TAU

35 1 0
                                    

"Mmm.. gue selingkuh, gue ga tahan sama sikapnya dan akhirnya gue lebih milih cowo yang ga over sama gue, tapi itu malah bikin gue merasa kehilangan perhatian. Jadi An lo jangan cape ya buat terus sabar sama dia, dia tuh orang baik" Jawab Salma dengan tenang.

"Oalah gitu, iya lo juga ga salah kok Sal. Itu wajar, sabar tuh ada batasnya." Jawabku dengan tenang juga. Sebenernya perasaanku jadi campur aduk.
Kenapa Kevin tidak pernah cerita soal Salma ya?

☆☆☆

Aku mengetikkan pesan singkat kepada kesayanganku.

For : Bee ❤
"Bee, aku udah selesai nih. Aku tunggu di depan ya ❤"

From : Bee ❤
"Okay bee, tunggu ya."

Senyumku mengembang. Ah senangnya punya pacar yang selalu ada seperti Kevin. Walaupun sifatnya yang kadang menyebalkan but i love him!

Aku berjalan keluar dari pusat perbelanjaan yang sesak ini. Tiba-tiba
Bug!
"Aw! Ati-ati dong kalo jalan!" Bentakku sambil mengelus pantat mulusku yang menjadi sasaran lantai.
"Eh maaf-maaf mba" Jawabnya sambil bergegas membantuku berdiri dan mengambil barang-barangku.
Seketika aku terkejut, melihat wajahnya yang tampan dengan bola mata biru yang sangat menawan. Ternyata ada juga yang gantengnya setara sama Kevin.

"Mba? Gapapa kan?" Tanyanya sambil melambaikan tangan di depan wajahku untuk mengembalikan kesadaranku.

"Eh, iya gapapa kok mas. Lain kali ati-ati ya kalo jalan." Jawabku sambil tersenyum canggung.

"Iya maaf ya mba. Yaudah saya duluan ya mba." Jawabnya sambil berlalu meninggalkan senyumnya di pikiranku. Uh!

"Ran?" Panggil seseorang mengagetkanku.

"Eh? Iyaa bee, akhirnya kamu dateng juga." Kataku sambil melingkarkan tanganku di pinggangnya.

"Hmm manjanya, yaudah yuk" Jawabnya sambil merangkul bahuku.

Kami berdua bergegas berjalan menuju mobil Kevin yang sudah berada di depan pusat perbelanjaan itu. Kevin membukakan pintu mobilnya untukku.

"Silahkan tuan putri" Katanya sambil tersenyum. Ah! Minta dicium nih cowo. Dengan sok malu-malu aku masuk ke dalam mobilnya. "Makasih.." Jawabku.

Beberapa saat terasa keheningan diantara kita berdua. Dengan ragu-ragu aku mencoba membuka pembicaraan.

"Vin?" Panggilku.

"Ya bee?" Jawabnya sambil terus fokus dengan jalanan.

"Mmm..kamu pernah ada hubungan ya sama salma?" Tanyaku.

Dia seketika terdiam lalu menjawab datar "iya".

"Kok kamu ga pernah cerita sih?" Kataku sambil memajukan bibir bawahku.

Dia menghela nafas.
"Kan dulu aku pernah cerita bee, aku pernah diselingkuhin gara-gara aku terlalu posesif." Jawabnya santai.

Aku berfikir sebentar. Oh iya! Dia pernah cerita ya, tapi kan dia engga sebut nama.

"Tapi.." Belum sempat aku menjawab dia sudah memotong perkataanku sambil menepikan mobilnya.

"Aku emang gapernah bilang siapa aja nama mantan-mantanku karena menurutku itu ga terlalu penting. Mereka cuma masa lalu yang aku jadiin pelajaran supaya aku ngga ngulangin kesalahan-kesalahan itu ke kamu." Katanya sambil menatap mataku intens. Dia mengelus pipi kananku dengan lembut.

"Bee percaya sama aku, aku ga bilang tentang Salma karena aku udah lupain dia dan aku gamau kamu malah jadi canggung sama Salma. Dia kan juga sahabat kamu." Lanjutnya sambil terus menatapku.

"Iya aku percaya kok, tapi kamu ga benci kan sama Salma?" Tanyaku.

"Enggalah, emang awalnya aku benci sama dia. Tapi karena dia aku sadar kalo aku udah kelewatan posesif sampe dia lebih milih yang lain dan ninggalin aku. Dan kenyataannya sifat aku itu gapernah bisa ilang. Aku selalu ditinggal sama orang yang aku sayang karena alasan yang sama. Padahal aku cuma terlalu takut kehilangan mereka. Tapi kamu beda dari mereka semua, kamu bisa bikin aku stop buat terlalu posesif ke kamu dengan cara-cara kamu yang menurutku menggemaskan." Katanya sambil mecubit kedua pipiku gemas.

"Dan aku berterimakasih banget sama Salma. Karena dia aku bisa ketemu kamu. Aku janji gabakal bikin kamu risih. Dan plis ran jangan tinggalin aku." Lanjutnya sambil perlahan mendekat ke arahku. Kurasakan sesuatu yang kenyal menempel lembut di bibirku. Aku menutup kedua mataku menikmatinya.

Dia melepaskan ciumannya. Ah terlalu sebentar! Gerutuku. Dia mengacak-acak rambutku dan mengencup puncak kepalaku.

"Iya vin aku janji ga akan tinggalin kamu. Tapi kamu janiji ya jangan lebay bangett kalo ngelarang aku!" Jawabku sambil menatapnya tajam.

"Haha iya tuan putri, ayo kita pulang." Katanya sambil tersenyum dan menyalakan mesin mobilnya lagi.

Setelah beberapa menit berlalu, mobil ini sudah sampai di depan kosanku.

"Jangan lupa kunci pintu sama jendela, terus sebelum tidur hubungin aku dulu." Perintahnya.

"Iyaa iyaa kevinkuu, yaudah aku masuk dulu ya. Bye vin" Kataku sambil mengecup pipinya dan berlalu pergi meninggalkannya.

Aku bergegas masuk ke dalam kosanku. Memang sih di kosanku ini tidak ada jam malam. Tapi tetap saja aku tidak enak sama ibu kos. Apa lagi ibu kos nya baik banget kaya bu Sinta ini.

"Ibuu akuu pulangg." Kataku sambil menghampiri bu sinta dan mengecup tangannya.

"Eh Ana, kok malem banget baru pulang." Tanyanya sambil tersenyum.

"Hehe iya nih bu maaf ya." Jawabku sambil memperlihatkan gigi putihku.

"Yaudah sana masuk, jangan lupa jendela sama pintu di kunci." Wah bu Sinta mirip Kevin. Jadi kangen Kevin hehe.

"Siapp buu!" Kataku sambil bergegas masuk ke dalam kamarku.

Saat aku memasuki kamarku. Kamarku terasa aneh, seperti ada tanda-tanda kehidupan lain. Aku mengecek ke sekeliling kamarku. Deg! Jantungku berdegup kencang. Aku melihat ada kaki terjulur keluar dari kolong kasurku. Dengan perlahan aku menunduk dan mencoba melihat siapa itu.

"Heh! Kamu siapa?! Maling?!" Teriakku.

♡♡♡♡

Haii semuaa gimana nih ceritanya?
Agak ga jelas ya, maap yah :3
Baca teruss yaa, karena melihat kalian membaca ceritaku membuat motivasi untukkuu hihi

Tunggu kelanjutannya yaa
Salam Author ❤

PULANGWhere stories live. Discover now