PROLOG

180 16 5
                                    

Ku tutup telinga dan mataku berharap apa yang ku lihat dan kudengar hanyalah omong kosong.
Aku lelah dengan keadaan ini, melihat ayah dan ibuku bertengkar tanpa berhenti setiap hari.

"Kau yang tutup mulut, dasar tak punya malu!" Bentak ibu berapi-api sembari menunjuk wajah ayah

"Kau yang tak punya malu!" Balas ayah

Aku hanya pergi keluar rumah tanpa memperdulikan mereka, ini adalah makanan sehari-hari ku. Iya, pertengkaran mereka.

"Tanda tangan surat cerai besok!"

Percayalah itu adalah kata yang paling menyakitkan yang keluar dari mulut ayah.

Hidupku berantakan dan aku memilih hidup tanpa mereka, ayah dan ibuku.

Semuanya bertambah berantakan ketika kekasihku Alex memutuskan hubungan kami tanpa alasan yang jelas.

Dari kedua kejadian paling menyakitkan itu aku sadar lebih baik hidup sendiri, setidaknya aku tidak akan di sakiti atau tersakiti.

DRUGOnde histórias criam vida. Descubra agora