Second Part Of Divergent

24 12 9
                                    

Mereka berusaha mengabaikan apa yang mereka dengar tadi dan fokus dalam diskusi itu. Tetapi tetap saja hal itu mengganjal di hati mereka.

"Aku sedang melakukan komunikasi dengan Shan melalui vedianmus," ucap Ivana setelah Kakao menyuarakan apa yang mengganjal itu.

Ivana merasa sedikit gugup saat Kakao menanyakan hal itu.

"Vedianmus?" tanya Pebe.

"Ya, vedianmus. Kita bisa melakukan komunikasi dengan orang lain sambil melihat wajah mereka melalui hologram," Ivana kembai tenang, "itu adalah penemuan baru dari Francea Ayas dan Francea Sarah. Hanya saja belum disebarluaskan karena masih dalam masa percobaan."

Francea adalah sebutan bagi para ilmuwan, penemu, atau profesor di dalam dunia mereka.

"O, begitu. Aku ingin satu Ivana! Sepertinya menyenangkan dapat melakukan komunikasi sambil menatap mereka dalam bentuk holo!" ujar Kakao dengan semangat.

"Kau harus menunggu sampai vedianmus disebarluaskan, Kakao," jawab Ivana sambil bernafas lega.

Setidaknya mereka tidak menanyakan pembicaraanku dengan Shan tadi. Batin Ivana kemudian mengajak para pemimpin faksi untuk melanjutkan diskusi tadi.

***

"Bagaimana dengan memberinya kejutan saat matahari terbenam sebentar lagi? Pasti warga Divergent sudah berada dirumah masing-masing." usul Pebe.

"Kau yakin Icot akan berada dirumah saat matahari terbenam?" tanya Tianne yang tidak yakin akan keberadaan Bekicot.

"Ya! Karena warga Divergent percaya dengan mitos! Lagipula bukankah ia sedang tidak enak badan?" jawab Dita yakin.

"Baiklah! Mari kita buat kejutan ulang tahun Icot yang tak akan terlupakan!" ujar Pebe semangat.

"Aku sudah menyiapkan kue lava coklat untuk Icot! Ayo berangkat!" Kakao membawa sebuah kotak berukuran sedang yang berisi kue lava yang ia buat tadi sore. Dengan rencana yang mendadak itu, mereka berharap pelaksanaannya akan berhasil.

Setelah kejadian di rumah Ivana beberapa hari yang lalu, Bekicot menjadi sangat khawatir akan suatu hal. Ia sangat tidak tenang. Saat ditanya, ia hanya menjawab kurang sehat dan ingin beristirahat. Tetapi bukan itu yang ia lakukan. Ia melakukan sesuatu yang tidak diketahui warga Divergent.

"Hei! Mau kemana kalian?" tanya Dika, seorang warga Divergent dari faksi Candor, ketika melihat para pemimpin faksi—kecuali Bekicot—sedang terbang saat matahari hampir terbenam.

"Kami ingin mengunjungi rumah Icot. Apakah kamu ingin ikut?" tawar Pebe karena Bekicot adalah pemimpin faksi itu.

"Ah tidak! Bukankah kalian tahu jika matahari terbenam mulai terbenam, sudah tidak aman berada diluar? Aku ingin cari aman saja," tolak Dika dengan jujur, sesuai faksinya, Candor yang jujur.

"Sudahlah aku ingin kembali ke rumah." Dika terbang meninggalkan para pemimpin faksi.

"Benar kata Kakao. Mereka masih percaya dengan mitos. Kita harus merubah pola pikir mereka yang sedikit kacau itu," ujar Pebe yang disetujui oleh yang lain.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah Bekicot. Mereka mendarat di dekat rumah Bekicot dengan sangat pelan agar tidak diketahui oleh Bekicot.

"Kejutan!" Tianne membuka pintu rumah Bekicot kemudian merentangkan tangannya, "kok kosong?"

Ya, rumah atau lebih tepatnya kamar Bekicot kosong. Hanya ada sebuah kasur yang sedikit berantakan. Ruangan itu tampak gelap karena dinding dan lantainya terbuat dari kayu coklat ditambah tidak ada penerangan dari ruangan itu. Hanya cahaya dari luar yang meneranginya.

Tik!

Tianne menyalakan lampu kamar Bekicot sehingga tampaklah seluruh isi ruangan. Dan Bekicot memang tidak ada di sana!

Tianne, Dita, Pebe, dan Kakao segera masuk kedalam ruangan yang tidak begitu besar itu.

"Tuhkan! Icot tidak ada disini. Mengapa kamu terlalu yakin kalau Icot berada di rumah?" Tianne seakan menyalahkan Dita.

"Aku tidak tahu! Bukankah sudah kebiasaan di sini untuk kembali ke rumah sebelum matahari terbenam?" sahut Dita membela diri.

"Tapi kamu yang mengatakan Icot akan berada di rumah malam ini!" Tianne tidak mau kalah.

"Sudahlah kalian. Jangan bertengkar. Kita tidak tahu juga apakah Icot berada dirumah atau tidak." Kakao menengahi mereka. Pas sekali dengan faksinya, Amity, si cinta perdamaian.

"Sudah-sudah, lebih baik kalian lihat ini," panggil Pebe. Ia menunjukan sesuatu di telapak tangannya. Tangan Pebe menjadi berwarna oranye karena ia menyentuh serbuk oranye di lantai kamar Bekicot. Sontak, semua mata menuju pada Pebe.

"Apa itu?" tanya Tianne yang langsung melupakan masalahnya dengan Dita.

"Entahlah. Pewarna mungkin?" jawab Pebe dengan ragu.

"Apakah itu berasal dari sini?" Tianne mendekati meja di sebelah Pebe yang sedang merunduk kemudian mengambil sebuah bola kecil berwarna oranye.

"Jangan ditek--" Ucapan Pebe terpotong karena Tianne sudah menekan bola itu dan bola itu pecah menjadi serbuk oranye seperti yang ada di tangan Pebe.

"Ya serbuk itu berasal dari sana," ujar Dita sambil mengangkat bahu, "tapi untuk apa serbuk itu berada di sini?"

"Apa yang kalian lakukan di kamarku?" tanya Bekicot yang tiba-tiba muncul dibalik pintu.

"Ah Icot, kami ingin bertanya, apa ini?" tanya Tianne to the point sambil menunjukan serbuk pecahan bola oranye yang melekat di tangannya.

Bekicot kaget. Ia menjadi gugup karena ditanyai hal itu. Tapi seperti ada bohlam yang menyala di atas kepalanya, ia berhasil memikirkan jawaban yang nenurutnya tepat.

"Itu adalah pewarna untuk pakaian baruku saat perayaan ulang tahun Divergent," jawab Bekicot dengan lancar.

"Baiklah. Tapi darimana kamu?" Tianne mengintrogasi Bekicot.

"Ah? Aku sedang membaca buku ini sambil menikmati gemerlap bintang yang indah dilangit," jawab Bekicot lagi dengan sangat lancar sambil menunjukan sebuah buku kecil.

"Okey. Bukankah kamu sakit?" tanya Tianne lagi.

"Yaa, aku sudah merasa baikan. Ada apa kalian di sini?" Kali ini Bekicot yang bertanya.

Pebe merasa sedikit curiga. Icot adalah orang yang sedikit lambat. Tetapi mengapa ia menjawab dengan sangat cepat dan lancar? Bahkan ia menggunakan kata-kata yang cukup sulit dipikirkan dalam sekali pikir.

"Ah iya! Selamat ulang tahun Icot!" ucap Kakao sambil memberikan kotak berisi kue lava yang ia bawa.

"Wah, terimakasih teman-teman! Aku bahkan lupa dengan ulang tahunku sendiri." Bekicot tersenyum sangat manis kemudian menerima kue yang disodorkan Kakao.

Pebe memincingkan matanya. Ia melihat warna diujung sayap Bekicot sedikit gelap. Tetapi kemudian ia mengabaikannya karena berpikir itu adalah efek pencahayaan.

Mereka merayakan ulang tahun Bekicot dengan perayaan yang sederhana. Pebe berusaha menghilangkan jauh-jauh pikiran negatifnya.

Mereka semua percaya dengan Bekicot. Karena ia adalah pemimpin faksi Candor yang anggotanya adalah orang jujur.

Padahal mereka tidak tahu hal yang sebenarnya terjadi pada Bekicot.

***
Hari kedua dalam 7 Days With Divergent, 2 Maret 2017.

7 Days : The Missing FamilyWhere stories live. Discover now