Gue emang nggak ngerti yang kek gituan, emang gue lu yang suka MODUS.
-Vano Firdiyan Pradipta-
Bel istirahat pertama sudah berbunyi. Para siswa berhamburan keluar kelas untuk mengisi perut, tak terkecuali Alana dan Viona.
"Vi aku ke toilet dulu ya, kamu pergi cari tempat duduk duluan ok." ucap Alana ketika di berjalan menuju kantin.
"Ok, jangan lama-lama ya."
Kemudian mereka berpisah, karena jalan ke kantin dan toilet berbeda. Namun baru saja Alana melangkah beberapa langkah, ada yang menghadang Alana.
"Lo yang namanya Alana?" ucap seseorang tersebut dengan melipat kedua tangannya di dada.
"Iya, ada apa ya kak?" karena Alana merasa yang berbicara dengannya adalah kakak kelas maka ia memanggil seseorang tersebut dengan embel-embel 'kak'.
"Lo anak baru di sini, jadi nggak usah kegatelan!" bentak seseorang tersebut tiba-tiba tepat di wajah Alana.
"Maksud kakak apa ya, saya nggak tahu." Jawab Alana dengan nada yang biasa meskipun seseorang tersebut membentaknya. Itu Alana lakukan karena ia masih ingin menghormati seseorang tersebut sebagai kakak kelas.
"Nggak usah sok polos deh lo," bentak seseorang tersebut lagi.
"Maaf kak saya beneran nggak tahu."
"Lo jangan deket-deket sama Vano, lo nger..._" Belum selesai seseorang tersebut berbicara Alana sudah memotong pembicaraan.
"Ow cuma gara-gara itu doang kakak bentak-bentak gue, asal kakak tahu gue nggak pernah deketin Vano." itu Alana lakukan karena ia sudah geram dengan perlakuan seseorang tersebut.
"Lo berani ya motong pembicaraan gue, diem lo!" bentak seseorang tersebut lagi. Dan seseorang tersebut adalah Tasya.
"Iya diem lo." ucap teman Tasya.
"Eh lo, lo nggak tahu lo sedang berhadapan sama siapa?!" bentak Tasya lagi.
"Entah lah, manusia apa nenek lampir gue nggak ngerti." jawab Alana asal.
"Lo ngatain gue nenek lampir," Tiba-tiba Tasya menginjak kaki kanan Alana.
"Aw, lepasin kak sakit." pinta Alana.
"Oh, sakit." jawab Tasya dengan semakin menekan kaki Alana.
"Jauhi Vano atau lo akan rasain yang lebih sakit."
"Aww, sakit begok!"
"Kakak kira gue juga nggak bisa nginjak kaki kakak!" kemudian Alana pergi meniggalkan Tasya dengan berjalan tetatih-tatih.
# # #
"Mana sih Alana, kok lama banget ke toilet." ucap Viona mendumel karena sudah menunggu lama di kantin.
"Apa aku susul aja ya," Kemudian Viona memutuskan untuk menyusul Alana.
"Na kamu kenapa?" tanya Viona terkejut karena melihat Alana yang berjalan tertatih-tatih.
"Eh kamu Vi, aku nggak papa kok."
"Nggak papa gimana, orang kamu jalannya kek gini kok nggak papa." ucap Viona mendumel sambil memapah Alana.
"Kita ke UKS ya Na,"
"Nggak usah Vi, kakiku beneran nggak papa kok."
"Ya udah kalo nggak mau ke kelas aja."
Akhirnya mereka berjalan ke kelas. Mengapa Viona tidak memaksa Alana ke UKS, itu karena Viona tahu sifat Alana yaitu keras kepala. Memang Viona baru mengenal Alana, tapi ia dapat mengetahui sifat Alana tersebut dari Alana yang tidak takut ketika ia takut-takuti tentang Vano. Dan Alana yang kekeh memanggil Vano dengan sebutan 'no' atau 'tidak tidak'.
ESTÁS LEYENDO
Alana [Completed]
Novela Juvenil[Revisi Sebagian] Perhatian!! Ada part yang diprivate, harap follow akun author terlebih dahulu jika ingin membaca cerita ini seutuhnya. ⚠peringatan⚠ Siap-siap marah, kecewa, kesal, atau sebagainya bila membaca hingga ending. Author sudah mempering...