Believe [4]

4K 584 21
                                    

Jika boleh memilih, Yoongi juga ingin seperti Seokjin dan Taehyung hidup dengan ibunya di Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika boleh memilih, Yoongi juga ingin seperti Seokjin dan Taehyung hidup dengan ibunya di Seoul. Dia sendiri terkadang larut dalam pertanyaan kolot, kenapa harus dirinya yang tinggal dengan sang ayah dan jauh dari ibunya. Dia sedang tidak menyesal hidup dengan ayahnya. Laki-laki kaku, dingin dan sangat tegas itu juga sangat menyayangi Yoongi. Hanya saja dia memang lebih ingin hidup dengan ibunya.

Perceraian ayah dan ibu mereka bukanlah hal yang benar-benar baik. Kedua orangtua mereka membangun jalan masing-masing yang sulit di injak oleh Seokjin, Yoongi maupun Taehyung. Ya, mereka melarang kedua belah pihak untuk bertemu satu sama lain. Karena apa dan di sebabkan oleh apa--alasan orangtuanya bercerai pun menjadi misteri bagi ketiganya. Terlebih lagi mereka masih sangat muda saat itu.

Pernah suatu kali di musim dingin saat Yoongi duduk di kelas 3 SMP dia nekat kabur ke Seoul untuk bertemu dengan sang ibu. Mereka bertemu sebuah Kafe, di temani salju yang turun dan secangkir cokelat panas. Pertemuan itu menjadi sangat menyedihkan sekali.

"Apa ibu tidak merindukanku?" Yoongi menatap sedih wanita yang kini terlihat khawatir karena kedatangan Yoongi ke Seoul. Ibunya menggeleng cepat sembari mengelus pucuk kepala Yoongi lembut seakan hal itu adalah jawaban jika dirinya sangat bahagia dengan kedatangan putranya. Hanya saja kedatangan Yoongi bukanlah sesuatu yang akan berakhir baik nantinya.

"Aku mendapat juara kelas dan menjadi lulusan terbaik di sekolah, karena itu aku datang. Aku ingin ibu menyimpan piagam penghargaanku.g" Ucap Yoongi

Wanita itu tersenyum bangga." Kau tahu, ibu sangat bangga denganmu. Terimakasih sudah menjadi anak yang baik!" Ucapnya tulus. Senyum Yoongi pun terukir indah sembari memeluk sang ibu.

"Tapi Yoongi, tidak seharusnya kau di sini. Bukannya ibu tak ingin melihatmu, kau tahu bagaimana ayahmu, ibu tidak mau kau terluka. Jadi pulanglah!"

Air mata Yoongi jatuh. Nyatanya obat rindunya tidak bisa bertahan lama. Dia memang harus kembali dan siap dengan amukan sang ayah karena kabur ke Seoul. Sungguh dia bukan sengaja menjadi anak nakal yang ingin merepotkan ayahnya, dia hanya anak yang terlalu rindu pada ibunya.

Ayah Yoongi bukan diktator yang kejam. Dia hanya laki-laki kaku yang sulit memperlihatkan perasaanya. Tapi bukan berarti dia tidak memiliki tempramen, karena itulah yang Yoongi benci. Ayahnya ringan tangan dan mudah mengamuk. Setelah kejadian kabur itu Yoongi mendapat bayang-bayang buruk ketika sang ayah menyeretnya dengan kejam menuju tebing curam dekat lautan, memaksa anak itu mati bersama-sama sebagai hukuman karena telah kabur.

Malam itu Yoongi menjerit memohon hidup pada ayahnya.

"Tidak ayah! aku minta maaf, ampuni aku!" Suara Yoongi hampir hilang karena terus menjerit.

"Kita harus mati bersama-sama jika kau terus berbicara tentang ibumu. Aku tidak bisa melihatmu pergi, jadi ayo kita mati bersama-sama!" Laki-laki itu setengah menangis menatap frustasi putranya yang kini meronta meminta untuk di jauhkan dari bibir tebing.

Believe [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang