Chapter 3 - Where is Taehyung?

3.5K 413 14
                                    

Pagi ini, hari kedua cuti libur pria bermata sipit, Min Yoon Gi. Dan juga izin libur sang adik, Min Jimin. Ya, setelah bolak-balik Korea-Jepang-Korea kemarin, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak dan juga memanfaatkan waktu cuti mereka untuk fokus mencari Taehyung. Dan pagi ini, Yoon Gi berencana untuk menghubungi lagi perempuan kemarin yang masih belum ia ketahui namanya itu dan mengajaknya janji untuk bertemu.

Yoon Gi sudah rapi. Ia juga baru saja selesai memasakkan nasi goreng untuk sarapan ia dan adiknya, Jimin. Meskipun ia tahu masakannya tak seenak buatan Jin—sahabatnya, dan bekerja di kantor yang sama—yang selalu memasakkan mereka sarapan setiap pagi. Tapi setelah ia mencicipi sendiri nasi goreng buatannya, ia pikir makanan buatannya itu masih bisa dimakan walaupun sedikit keasinan.

Pagi ini memang Jin tidak datang, karena Yoon Gi bilang ia akan pergi ke Jepang selama satu minggu bersama adiknya. Jadilah Yoon Gi terpaksa memasak sendiri sarapan untuknya dan Jimin. Anggap saja ia sedang belajar memasak agar Jin tidak lagi harus menyempatkan diri membuat sarapan untuk mereka.

"Jimin-ah?"

Yoon Gi membuka pintu kamar Jimin. Dilihatnya Jimin yang masih lelap dalam gulungan selimut tebal, sampai tertutup seluruh tubuhnya. Yoon Gi mendekat ke arah Jimin. Duduk di sisi kosong tempat tidur itu. Menepuk-nepuk Jimin berniat untuk membangunkannya.

"Jimin-ah. Bangunlah! Ini sudah pagi. Ayo kita sarapan!"

"Eugh. Nanti saja, Hyung. Hyung pergilah lebih dulu, nanti aku menyusul," jawab Jimin lirih masih dari dalam selimutnya.

"Ayo makan bersama! Aku juga tidak mau kalau kau sampai sakit, Chim."

"Uhuk! Tak apa, Hyung. Pergilah makan lebih dulu. Aku menyu- uhuk! -sul."

Yoon Gi buru-buru menarik selimut Jimin saat ia menyadari ada yang tak beres dengan adiknya itu. Mendengar Jimin terbatuk-batuk, ia yakin Jimin sedang tak baik-baik saja.

"Hya, gwaenchana?"

Jimin menggeliat kecil. Membuka matanya yang rasanya sulit sekali dibuka. Bibirnya pucat. Keringat dingin mengalir dari wajahnya.

"Aku baik-baik saja, Hyung. Aku hanya lelah sedikit."

Yoon Gi menempelkan punggung tangannya ke kening Jimin. Panas. Ya, benar. Jimin sakit. Ia demam.

"Kau tahu aku tidak suka kata bohong, Chim. Biar aku ambilkan air untuk mengompresmu dan juga obat. Kau juga harus segera makan!"

Setelah itu, Yoon Gi berjalan keluar kamar Jimin. Jimin menatap Yoon Gi dengan perasaan tak enak. Ia pikir pasti akan merepotkan kakaknya.

Tidak lama, Yoon Gi kembali dengan membawa baskom kecil berisi air. Lalu ia mengompres Jimin. Dan kemudian ia meninggalkan adiknya lagi.

"Tunggu sebentar! Hyung ambilkan obat juga makanan untukmu!"

Yoon Gi pun kembali dengan satu nampan berisi makanan, gelas berisi air minum, juga ada obat di sana.

Jimin makan hanya dua sendok. Tidak lebih. Rasa di mulutnya terasa pahit semua. Makanan apapun pasti tak akan terasa enak. Lalu Yoon Gi memberikan obat padanya. Berharap adiknya itu akan segera sembuh.

Yoon Gi, ia pasti juga merasa bersalah. Ia merasa kalau ialah yang membuat Jimin jatuh sakit. Bagaimana tidak? Jika ia mengajak Jimin pergi bolak-balik Korea-Jepang-Korea, tanpa tahu apakah Jimin kelelahan atau tidak. Menurutnya hanya dengan mengisi perut saja akan menghilangkan lelah. Setidaknya itu berlaku padanya. Dengan makan teratur saja ia tak akan jatuh sakit. Tapi nyatanya itu tak berlaku pada Jimin. Jimin sakit karenanya.

Spring Day (Waiting) || TAMATDonde viven las historias. Descúbrelo ahora