Nomor 97

10.8K 842 189
                                    

Di dalam ruangan sempit yang memualkan, disana terdapat sesosok pria yang tengah terbaring malas. Rambut sehitam batu bara pria itu terlihat acak-acakan, baju jingga khas tahanan melekat di tubuhnya yang atletis sehingga membuat otot-otot di tubuhnya tercetak sempurna. Bisa didefinisikan, ia sempurna dengan segala fisiknya. Namun, tak ada yang sempurna di dunia ini bukan? Tentu saja, pria itu berdosa besar.

Pria itu bernama Jeon Jungkook. Ahㅡatau mungkin kita harus memanggilnya sebagai 'nomor 97'? Sejak ia melangkah masuk ke dalam selnya, namanya telah berubah. Namun, sebenarnya ia hanya butuh beberapa waktu lagi untuk merebut kembali namanya.

Tiba-tiba pintu berat sel terbuka, mengantarkan visual Jungkook kepada petugas kepolisian yang membawa seorang pria bersurai coklat gelap yang bahkan tak memakai sehelai benang pun terkecuali celana dalam khas perempuan dengan renda di setiap ujung kainnya.

Jungkook mengernyit pelan, masih mencoba berpikir apa yang sebenarnya terjadi. Sampai pada akhirnya ia mengetahui fakta saat sang kepala kepolisian memerintah paksa ke pria itu untuk melakukan gerakan-gerakan yang tak senonoh. Sexual Humiliation, mereka menyebutnya. Sebuah metode yang bisa terbilang sangat gila, dan belum cukup umum. Metode yang digunakan untuk menginterogasi para narapidana dengan cara menelanjangi narapidana dan membuat gerakan-gerakan layaknya wanita di depan narapidana lain. Bahkan, jika sang narapidana tetap tak menjawab, maka tak ada pilihan lain selain untuk menyuruh antar pria berhubungan badan.

Pria bersurai coklat itu, Kim Taehyung. Ia berteriak ketakutan dalam batin. Tak membiarkan sarafnya bekerja agar menuruti perintah petugas. Gila, pikirnya. Bagaimana bisa ada metode gila semacam ini?

"Kim Taehyung, apakah kau masih tak ingin mengaku?" Tanya sang instrogator.

Taehyung yang berada di pojok ruangan sudah mulai menangis saat ia dipaksa agar memasang gaya menungging. Lidahnya kelu hingga tak bisa mengucapkan kata sepatahpun. Apakah ini memang sudah takdirnya untuk menghadapi masalah yang se-sial ini?

"Kim Taehyung, harap jawab atau kami akan melakukan hal yang tak kau inginkan." Ancamnya pelan, namun berbahaya.

Taehyung terus bisu. Air matanya masih terus mengalir secara sembunyi. Dalam hati ia mengutuk mengapa mereka tetap bersikeras menanyainya apakah memang benar ia adalah sang penyelundup narkoba. Dengan jelas, kemarin ia membantah tuduhan itu. Hasil tes urin juga membuktikan hasilnya negatif untuk ia mengonsumsi obat terlarang itu. Namun apa kata mereka? 'Tidak semua penyelundup akan memakan hasil penjualan mereka yang merugikan diri mereka sendiri'

Pada awalnya, Taehyung pikir hidupnya sangat indah. Ia adalah seseorang dengan kepribadian yang ceria, membuatnya banyak disukai banyak orang karena perilakunya yang juga baik. Keluarganya juga sangat menyayanginya. Namun, itu dulu sebelum dalam satu malam masalah datang padanya bagaikan debuman ombak keras yang menabrak hidupnya.

Sekarang, semuanya berbeda. Sejak malam itu, dimana ia dipaksa oleh salah satu rekannya, Kim Minjae untuk pergi ke sebuah tempat hiburan malam di sekitar daerah Cheongdam-dong. Tempat dimana ia mabuk setelah meneguk kasar 3 botol scotch secara tidak sadar, hingga saat tiba-tiba polisi masuk ke dalam clubbing untuk melakukan pemeriksaan narkoba maupun bocah-bocah yang masih belum legal untuk sekadar menginjakkan kaki ke tempat tersebut.

Mungkin karena Taehyung terlalu mabuk, hingga ia tak sadar ada seseorang yang memasukkan sekantong plastik berisi kokain ke dalam tasnya secara diam-diam.

Sampai akhirnya ia digeledah, seluruh kehidupannya berubah seratus delapanpuluh derajat. Seluruh keluarganya kaget dan kecewa pada Taehyung yang dikenal memiliki pribadi yang ceria ternyata memiliki sisi yang luar biasa buruk dan tak berakal, begitu pikir mereka.

Dalam satu malam, ia menyaksikan dimana keluarganya menangis penuh kekecewaan saat Taehyung yang telah diborgol digiring masuk ke mobil tahanan. Sepasang manik coklat Taehyung melihat dengan jelas sang ibu, ayah, dan dua adik tercintanya masih menangis di depan pintu rumah dengan berpelukan. Malam yang biasa ditemani keheningan harus sirna oleh sirine mobil polisi dan lengkap dengan cahaya berwarna merah-biru yang terpantul ke seluruh jalan yang ia lewati. Dan rasanya, memuakkan.

Taehyung masih menungging saat petugas menyuruh salah satu tahanan yang ia lihat bernomorkan 97 itu datang dari pojok ruangan menuju ke arahnya. Taehyung semakin takut, hingga gemetar. Lengan-lengan kecilnya bahkan tak sanggup menopang badannya.

"Kim Taehyung-ssi, sebelum kau mengaku, kami tak akan berhenti menghentikan metode ini."

Taehyung masih bungkam, sedangkan pemuda 97 tadi sudah mulai menyentuh permukaan kulitnya dengan gerakan lembut yang sensual. Tangisan Taehyung semakin menjadi, walaupun tak terdengar, namun hatinya melolong keras.

Taehyung merasakan tangan itu sudah merambat ke putingnya. Tangan itu sedikit menekan-nekannya dan memutar ke arah kanan juga kiri. Taehyung mengerang bisu karena telah menggigit bibirnya. Bahkan, bisa ia rasakan darah segar keluar dari bibirnya.

"Cukup, masuk ke tahap berikutnya," kata sang instrogator.

Taehyung membatu, mulai merasakan hawa tidak enak di sekelilingnya. Dan, firasatnya benar saat penginstrogasi melanjutkan kalimatnya.

"97, masuki dia sekarang."

ToBeContinue/ yay or nah?

Hai~
aku gak nyangka ternyata fic bonto' ini bakalan ada peminatnya xD
Maaf jika mengecewakan~
Makasih juga buat yang udh vote, comment, maupun nyider ^^

Oh ya, aku mohon maaf karena jika ini masih ada yang nunggu... aku bakalan update sekitar tengah bulan Mei. Dikarenakan mulai minggu depan aku udah mulai US dan UNBK di awal Mei.

Jadi...harap menunggu ya >\\<

Thank you,

sky-admirer

"Mind to vote and comment?"

Cellmate 🔥j.jk + k.th 🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang