Part 2 Hal 2 : Buku Harian - Kenyataan Yang Baru

40 2 0
                                    

Di setiap hembusan nafas, kini terasa semakin hangat. Keringat yang bercucuran, merasakan tubuh larut dalam kenyamanan.

Berhadapan dengan masa depan, kini ia telah dalam pelukan. Bukan hanya sekedar bayangan, engkau dan aku, hanya itu yang aku tahu, sebagai, masa depan ku.

Aku suka di saat diri mu menyentuh isi kepala, begitu banyak uraian berkumpul membentuk kata. Aku suka di saat diri mu mulai liar dan memanja, seperti sekarang, engkau—.

Bibir merah, nafas berburu, mata nan-sayu, serta kulit. Berada tepat menghadap ku. Tatkala semua menjadi satu, ia awali dengan sebuah kecupan.

Di antara semua kegiatan yang pernah aku lakukan, kejadian kali ini menjadi sangat berbeda. Tak perlu aku mencari tahu, begitu lekat arti kata bercumbu.

Dia berkata, 'Hati ini adalah milikmu, pikiran ini tak henti memikirkan tentang kamu. Namun, itu saja tidaklah cukup. Karena yang aku butuhkan adalah yang lebih.. Yang lebih.. Lebih.. Lebih daripada semua ini..'

Lebih daripada semua ini.

Setelah sekian lama, ku jajaki untuk mencari. Arti dari kata yang ia ucapkan.

Namun kali ini, jemu terperangkap dalam perasaan.

Dan, engkau pun datang.

Yang aku butuhkan hanya lah rindu, untuk mengundangmu. Meski yang kau butuhkan lebih dari sekedar itu, kau tetap datang padaku.

Bermain di dalam pikiran, kau kian tampak ayu dengan senyum. Segera tubuh telanjang, ku bisik kan namamu di akhir puncak kegiatan.

Aku.. cinta.. kamu, Pelangi.!

          ***

Yups, kurang lebih begitu lah cerita mimpi barusan. Tidur siang ku menjadi sangat panas, namun bukan karena matahari.Karena sangking panas nya—.

Yah, basah deh.

-"Bedebah! Sialan! Anak setan! Jerawatan! Kaos kaki! Dasar tidak berguna!".

Dan, begitu pula lah keluhan, gumaman, cacian dan lain-lain ketika aku tersadar bahwa semua hanyalah bunga mimpi.

Tapi, ya sudahlah. Mau di pikir pakai logika yang super secanggih apa pun, kejadian yang seperti itu nggak akan pernah terjadi.

-"Lebih baik mimpi tetap lah menjadi mimpi.!" Betul! Aku harus mengendalikan diri mulai saat ini. -"Apalagi mimpi yang seperti itu—.."

OK, cukup! (>o<)

          **

                Part 2 Hal 2 : Buku Harian - Kenyataan Yang Baru

Ku buka Pintu yang masih setengah terbuka.

-"Andini?".

-"Apa yang sedang kau lakukan?"

Di lorong menuju kamar, tepatnya di depan pintu kamar. Aku menemukan Andini yang sedang duduk di lantai. Seperti sedang menunggu seseorang.

Ku pandangi sesaat, memastikan yang ku lihat tidak lah salah.

Apa dia sedang tidur? Bagaimana bisa dia tidur seperti ini? Mengapa juga dia tidur di sini?

-"Hei, Kamu tidur.?" Guguh ku, mencoba memastikan juga membangunkannya.

Tentu saja aku harus membangunkan dia, jika dia memang tidur. Tidak mungkin aku biarkan, Andini bisa-bisa kesakitan bila lama-kelamaan tidur begini.

Dan tidak mungkin juga aku memindahkan dia tanpa membangunkannya. Nanti terjadi hal-hal menyeramkan lainnya! Bisa bahaya hidupku!

Terlebih lagi, mimpi ku tadi sudah cukup menyeramkan. Aku tidak ingin hal menyeramkan lainnya terjadi!

Buku HARIANWhere stories live. Discover now