Nine

245 7 0
                                    

"Hati-hati ya."

Ia merespon ucapanku dengan anggukan. Setelah memakai helmnya, ia langsung tancap gas meninggalkan area rumahku setelah sebelumnya melambaikan tangan padaku.

Aku menunggu hingga motornya tidak tampak lagi ditelan kegelapan malam. Aku segera masuk ke rumahku.

Menutup pintu rumah, aku melihat Farren sedang memakan cemilan kesukaannya-yang juga kesukaanku-sambil menonton televisi di ruang keluarga. Aku menghampirinya dan mencomot cemilan dari tangannya hingga berpindah ketanganku.

"Lo dateng-dateng main ngambil aja ya, dasar nggak sopan."

"Sopan sopan aja itu mah kalo sama adek sendiri." Aku memeletkan lidah kearahnya dan memusatkan perhatianku kearah televisi yang sedang menampilkan serial kartun Naruto.

"Tadi gue denger suara motor. Pulang sama siapa lo?"

Farren melihatku dengan tatapan menyelidik.

"Ke-po." Jawabku sambil menekankan tiap suku kata untuk menimbulkan kesan tegas. Aku lanjut memakan cemilanku dan menonton televisi, tidak menghiraukan tatapan kesal dan cemberut dari adikku.

Suara kenop pintu terbuka membuat kami berdua menoleh keasal suara.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Aku berjalan kearah ruang tamu menghampiri asal suara yang ternyata adalah mama dan papa yang baru pulang dari dinasnya.

Aku menyalami tangan mama dan papa. "Gimana? Kalian baik-baik aja kan selama mama papa nggak ada dirumah? Nggak nakal kan?"

"Nggaklah, Ma. Aku kan anak baik, sopan, santun, bin kalem jadi mana mungkin nakal." Aku nyengir ke arah mama.

"Yaudah yaudah, papa udah bawa oleh-oleh plus makanan buat kalian. Mendingan kita makan malam aja, kalian belum pada makan kan?"

"Mana makanannya?!" Suara menggelegar datang dari dalam rumah yang ternyata pemiliknya adalah si sedeng Farren.

Mama mendengus. "Farren ini dirumah bukan goa, jangan teriak-teriak kayak tarzan."

"Yah Ma, maklumlah efek laper hehe."

"Yaudah, kalian ke ruang makan aja, Mama mau siapin makanannya."

***

Selesai makan malam aku masuk kamar untuk mengistirahatkan mataku. Tapi sialnya kegiatan itu harus terinterupsi oleh suara ponselku yang berdering menandakan pesan masuk.

Aku mengambil ponsel dari dalam tas dan membuka pesannya.

'Hai, Alfi.'

Aku mengerutkan kening. Siapa? Tanganku bergerak lincah membalas pesan dari nomor tak dikenal itu.

'Siapa ya?'

Aku mengetuk-ngetukkan jariku dipaha sambil sesekali melirik ponselku untuk menunggu balasan dari nomor tak dikenal.

20 menit aku menunggu tapi tak kunjung ada balasan. Saat aku hampir terlelap, ponselku berbunyi. Aku segera meraih ponselku dan membukanya.

'Raka'

..................

***

Hayoloooo who's Raka?

Aduh tumben banget aku apdet kurang dr 2 bulan😂 maaf banget ya pendek lagi mampet otaknya kebanyakan tugas.

Jangan lupa tinggalin jejak yaa setelah baca😉

The FaultWhere stories live. Discover now