Sixth Part Of Divergent

13 8 5
                                    

Andi yang melihat Queen keluar dari salah satu ruangan disusul Ivana, Shan, beberapa Francea termasuk Ayas dan Sarah, serta para ketua faksi, menjadi terkejut.

"Icot, kau bilang tiada siapapun di sini. Tapi lihat mereka," ujar Andi pelan dengan nada kesal serta dengan tatapan membunuh.

Bekicot yang tertelungkup takut di sebelah Andi berusaha membela dirinya, "Aku melihat mereka semua di sana, sedang menikmati pesta tadi!"

"Lalu siapa mereka? Kenapa mereka berada di sini jika mereka sedang menikmati pesta?" tambah Andi sambil berusaha menggunakan kekuatannya agar ia dapat bebas.

Sayap hitam dan tubuh besar Andi tidak dapat bergerak leluasa. Jika ia memaksa, tubuhnya akan menjadi sakit akibat penangkal itu.

"Aku--"

"Sudahlah, ini semua ide Pebe. Ia yang mengusulkan menaruh jaring besar dengan penangkal kekuatanmu di atas pintu. Sebenarnya hanya untuk berjaga jika kau mampir. Ternyata benar kau akan mampir. Bersama salah satu warga Divergent yang kami percayai," ujar Tian sinis membuat Bekicot merasa bersalah.

Queen tersenyum, "Andi, aku bertanya padamu sekali lagi. Bertahun-tahun yang lalu kau menolak untuk disembuhkan. Bahkan saat kau pingsan pun kamu tetap bisa menolak obat penangkal itu. Tetapi sekarang kami menemukan penangkal yang kuat. Obat itu mampu menyembuhkanmu. Aku tanya sekali lagi, Andi. Apakah kamu mau disembuhkan? Dan menjadi warga Divergent lagi?" tanya Queen.

"Tidak!" sahut Andi tegas, "aku tidak akan membiarkan perjuanganku sia-sia. Kau musnahkan semua ramuanku dan hasil uji cobaku. Sekarang aku hanya bisa membaginya menggunakan darahku seperti kepada Icot."

"Kau masih bisa membuat ramuan yang lebih berguna lagi," ujar Queen kemudian berlutut untuk melihat Andi dan Bekicot lebih dekat.

"Tidak akan!" Andi tetap teguh pada keputusannya. Ia memalingkan wajahnya dari Queen membuat rambut hitam panjangnya menutupi wajahnya yang tidak memiliki keriput seperti Queen. Ramuan itu yang membuatnya tidak pernah tua.

"Baiklah, kami akan memaksa," sahut Queen, "kami ingin yang terbaik untukmu. Kami ingin Andi yang lama kembali lalu berkumpul bersama kami di sini."

"Tidak! Aku tidak suka berada di sini!"

"Kenapa?" tanya Pebe spontan yang membuat Andi mengembangkan senyum sinis.

"Kau mau tahu? Baiklah. Semua itu terjadi dulu sekali, saat--" Queen mulai bercerita dengan nada yang sangat lembut.

Dulu Divergent tidak ada. Yang ada hanya sebuah pulau besar bernama Anpima. Queenlah pemimpinnya. Setiap empat tahun sekali akan diadakan pemilihan Francea terhebat dan pelantikan Francea yang akan bekerja di istana Anpima.

"Dan, Francea terhebat kali ini adalah... Andi!!"

Andi merasa sangat senang. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Ia tak kuasa menahan senyumnya. Ramuan untuk menumbuhkan bunga secara cepat miliknya berhasil menarik perhatian semua orang.

Ia menaiki panggung dan menerima penghargaan itu. Sudah empat kali ia mendapat penghargaan semacam itu.

"Satu lagi, Francea kepercayaan Queen, yang akan bekerja sebagai tangan kanan Queen adalah... Rahma!"

Seketika Andi mematung. Ia lupa jika akan ada yang menjadi orang kepercayaan Queen. Menjadi bagian Anpima, dikenal para warga, disanjung, dan dihargai.

Selama ini, nama Andi tidak pernah disebutkan sebagai orang kebanggaan Queen. Hanya terhebat saja, menjadi pemimpin tertinggi para Francea dan berujung dilupakan.

Hanya akan ada nama Rahma dan Rahma yang sering terdengar sebagai orang kepercayaan Queen.

Andi merasa sangat kesal. Ia murka. Ia mencoba membuat ramuan yang akan membuat Queen memilihnya menjadi orang kepercayaannya. Bagaimana pun caranya.

Karena suatu alasan, Anpima terpecah. Queen terusir. Ia kemudian menemukan Divergent yang terdiri dari beberapa pulau. Ia menerima beberapa warga yang terusir juga dari Anpima. Termasuk Andi.

Divergent menjadi sangat akrab. Bahkan seperti keluarga sendiri. Mereka melupakan segala kekecewaan akibat terusir. Begitupula Andi.

Sampai akhirnya Rahma datang dan menjadi kesayangan semua orang. Rahma sendiri ikut terusir karena kemampuannya sudah tidak digunakan lagi di Anpima. Amarah Andi kembali meluap. Ia kemudian tetap membuat sebuah ramuan dari rencana lamanya yang bisa menghancurkan Queen dan Rahma. Bahkan seluruh Divergent.

Kemudian ia menemukannya. Ramuan yang akhirnya digunakan oleh Andi sendiri sebagai percobaan. Dan berhasil! Dengan ritual terakhir, menggunakan Mutiara Divergent yang hanya dimiliki oleh negeri Divergent, ia akan menjadi sangat tak terkalahkan karena kekuatannya yang permanen. Dan Andi yang sekarang, dikenal sebagai Black Andi.

"--mungkin kalian sudah mendengar kisah terakhir dari Black Andi secara singkat oleh Ivana," Queen menutup kisahnya.

"Hanya dasar cemburu? Menjadi dendam?" ujar Tian sarkastis.

"Hah! Kalian tidak pernah merasakan rasanya tidak dihargai! Tidak dikenal! Selama lima kali aku hanya menjadi terhebat! Bukan kebanggaan! Aku ingin dikenal! Dihargai! Disanjung di seluruh penjuru negeri!" ujar Andi berapi-api.

"Di mana Rahma itu?" tanya Pebe pelan.

"Aku di sini. Hai Andi. Maksudku, The Lost Family, Black Andi," ujar Rahma yang turun dari tangga di pojok ruangan. Gaun ungu mudanya menyapu lantai.

"Rahma," gumam Andi. Ia hanya mampu melihat dari celah rambut panjangnya itu. Tapi dapat terlihat matanya berubah menjadi putih kecuali pupilnya.

"Ijinkan saya merubahnya, Queen." Rahma menunjukan sebuah ramuan berisi cairan berwarna silver. Queen hanya mengangguk. Ia sangat mempercayai Rahma.

Rahma mendekat kearah Andi kemudian menyuntikkan sayapnya yang sebagai sumber kekuatan Andi dengan cairan itu. Andi tidak mau memberontak.

"Bagaimana denganku?" tanya Bekicot yang sedari tadi diam.

"Ayas, berikan dia obatmu. Kekuatannya masih sedikit. Jika menggunakan obat ini, akan sangat berbahaya untuknya." Ayas kemudian mengerjakan yang Rahma suruh.

Perlahan-lahan pupil hitam mata Andi membesar.

Andi kemudian tertawa, "Terimakasih, Rahma," seketika itu pula Rahma terjatuh.

Andi bangkit. Jaring berat itu terlepas begitu saja.

"Kalian tidak tahu? Setiap marah, aku memiliki kekuatan baru. Dan beruntungnya itu adalah mengendalikan pikiran!" Andi tertawa makin keras, "terimakasih pada Rahma yang sudah memberiku cairan Mutiara Divergent. Kekuatanku akan menjadi permanen!"

"Apa?" teriak seisi ruangan.

"Aduh kalian berisik! Lebih baik aku berjalan-jalan sambil menonton Divergent yang akan hancur!" Andi terbang keluar.

Mereka mendekati Rahma yang terjatuh.

"Ce-cepat halangi Andi, ja-jangan biarkan ia me-menghancurkan Divergent," ujar Rahma dengan terbata. Ia masih belum sepenuhnya sadar.

Segera Tian keluar untuk menyusul Andi.

"Pebe, rahasia ke-kekuatannya berada pada s-sayapnya. Hancurkan sayapnya da-dan kamu akan m-menghancurkan kekuatannya," ujar Rahma.

Pebe mengangguk kemudian bangkit. Francea Ayas mendekatinya dan memberikan sebuah tongkat yang bisa mengeluarkan pedang laser.

"Siapa tahu ini berguna," ujarnya.

"Terimakasih." Pebe bergegas keluar menyusul Tian. Dita dan Kakao berada di belakangnya dengan pedang lain.

"It's a war!" gumam Pebe.

***

Hari keenam dalam 7 Days With Divergent, 6 Maret 2017.

7 Days : The Missing FamilyWhere stories live. Discover now