Bab 44

8.9K 326 40
                                    

Bryan mengambil nafas panjang, lega mendengar istrinya baik-baik saja di rumah. Sekarang dia harus menemui Carissa untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa dia bisa berbuat seperti itu. Bryan menyalakan mesin mobilnya dan segera meluncur ke tempat mereka janjian sore ini.

Bryan tiba di kafe Horisson tepat jam 5 sore. Untungnya sore ini jalanan cukup lancar sehingga dia tidak terkena macet. Bryan menuju ke tempat duduk yang agak sepi dan tidak terlalu bising. Hal ini agar dia bisa fokus untuk berbicara dengan Carissa nantinya.  Sambil menunggu Carissa datang, Bryan menghubungi teman-teman nya yang ada di studio untuk tidak khawatir.

Pasalnya Bryan meninggalkan mereka dengan tergesa-gesa tanpa memberitahu apa yang terjadi.
"Jack, sorry tadi gue buru-buru pergi tanpa ngasih penjelasan ke kalian. Gue lagi mau ketemu sama Carissa sekarang."

"Iya gak apa-apa Bray, kita ngerti koq. Pokoknya lo harus selesain masalah ini secepatnya dan mencari tahu siapa pelakunya." Ucap Jackson di seberang sana.

"Makasih yaa Jack. Kasih tahu yang lain gak usah khawatir. Kalian pulang aja ke rumah, besok aja kita ketemu lagi di studio. Gue akan ceritain semuanya besok."

"Oke siap!!" Balas Jackson.

Bryan pun segera mematikan sambungan telpon nya. Matanya tertuju ke pintu masuk kafe, Carissa sudah berjalan menuju ke arah tempat duduk nya.

"Hai Bryan, maaf gue telat. Tadi sempat kena macet di lampu merah depan. Udah lama ya ?" Tanya Carissa sambil tersenyum

"Gak apa-apa, gue juga baru sampai koq 10 menit yang lalu." Ujar Bryan tanpa senyum sama sekali. Yang ada di dalam hatinya saat ini hanyalah rasa kesal dan marah ketika mengetahui Carissa adalah dalang di balik semua ini.

"Lo mau pesan minum apa ? Gue pesanin aja sekalian sama gue." Carissa membuka menu yang tersedia diatas meja sambil sesekali melirik Bryan.

"Gak usah repot-repot.! Gue mau langsung to the point aja sama lo." Kata Bryan tegas sambil berusaha menahan amarahnya. Carissa mendongak kaget mendengar nada tegas dari suara Bryan. Baru kali ini Bryan berbicara dengan nada tegas dan ketus seperti itu.

"Lo kenapa Bryan ? Apa ada sesuatu ?" Tanya Carissa dengan pelan. Perasaan nya mulai tidak enak, mungkin saja Bryan sudah mengetahui semua perbuatan nya. Namun Carissa masih mencoba untuk bersikap tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Carissa.!! Gue mau lo jujur sama gue sekarang juga. Gak usah bersandiwara pura-pura gak tahu.!" Bentak Bryan dengan marah. Carissa tersentak mendengar nada tinggi Bryan. Bryan pasti sudah tahu semuanya, batin Carissa.

"Maaf Bryan tapi gue gak ngerti apa maksud lo. Emangnya apa yang udah gue lakuin ??"

"Gak usah pura-pura.!Gue udah tahu semuanya. Lo kan yang nyebar foto ciuman itu ke media ?? Maksud lo apa  ??" Desis Bryan dengan tajam sambil menatap mata Carissa dengan marah

"Emang lo punya bukti kalau itu perbuatan gue?? Pliss jangan asal nuduh. Gue juga ada di foto itu, bukan cuma lo doang yang di rugikan, tapi gue juga." Balas Carissa dengan tenang. Dia tidak mau terlihat ketakutan di depan Bryan.

"Oh jadi lo minta bukti nya ? Wartawan yang lo suruh buat nyebarin foto itu sendiri yang ngaku ke gue. Apa perlu gue sebutin nama dan tempatnya bekerja ?" Balas Bryan dengan tatapan tajam dan dingin.

Mendengar hal itu, Carissa sedikit terlihat pucat. Tidak menyangka Bryan bisa menyelidiki sampai sejahu itu. Carissa bahkan tidak berani menatap wajah Bryan.

"Gue kenal lo dari SMA, lo bahkan kayak malaikat buat gue karena sikap lo yang begitu manis dan baik ke semua orang. Tapi sekarang lo jahu berbeda dengan Carissa yang gue kenal dulu. Ada apa dengan lo ? Bahkan lo sampai datang ke rumah dan marah-marah sama Gaby. Sebenarnya apa maksud lo ?" Ucap Bryan dengan nada suara yang sedikit melembut. Dia berusaha untuk menahan emosinya dan mencoba berbicara dengan baik kepada Carissa. Bagaimanapun Carissa adalah teman dekatnya dulu waktu SMA.

Fall In Love With YouWhere stories live. Discover now