"Mengapa engkau pergi sendiri? Bukankah aku telah mengatakan aku akan mengantarmu," kata Vladimer ketika melihat Angella telah berada di gereja bersama Charlie.
"Jangan marah. Aku tidak sendiri, Charlie bersamaku," kata Angella tenang.
"Bagaimana bila terjadi sesuatu kepadamu selama perjalananmu menuju tempat ini?" tanya Vladimer semakin marah.
"Aku telah berada di sini dengan selamat, karena itu jangan marah," kata Angella mencoba meredakan kemarahan Vladimer.
"Sudah, kalian jangan bertengkar. Kita berkumpul di sini bukan untuk mendengar kalian bertengkar tetapi untuk mendengar penjelasan yang sangat penting dari Angella," kata Oscar tak sabar.
Angella mengangkat Charlie ke pangkuannya. "Dengar, Charlie. Apa yang akan kukatakan ini sangat penting. Karena itu engkau harus mempercayaiku."
"Saya selalu mempercayai Anda."
"Aku senang mendengarnya. Sekarang dengarkan dengan baik-baik," Angella berhenti sebentar kemudian melanjutkan, "Mr. dan Mrs. Boudini bukan orang tua kandungmu, mereka orang tua baptismu. Dulu ibumu adalah pelayanku. Namanya Jenny. Dan engkau juga mempunyai seorang nenek dan paman. Atau dengan kata lain, engkau tidak sebatang kara di dunia ini."
Charlie terkejut mendengarnya tetapi ia tidak berkata apa-apa. Ia hanya memeluk erat Angella.
"Aku ingin mengajakmu menemui mereka suatu saat nanti. Tetapi aku tidak bisa mempertemukanmu dengan ibumu," kemudian dengan mengeraskan hati ia melanjutkan, "Karena... karena... ibumu sangat terguncang dan ia... ia...menjadi... menjadi...."
Angella tak sanggup meneruskan perkataannya, air matanya kembali membasahi pipinya. Vladimer dengan segera berusaha menghibur Angella. Setelah tangis Angella mereda, Vladimer melanjutkan cerita Angella.
"Jenny sangat terguncang ketika mengetahui ayah Charlie menikah dengan gadis lain. Pikirannya menjadi ..."
"Apa yang terjadi pada Jenny, Vladimer? Katakanlah kepada kami," desak Oscar.
"Sabarlah, Oscar. Mungkin ada sesuatu yang membuatnya berhenti bercerita," kata Frederick menenangkan Oscar kemudian menatap Angella.
"Kami tidak dapat menceritakannya kepada Charlie. Charlie akan sangat terguncang bila mengetahui keadaan ibunya. Biarkanlah ia tidur, aku melihat ia mulai mengantuk," kata Angella.
Angella memeluk Charlie erat-erat. Ia merasa kasihan kepada anak itu. Ia membuai anak itu seperti membuai seorang bayi ke alam mimpi, seperti yang dilakukannya pada anak itu ketika mereka meninggalkan rumah Jenny dalam hujan deras yang mengguyur bumi.
"Vladimer, tolong kau ceritakan kepada mereka. Aku tidak sanggup," kata Angella setelah Charlie tertidur.
Vladimer menceritakan kembali cerita Angella. Kedua kakak Angella tampak terkejut mendengar cerita panjang itu.
"Tak kuduga Earl of Wicklow itu sangat kejam terutama adiknya. Untung aku tidak pernah menyukai wanita itu. Entah apa yang akan dilakukannya padaku bila aku memilihnya. Mungkin aku akan diusirnya juga bila ia sudah tidak menyukaiku lagi seperti ia mengusir Jenny yang sedang mengandung," kata Oscar penuh kemarahan.
"Apakah engkau yakin Charlie adalah putra Jenny dan Earl of Wicklow?" Tanya Frederick.
"Tentu saja aku yakin. Aku sendiri yang menyerahkan anak ini kepada keluarga Boudini sehari setelah kelahirannya," kata Angella dengan marah di sela-sela tangisnya, "Sifat anak ini sudah cukup membuktikan bahwa aku benar. Ia keras kepala seperti ibunya dan ia juga tidak mudah mempercayai orang seperti keadaan Jenny ketika mengandung."