Suddenly 9 Tarif Sebanyak Itu

4.7K 235 1
                                    

Semua sudah Mia masukkan ke dalam koper kecilnya. Ada baju kerjanya dan beberapa buku kesayangannya. Ada foto keluarganya dan peralatan mandi tidak lupa ia masukkan juga. Sesuai janji, Christian sudah menjemputnya pagi sekali. Ini baru jam delapan dan Mia belum sempat sarapan. Terlalu tidak mengerti dengan agendanya pagi ini. Sayang, Mia tidak bisa melangkah mundur dengan kesepakatan yang sudah mereka buat.

"Hanya ini saja?" Christian tidak menyangka saja kalau bawaan Mia begitu praktis. Hanya koper kecil. Biasanya wanita akan memiliki banyak hal yang akan ia bawa ketika pindah ke suatu tempat atau berlibur.

"Aku mengira ini sudah cukup."

Christian membantu Mia meletakkan koper kecil itu ke dalam mobil. Tidak butuh waktu lama mereka sudah sampai di sebuah apartemen yang berada di pusat kota. Mia tahu kalau tempat yang ia tuju adalah hunian yang paling mahal. Mia tidak mengerti mengapa ada orang bodoh seperti Christian yang memilih menghabiskan banyak uang untuk mencari wanita simpanan alih-alih seorang istri. Orang kaya selalu memiliki caranya sendiri untuk menggunakan uangnya dan Mia tidak mau pusing memikirkannya. Mia dibawa ke lantai yang akan menjadi tempat tinggalnya untuk sementara.

Ketika pintu terbuka dengan kartu akses yang dibawa oleh Christian, mia baru menyadari betapa gilanya pria yang berdiri di sampingnya.

"Aku membelikan apartemen ini untukmu, Mia. Surat-suratnya atas namamu. Bagaimana?"

Lagi-lagi mengapa ada pria seperti Christian yang membeli semua ini untuk dirinya yang hanya berstatus wanita simpanan? Tidak ada ekspresi yang terlihat di wajah Mia. Christian kalau apa yang ia berikan masih kurang karena tidak ada raut bahagia di sana.

"Terima kasih, tapi aku sebenarnya tidak membutuhkan ini semua. Aku hanya ingin uang."

"Aku akan mengirimkannya ke akunmu." Kata Christian datar.

"Aku membutuhkan uang ... satu juta ... dollar." Mia mengamati wajah Christian yang seperti tidak percaya dengan permintaannya. Mia menghela napas, ia tahu kalau uang yang ia tabung masih sangat kurang sehingga ia memutuskan menerima penawaran Christian. "Aku tahu itu sangat banyak." Mia tidak berani mengatakan kalimat terakhirnya.

Bibir Christian terbuka sedikit, Mia harus meyakinkan Christian agar ibunya bisa diselamatkan. Tidak peduli pendapat Christian yang mengatakan kalau dirinya tidak tahu diri atau mencari kesempatan. Ia sudah banyak berkorban dan Mia ingin pengorbanannya itu bisa membuat Ibunya hidup kembali.

"Untuk apa uang sebanyak itu? Aku tidak mengira kalau hargamu cukup mahal." Christian menggelengkan kepalanya merasa tertipu dan menganggap jika Mia adalah wanita murahan yang sedang mencari kesempatan. "Bahkan seorang model tidak akan memberikan tarif sebanyak itu." Christian begitu sinis dan memandang Mia dengan tatapan tajamnya.

"Kau sudah berjanji." Mia meyakinkan Christian. "Dalam hidupku aku hanya meminta itu. Aku tidak butuh yang lain." Kata Mia yakin.

"Sudah ada berapa pria yang pernah berkencan denganmu?" Christian berkata geram. "Penawaranmu cukup tinggi dan sepertinya kau sudah cukup berpengalaman dalam memuaskan pria di atas ranjang."

"Aku ... "

Mia tidak sanggup mengatakan apa-apa, ia malah beringsut dan ingin pulang saat itu juga. Ia cukup malu dan terluka disaat bersamaan. Sadar kalau wanitanya seperti ingin meninggalkannya, Christian langsung menarik tangan Mia.

"Meskipun aku merasa dipermainkan, aku akan mencoba mainan baruku. Kuharapkan tidak mengecewakan." Christian mendekap Mia dan mencium bibir yang sudah ia inginkan sejak lama. Persetan dengan fakta kalau dirinya akan kehilangan banyak uang demi menjadikan Mia miliknya.

Christian sama sekali tidak keberatan dengan apa saja yang Mia inginkan, hanya saja perkataan gadis itu yang tiba-tiba yang membuat harapannya hancur. Ternyata Mia saja dengan wanita matrealistis lainnya yang berada di dekatnya hanya demi uang. Christian lupa jika dirinya sendiri yang menawari Mia apa saja asalkan gadis itu mau menjadi miliknya. Sebenarnya di sini Christian yang terlalu membawa perasaannya. Ia tidak sadar jika yang ia butuhkan adalah ketulusan dari seorang wanita.

***

Suddenly LoveWhere stories live. Discover now