang pria.

"Pikirkan saja sendiri." balasnya masih dengan posisi seperti tadi.

Memang Naruto tak suka saat dari arah dekat tadi ia mendapati Hinata yang seolah hendak mencium Toneri. Meski Hinata tadi berniat mendekatkan wajah dan berbisik ditelinga Toneri, tapi tetap saja akan membuatnya memanas.

Kembali Hinata mendesah pasrah. Lantas ia hanya menepuk-nepuk jidatnya pelan merutuki kebodohannya yang mungkin bisa saja berdampak buruk.

"Aku wanita bertunangan. Jangan ganggu aku lagi dan jangan pernah mengusik pria-ku. Aku memperingatkanmu!" mungkin bisikannya tadi terdengar mengancam dan menekan, tapi kenapa juga ia harus berbisik dan mendekatkan wajah, membuatnya sedikit menyesalinya.

"Bagaimana jika kita membeli ice cream?" tawar Hinata lagi yang malah bodohnya menawari Naruto dengan ice cream. Sepertinya ia lupa jika sang kekasih kini sudah tak bisa dibujuk dengan rayuan yang melandas pada hal semacam itu.

"Tidak!" tolak Naruto lagi.

"Bagaimana jika kucium?" tawarnya lagi membuat Naruto terdiam ditempat.

Meski Hinata menyeringai tipis melihat respon Naruto, tapi tetap saja ada rasa malu sendiri dengan pipi memerah jika ia menawarkan ciuman seperti itu. Sungguh hanya ini yang dapat membuat Naruto-nya luluh sekarang.

Naruto berbalik. Dan dapat dilihat sekarang terdapat guratan semu merah tipis dipipinya, ia menatap dalam manik lavender itu dengan polosnya.

Iris Saffire-nya mendadak memperhatikan lekat bibir menggiurkan milik gadis-nya. Dan entah kenapa tiba-tiba wajahnya memerah, dan jawabannya mungkin karena ada fantasy manis kala ia mengecap bibir sexy itu.

"Hinata akan menciumku?" memiringkan kepala dengan kepolosan yang dimilikinya, "Aku mau..." lanjutnya menatap tersenyum sang kekasih.

Hinata memerah bahkan tidak lagi tipis. Ia merutuki mulutnya sendiri kali ini, sungguh ia pasti malu jika harus mencium Naruto ditaman seperti ini. 'Polos-polos tapi mau-nya seperti itu. Dasar Naru-kun ku yang mesum...'

"I-iya. Tapi nanti saja ya? Se-sekarang-"

"Aku yang mencium Hinata, dan nanti Hinata yang menciumku. Bagaimana?" potongnya dengan suara girang. Sesungguhnya Naruto memang masih polos.

Semakin dekat dan mendekat, hingga kini wajah tan milik Naruto begitu dekat dengan wajah Hinata, membuat nafas keduanya memburu terutama sang gadis.

Memejamkan mata sembari memajukan sedikit bibirnya, "Hinata, ayo..."

Mata Hinata tak berkedip. Wajahnya memerah pekat, kepalanya sedikit mundur dengan pandangan mengarah pada bibir kecoklatan kekasihnya. Kalau boleh jujur, Hinata sangat menyukai bibir Naruto.

My Little Guy Is Funny ✓Where stories live. Discover now