XXIX

460 30 30
                                    

p.s : Ini chap khusus untuk Nafdi (Nabila + Mafdi) shipper (?) Yaa gk khusus bgt sih.. But, Enjoy yaa

~Nabila POV~

Aku rasa aku mulai jatuh cinta pada Mafdi. Aku tau ini bodoh dan memalukan, tapi cinta datang sesukanya kan?

Hubungan kami semakin hari semakin dekat. Bahkan kami tidak tau apa status kami.

Aku bahkan juga tau bahwa Mafdi seumuran denganku. Ia kelas 10 sekarang karena dia murid pindahan dari Itali.

Jadi dia harus mengulang pembelajarannya. Tapi kedekatan kami seakan tersapu oleh angin topan yang melanda.

Ketika suatu hari, aku dapat kabar dari murid kelas sebelah.

"Mafdi jadian."

Krik..Krik..

'Deg!!!!'

Rasanya, aku baru saja terjatuh dari gedung ber lantai dua puluh.

Sakit. Aku tau aku bukan siapa-siapa Mafdi. Tapi kenapa rasanya begitu sakit?

Aku hanya tersenyum. Lalu beranjak pergi dari luar kelas menuju taman sekolah.

Aku rasa aku butuh menjadi. Sendiri.

Tiba-tiba..

"La..." Panggil Mafdi.

Aku tak bergeming.

"Lo kenapa?" Tanya Mafdi.

'Gak peka banget sih lo..' Ucapku dalam hati.

"Bukannya gua gak peka.. Gua tau gua salah." Ucap Mafdi.

"Tuh tau. Pake nanya." Ucapku.

"Maaf ya.. Gua tau lo nyaman sama gua." Ucap Mafdi.

"Hih." Ucapku.

"Masalahnya gua juga sayang sama lo.." Ucap Mafdi.

"Ha?" Tanyaku.

"Gua.Juga.Sayang.Sama.Lo." Ulang Mafdi.

"Trus kenapa lo ninggalin gue?!" Tanyaku emosi.

"Karena gua gak mau nyakitin lo.." Jawab Mafdi.

"Maksud lo?!" Tanyaku emosi lagi.

"Ya karna gua tau, gua gak bisa milikkin lo.." Ucap Mafdi.

"Apaan sih maksud lo?" Tanyaku heran.

"Karena gua gak cuma sayang sama lo.. Gua juga sayang sama Aruri." Jelas Mafdi.

"...." Aku terdiam.

"Maafin gua.. Gua gak nyatain perasaan gua ini, karena.. Gua gak mau bikin lo sakit pas tau gua juga suka sama Aruri." Ucap Mafdi.

Perasaan ini. Kenapa aku harus merasakannya? Kenapa?! Haha, aku bodoh.

"Bego." Ucapku.

"Ha?" Tanya Mafdi.

"BEGO!! GUE BEGO!! PUAS LO NYAKITIN PERASAAN GUE?! HA?! PUAS LO?!" Teriakku sambil memukul-mukul tubuh milik Mafdi.

"La.. Maafin gua.. La.. Cukup La.. LA!!" Bentak Mafdi sambil memelukku.

Aku pun berhenti memukul tubuhnya, dan setetes air tak berdosa bergulir turun dari mataku.

Unfinished Journal ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang