23. Rasa sakit ini

24K 1.2K 57
                                    

Dev berlari mengejar Deyvan yang tak kenal lelah mengajaknya bermain kejar - kejaran. Mereka bermain di pesisi pantai saling mengejar satu sama lain. Siang ini tidak merasakan panas karena cuaca mendung di langit Lombok.

"Ampuun Dey, papa cape ahh" keluh Dev menyeka keringatnya. Dirinya yang sudah berusia kepala tiga tidak cocok rasanya jika harus mengejar bocah berusia 6 tahun yang lincah

"Papa payah aahh.. kejal lagii" ujar Dey dengan memeletkan lidahnya yang sukses membuat Dev semakin gemas. Baru hendak Dev mengejar Dey lagi tiba - tiba hujan turun dengan derasnya.

"Dey hujan, balik ke hotel ayoo" teriak Dev keras namun namanya juga anak - anak semakin dilarang semakin liar tingkahnya. Begitupun dengan Dey dia semakin berlari dan tertawa dibawah guyuran hujan. Dev hanya menggelengkan kepala dan menarik napas dalam. Memiliki seorang anak selain menyenangkan juga melelahkan ya?

"Hap!!!" Setelah berlari mengejar Dey selama hampir 15 menitan dibawah guyuran hujan akhirnya Dev berhasil menangkapnya

"Aaa papa!!!" Rengek bocah itu. Dev tak menghiraukan dia menggendong Dey dan membawanya kembali ke hotel

"Bunda bisa marah tau kalau lihat kamu basah gini" gerutu Dev anak itu malah tertawa

"Mana mungkkn Bunda mayah sama Dey?" Ledeknya.

"Iya bunda kan sayang sama Dey, tapi sama papa kan gak? Dey gak dimarahin emang tapi papa? Pasti dimarahin" gerutu lemah Dev. Dey mengacak rambut basah Dev

"Nanti Dey yang belain papa ya?" Dan Dey mencium kedua pipi Dev dengan gemas. Dev tertawa melihat tingkah lucu bocah kecil itu.

"Yaa ampuunnn!!!" Teriakan Alena membuat kedua pria berbeda usia itu menoleh dan menampilkan cengiran kuda berbarengan. Alena mendekat kepada dua pria itu dan berkacak pinggang

"Kalian dari mana sih basah - basahan gini?" Alena lupa bahwa mereka masih ada di lobby hotel dan banyak orang yang menatap mereka bertiga ingin tahu. Ada yang tersenyum ada juga yang memandang mereka sinis

"Maap bunda.. tadi kita keujanan" cerita Dey. Alena menatap Dev

Dev menggaruk rambut kepalanya yang basah sembari tersenyum "Maaf Bunda.. kita gak sengaja main hujan - hujanan" ujar Dev yang semakin mendapat plototan tajam Alena karena memanggilnya dengan sebutan bunda

"Ya ampun! Kalian ini, ayo masuk ke kamar dan mandi. Biar bunda siapin air hangat. Nanti bisa flu tau" ujar Alena dengan tegas Dev mengangguk dan menggendong Dey masuk ke kamar hotel khusus Presiden Hotel ini. Kan dia yang punya..

Alena hendak berjalan mengikuti mereka tanpa sengaja mendengar bisik - bisik karyawan hotel

"Duh pak Dev ganteng ini pulang dari Itali bawa istri dan anak"

"Patah hati aku mahh.."

"Kamu kira kamu ajah, aku juga tau. Mana istrinya cantik banget lagi.. bikin ngiri"

"Iyah anaknya juga lucu mirip ibu Amera dikit deh"

"Yo iyalah orang cucunya. Ngiri lihat keromantisan keluarga itu ya?"

Alena menoleh kearah dua karyawan yang sedang membicarakan dia dengan 'keluarga kecil' nya

"Ehem.. jangan gosip terus. Lanjut kerja aja ya?" Ujar Alena lembut dan tersenyum. Kedua karyawan hotel itu tersenyum malu dan mengangguk

"Iya bu, maaf" Alena mengangguk dan melangkah meninggalkan lobby hotel. Menuju kamar hotel khusus presiden hotel ini. Tanpa Alena sadari sedari tadi dia terus menebar senyum, entahlah dibicarakan seperti itu oleh karyawan hotel membuatnya sedikit berbunga - bunga. Hatinya terasa menghangat saat orang - orang mengira dia dan Dev adalah keluarga kecil yang tengah berlibur

My SON (end)Where stories live. Discover now