HOUSEMATE - Prolog

7.2K 600 14
                                    

"Saat di rumah, aku sangat menikmati kesendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saat di rumah, aku sangat menikmati kesendirian. Karena rumah adalah jatidiriku, aku bisa menjadi seperti apapun dirumah tanpa harus memikirkan orang lain. Rumah adalah ruang bagi diriku hanya untuk diriku sendiri."
--- Mark

Namun semuanya berubah total saat orangtua-nya tiba-tiba pulang dan membawa seorang gadis yang akan berbagi ruang di rumahnya tersebut. Hal tersebut semakin diperparah saat orangtua-nya harus kembali bekerja. Mark memang terbiasa ditinggalkan sendiri, itu tak masalah baginya. Tapi jika ditinggal berdua dengan seorang gadis? Heol... Apakah orangtua-nya lupa ia masih lelaki normal?. Mark tidak mesum, hanya saja setiap orang bisa lupa dirikan? Dan itu yang ia takutkan.

"Aku merasa takdir sedang mempermainkanku. Kemarin aku ingat bahwa orangtua-ku sangat melarang jika aku berkencan. Tapi sekarang... Mereka malah mengijinkanku tinggal bersama seorang pria. Yang lebih parah adalah pria itu adalah mantan kekasih sahabatku sendiri."
--- Rose

Rose tidak mengenal Mark, dia hanya tau dari cerita sahabatnya. Katanya dia dingin dan tak banyak bicara. Itu benar, sangat benar. Dia sangat dingin dan hanya berbicara jika ada hal penting. Bahkan setahun sahabatnya berpacaran dengan Mark, dia masih sama. Tapi bagi Rose, tidak begitu. Mark sangat hangat dan penuh kasih sayang.

***

"Mark, Mom sama Dad akan kembali ke LA. Tolong jaga Rose."

Mark menatap wanita paruh baya yang masih cantik itu. "Are you kidding me?."

Wanita itu memeluk Mark sesaat kemudian berjalan kearah Rose dan memeluknya juga.

"Tenang saja, Mark baik Rose." bisik Wanita itu pada Rose.

"Mom."

"Bye Mark, Rose. Kami berangkat sekarang."

Pasangan paruh baya itu berlalu menuju mobil dan meninggalkan keduanya.

Mark menghela nafas panjang setelah itu kembali memasuki rumah.

"Min ahjumma...." panggil Mark pada kepala rumah tangga dirumah itu.

"Min ahjumma." panggilnya lagi.

Ponsel Mark berdering. Sebuah pesan masuk dari Ibu-nya.

Mark, kau bisa mengurus dirimu sendirikan? Min ahjumma kembali ke kampung halamannya sementara untuk mempersiapkan pernikahan anaknya. Jaga dirimu Baby.

"Min ahjumma-ga... Mommy Tuan bilang, sedang cuti."

Mark menghela nafas panjang, ia menatap Rose yang sedang menatapnya canggung.

Heol... Jadi sekarang mereka benar-benar berdua?. Ahh aku bisa menginap dirumah Jaebum. Pikir Mark.

Tiba-tiba sebuah pesan dari Ibu-nya datang lagi.

Jangan berpikir kau akan meninggalkan Rose sendirian dirumah kita Mark. Dia takut gelap dan petir.

Mark menatap sekelilingnya, kenapa Ibu-nya bisa tau ia baru saja memikirkan itu? Sekali lagi ia menyusuri setiap penjuru rumah itu. Mungkin saja Ibu-nya masih disana.

"Mark Sunbae...."

Mark menatap Rose. Gadis itu terlihat sangat kaku.

"Mommy Tuan kemarin memasang CCTV disana."

Mark mengikuti arah telunjuk Rose yang menunjuk sebuah pot.

"Disana."

Mark menatap sebuah kristal yang ditunjuk Rose.

"Disana."

Rose menunjuk sebuah meja dekat meja makan.

"Dan...."

"Dan?."

Rose mengangguk. "Dikamarmu."

"What?!"

Mark mendial nomor ponsel milik Ibu-nya.

"Mom."

"Apa sayang? Kau sudah tau?."

"Untuk apa?."

"Memastikan kau tidak meninggalkan Rose sendirian."

"Mom."

"Bye Mark, Mom sudah sampai dibandara sekarang. Mom menyayangimu."

"Mom."

Panggilan itu berakhir. Ia mengerang kesal. Sepertinya, hidupnya tak akan tenang lagi.

"Maaf." ujar Rose pelan. "Mungkin ini salahku."

Mark menatap Rose. Ia menetralkan deru nafasnya. Sepertinya gadis itu merasa bersalah. Mark berdehem pelan. "Tak apa. Istirahatlah."

Rose menatap kepergian Mark yang beranjak menaiki tangga. Ia sangat merasa bersalah. Hanya saja, ia tak bisa melakukan apapun lagi.

***

"Sepertinya rencana kita akan berhasil sayang."

Pasangan Tuan itu saling melirik dan tersenyum penuh arti.

***

Bersambung.

HOUSEMATE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang