***
Ketika dirinya haus, Mia baru tahu kalau ada Christian di meja makannya. Ia pikir pria adonis itu tidak akan berkunjung malam ini. Mia yakin sekali jika Christian akan menginap.
"Sudah bangun?"
"Iya. Mau kubuatkan sesuatu?"
"Kopi."
Mia menyeduh kopi dan memberikan secangkir untuk Christian yang baru saja menutup laptopnya. Mia baru selesai meminum air mineral yang sangat dingin. Mia yang masih ngantuk menyandarkan wajahnya ke meja dengan pandangan yang ia tujukan ke arah laptop Christian. Pria yang belum menyisir rambutnya itu memilih menikmati kopinya sedikit demi sedikit sambil memandang Mia yang masih dengan muka bantalnya.
"Besok kita cuti aku sudah mengatur untukmu juga."
"Cuti?" Mia mengangkat kepalanya dan bertopang dagu dengan gaya malasnya.
"Iya. Kita berlibur."
"Tapi aku ... "
"Tidak ada penolakan, aku sudah memesan tiket untuk kita berdua." Christian langsung memotong ucapan Mia yang sebenarnya tidak mau cuti dalam jarak dekat ini. Christian dengan sifatnya yang suka memaksa memang susah jika dia membantahnya. Mia seperti kehilangan hak bersuaranya setelah mengenal pria itu.
Mia menguap, "aku mau makan dan kembali tidur."
"Ide yang bagus." Christian menimpali.
Mereka berdua makan tanpa banyak membahas sesuatu. Lalu Christian mengekori Mia yang kembali ke kamarnya.
"Hari ini menginap?" Mia bertanya dan mulai bersiap-siap memasukkan tubuhnya ke dalam selimut.
"Iya, kenapa?"
"Tidak."
"Hari ini kita tidur." Christian mengambil posisi di sebelah kanan Mia dan mulai berbaring.
Mia mulai memejamkan matanya, hari ini sepertinya Christian sedang tidak ingin melakukan apa-apa selain tidur bersamanya. Ini merupakan kabar baik, karena Mia bisa istirahat lebih puas.
"Mia."
"Hmn?" Mia berguman.
"Besok kita berangkat pagi-pagi sekali." Christian memberitahu.
"Baik."
"Cepat tidur." Christian menyarankan.
"Iya."
Mia yang sudah mengantuk langsung pulas tertidur, sedangkan Christian masih membuka matanya. Sejak ada Mia, dia lebih senang menghabiskan waktunya di apartemen daripada di rumahnya sendiri. Sesuatu yang tidak pernah Christian lakukan seperti biasanya. Hingga detik ini Christian belum bosan dengan wanitanya, padahal sudah berhari-hari ia bersama dengan Mia. Christian akan mencoba satu atau dua bulan lagi bersama Mia.
Sebenarnya ia tidak ingin bergantung kepada keberadaan Mia. Sangat bukan dirinya ketika ia bisa tercukupkan dengan satu wanita seperti sekarang. Christian mengalihkan pandangannya dari langit-langit kamarnya ke wajah lelap Mia yang sudah memejamkan mata beberapa saat yang lalu. Mia tidak modis seperti wanita-wanita sebelumnya. Untuk ukuran cantik, Mia juga cantik tapi masih kalah jauh dengan teman tidurnya yang sering ia kunjungi. Akan tetapi wanita di dekatnya seperti magnet yang terus menariknya meskipun Christian tidak ingin. Ini merupakan hal yang aneh dan baru bagi Christian.
Christian mengelus pipi Mia dan mulai mendekapnya. Hanya dengan sebuah pelukan hasratnya bangkit dan sangat mengganggu dirinya. Ia tidak mau terus-terusan seperti ini makanya dia memutuskan untuk beberapa hari berlibur bersama Mia, untuk menakar kadar kebosanannya. Normalnya ia akan bosan jika berlama-lama dengan satu wanita. Satu minggu adalah waktu yang lama bagi Christian untuk merasakan kejenuhan. Berhubung ia membeli Mia dengan harga yang lumayan mahal mungkin ia akan memberi waktu dua atau tiga bulan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Love
Romance(+21) Penuh konten berbahaya *Area wajib follow untuk membuka bab selanjutnya (Hahaha) Christianno Abraham mendadak jatuh cinta kepada Mia. Salahkan saja hujan lebat yang membuat pria adonis itu berpikir yang tidak-tidak kepada Mia. Awalnya Christ h...