12 : Hard to say Good-Bye

1K 123 12
                                    

Don’t mind to stay here? Its rainy outside.” Kata Jay, Kalyssa dan Stacie memang berniat untuk pulang tetapi hujan turun sangat deras diluar. Sejenak Kalyssa berpikir kalau ia tidak pulang sekarang Mason pasti bisa mati kelaparan digubuknya.

“Tidak terima kasih, Jay. Kami harus pulang, Mason menunggu dirumah.” Tolak Kalyssa cepat-cepat sebelum Jay kembali mencegah mereka, namun Stacie malah terlihat ragu untuk pulang, dia memandang rintik-rintik hujan dengan pandangan ketakutan.

Tiba-tiba petir yang sangat kencang terdengar, mereka sedikit terperanjak kaget mendengar petir yang begitu kencang. Tidak disangka kalau Stacie sudah jatuh dipelukan Jay, ada apa dengan gadis itu sebenarnya?

Oke, biar kugambarkan sedikit dari detilnya. Stacie memang takut oleh yang namanya hujan –Apalagi petir- dan juga kegelapan. Ia pernah merasakan hal buruk yang menyangkut dengan hujan dan sebangsanya, jadi sekarang ia sangat trauma dengan hal-hal seperti itu. Namun, Kalyssa tidak walaupun gadis itu juga pernah mengalami hal buruk seperti jatuh dari pesawat karena badai, tetapi gadis itu tidak memiliki trauma dalam hal apapun, hatinya cukup kuat untuk menghadapi semua ini.

Asalkan, masih ada Harry yang turut ada didalam hidupnya.

“Stacie kau baik-baik saja?” Tanya Kalyssa pada gadis itu, Stacie mulai menangis terisak-isak sementara diluar masih hujan dan banyak gemuruh petir yang terdengar. Jay membelai rambut pirang milik Stacie, lalu menatap Kalyssa.

“Sebaiknya kau dan Stacie tinggal untuk sementara, Stacie takut pada hujan dan petir. Ia pernah mengalami sesuatu yang buruk.” Pertanyaan Kalyssa malah dijawab oleh Jay, Kalyssa tetap kekeuh ingin pulang karena dirinya juga memikirkan Mason dirumah tanpa sebutir nasipun.

“Maaf Jay, sebaiknya yang tinggal disini Stacie saja. Aku sudah hafal jalan pulang, dan uh aku khawatir dengan Mason.”

“Oh ayolah Kalyssa, hujannya sangat deras sekali. Jangan bertindak bodoh.”

Kalyssa menggeleng lalu berjalan keluar rumah dan langsung berlarian dibawah hujan yang deras. Semoga tuhan melindungi ia, batin Jay.

Penglihatan Kalyssa mulai memburam, butiran-butiran air hujan mulai membasahi atau sudah terlanjur membasahi semua yang ada ditubuh Kalyssa. Matanya juga terasa perih karena ia harus mengerjapkan mata beberapa kali untuk bisa melihat dengan jelas. Gadis itu masih berlari, sebenarnya ia tidak begitu hafal dengan arah pulangnya karena ia tidak sempat memperhatikan Stacie saat mengantarnya kerumah Kristen tadi pagi. Namun, dengan kepercayaan dirinya yang begitu kuat, ia sudah berada didepan gubuk milik Mason dan Stacie. Ia mendekap tubuhnya dengan kedua tangan agar menghilangkan sedikit rasa dingin yang menyergapnya. Persetan dengan hujan, mengapa mereka selalu datang disaat semua orang justru tidak menginginkannya sih?

Pun Kalyssa langsung masuk kedalam gubuk, ia terlalu basah dan sangat kedinginan. Ia tidak ingin berada diluar mengingat kondisi tubuhnya. Mason yang melihatnya langsung berlarian dan menanyakan kondisi Kalyssa yang sudah sangat pucat dan menggigil kedingin.

“Aku baik-baik saja, Mason.” Kata Kalyssa untuk meyakinkan Lelaki itu. Masonpun segera meraih Kalyssa dan mendudukinya disofa rapuh miliknya. Iapun menggosok-gosokan kedua telapak tangannya lalu menaruhnya di pipi Kalyssa.

“Kau sangat tidak baik-baik saja. Mengapa harus hujan-hujanan sih, bodoh!”

“Aku tidak ingin kau mati kelaparan! Jadi, aku membawakan cookies yang dititipkan Kristen untukmu. Tetapi sepertinya juga sudah basah karena hujan tadi. Maafkan aku ya.” Tutur Kalyssa. Ia sangat sedih melihat cookies buatan Kristen yang juga buatannya malahan basah terkena air hujan, padahal ia ingin memberikannya pada Mason.

its 2014 ⇨ stylesWhere stories live. Discover now