Inferno

10.2K 758 87
                                    

》Previous Chapter《

Taehyung merasakan tangan itu sudah merambat ke putingnya. Tangan itu sedikit menekan-nekannya dan memutar ke arah kanan juga kiri. Taehyung mengerang bisu karena telah menggigit bibirnya. Bahkan, bisa ia rasakan darah segar keluar dari bibirnya.

"Cukup, masuk ke tahap berikutnya," kata sang instrogator.

Taehyung membatu, mulai merasakan hawa tidak enak di sekelilingnya. Dan, firasatnya benar saat penginstrogasi melanjutkan kalimatnya.

"97, masuki dia sekarang."

Bagian III
Inferno
.
.
.

《first, p.s. in·fer·no /inférno/ n 1 neraka; 2 tempat atau keadaan yang menyerupai neraka (sangat tidak menyenangkan)
.
.
.
.

Taehyung bergidik ngeri mendengar kata perkata yang dituturkan instrogator barusan. Apa katanya? Memasukinya?

Taehyung sudah gemetar, ia tak tahan dengan semua ini. Otaknya mulai tak sinkron. Yang dipikirkannya sekarang hanyalah cara agar ia tak dapat 'dimasuki' oleh pria sialan ini!

Taehyung berhenti menungging dan secara reflek memeluk lututnya. Bibirnya bergetar berusaha mengucapkan sesuatu yang tak seharusnya ia ucapkan.

"Iya, akulah pelakunya. Aku yang menyelendupkan narkoba itu!! Puaskah kalian?!!"

Mata Taehyung memerah, kristal bening di sudut matanya mulai terbendung kelopak matanya yang sembab. Kakinya bergetar tak karuan.

Sedangkan, 97 yang sudah hampir melepas celana tahanannya akhirnya mengurungkan niatnya. Matanya diam-diam menelisik ekspresi yang Taehyung buat.

Ini aneh, pikir Jungkook dalam hati. Karena sedari awal, ia memang tidak diberi pilihan lain kan? Oh, tapi bukankah itu bukan urusan Jungkook?

Di sisi lain, instrogator di ambang pintu hanya tersenyum, menatap laki-laki yang telanjang di depannya dengan senyum yang tak biasa.

"Oke, baiklah Kim Taehyung-ssi,"

"tunggu saja sidangmu. Hukumanmu akan diperhitungkan oleh masyarakat juga hakim. Dan silahkan tunggu detik-detik penderitaan hidupmu bersama dia yang bernomor 97."

Instrogator tadi kembali tersenyum saat pelan-pelan mulai menutup pintu. Dan yang Taehyung dengar terakhir darinya adalah kalimat 'Welcome to your Inferno, dear.'

Taehyung kembali menangis setelah ia menyeret tubuhnya yang belum diberi pakaian tahanan tadi ke pojok ruangan. Jungkook hanya bisa melihatnya dengan decakan.

Karena Jungkook mulai risih dengan tangisan Taehyung yang tak berhenti, akhirnya ia angkat bicara dan mendatanginya ke pojok.

"Hei, berhentilah menangis. Lagipula, jika kau memang bersalah, harusnya kau sudah tahu konsekuensinya bodoh. Berani berbuat, berani menanggung."

Taehyung seketika diam membisu, tangisannya hilang layaknya uap yang melayang cepat menuju langit. Matanya yang merah juga sembab oleh tetes-tetes liquid bening menyalang menatap Jungkook benci.

"K-kau tidak tahu apapun. Jadi, bisakah kau diam? Aku lelah. Biarkan aku."

Taehyung menutup kalimatnya dengan gumaman lirih. Bibirnya yang mencoba tidak terlihat bergetar itu perlahan mengatup bersamaan dengan kelopak mata serta bulu mata lentik yang menghiasi.

Cellmate 🔥j.jk + k.th 🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang