Jilid 4

5.5K 91 1
                                    

Gadis berbaju hijau itu tadinya sangat marah, sekarang dia tampak berubah, matanya yang bercahaya tampak melotot.

"Kau tadi mengatakan apa?" tanyanya dengan aneh.

Tadinya Guan Ning ingin membalas kesombongan gadis dengan sikap yang sama, tapi setelah dipikir-pikir lagi, tidak baik jika kabar kematian dijadikan bahan untuk membalas dendam.

Karena itu dia merasa menyesal mempunyai pikiran seperti tadi, "Bagaimanapun juga aku adalah seorang laki-laki dan dia hanya seorang perempuan, tidak boleh berpandangan sama dengannya."

Segera Guan Ning menjawab, "Suami istri Wisma Si Ming sudah meninggal, kalau Nona...."

Kata-katanya belum selesai, gadis yang berdiri ditangga itu sekarang sudah berada di depannya dan berteriak, "Apakah benar kata- katamu?"

Guan Ning merasa matanya tidak sempat berkedip tapi dia tidak melihat dengan cara apa gadis itu begitu cepat berjalan ke arahnya, rupanya ilmu meringankan tubuhnya sangat tinggi dan melebihi kemampuan Guan Ning beberapa kali lipat.

Dia merasa malu, dia benar-benar merasa dirinya tidak berguna.

Gadis itu melihat sikap Guan Ning yang tiba-tiba menjadi bengong, dia mendesak lagi, "Apakah kata-katamu benar? Apakah kau dengar pertanyaanku tadi?"

Guan Ning menenangkan dirinya.

"Walaupun aku bukan orang berbakat, tapi aku tidak akan menjadikan kematian orang lain dijadikan sebagai bahan gurauan," kata Guan Ling dengan alis terangkat.

"Apakah kau melihat sendiri suami istri Wisma Si Ming sudah meninggal?"

"Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri suami istri Wisma Si Ming sudah meninggal dan aku sendiri yang menguburkan mereka..."

Dia melihat gadis itu kaget dan terpana kepadanya, alisnya tampak berkerut sepertinya dia sangat sedih.

Guan Ning menarik nafas, "Orang yang sudah mati tidak bisa hidup kembali, jika Nona adalah teman mereka, aku harap Nona bisa menahan kesedihan."

Walaupun Guan Ning bersifat angkuh, tapi sebenarnya dia orang yang baik, dia tidak menyukai sikap gadis yang menamakan dirinya Shen Jiang Niang Niang, tapi dia berusaha untuk menasehati dan menghiburnya.

Terlihat gadis itu menundukkan kepala sambil memainkan bajunya. Dia bertanya dengan suara kecil, "Mengapa suami istri Wisma Si Ming bisa mati secara bersamaan? benar-benar peristiwa yang aneh. Apakah kau melihat bagaimana mereka bisa mati?"

"Suami istri Wisma Si Ming mati dengan mengenaskan, mereka dipukul di bagian kepala dan mati di pondokan yang ada dibelakang wisma."

Dengan kaget gadis itu bertanya, "Apakah suami istri Wisma Si Ming secara bersamaan dipukul hingga mati oleh satu orang?"

Guan Ning mengangguk, terlihat mata gadis itu berubah, dengan galak dia berkata, "Kau tidak kenal dengan pemimpin Wisma Si Ming, tapi sekarang kau sendiri yang mengatakan kalau kau sudah menguburkan mereka dan mengatakan kalau mereka mati karena dipukul dengan telapak tangan seseorang... apa maksudmu? Apakah kau ingin berbohong!"

Tiba-tiba tangan gadis itu memegang sebilah pedang pendek yang tampak berkilau, pedang itu terlihat mengeluarkan hawa dingin.

Gadis itu menunjuk Guan Ning dengan pedangnya dan membentak, "Siapa kau sebenarnya! Apa maksudmu datang kemari? Lebih baik kau ceritakan semuanya kepadaku! Hei... jangan kira aku mudah dibohongi!"

Pedang itu mulai mendekati wajahnya. Rasa dingin pedang itu membuat urat syaraf di wajahnya bergerak-gerak. Tapi Guan Ning tetap membusungkan dadanya dan tidak mundur selangkahpun.

Legenda Kematian - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang