KEKURANGANKU

27 0 0
                                    


Saat aku masuk ke kamar. Kamarku terasa aneh, seperti ada tanda-tanda kehidupan lain. Aku mengecek ke sekeliling kamarku. Deg! Jantungku berdegup kencang. Aku melihat ada kaki terjulur keluar dari kolong kasurku. Dengan perlahan aku menunduk dan mencoba melihat siapa itu.

"Heh! Kamu siapa?! Maling?!" Teriakku.

☆☆☆

"Keluar ga!!" Teriakku penuh ketakutan.

Lalu dia keluar dengan perlahan dari kolong kasurku. Dia memakai topeng warna hitam sepeeti maling-maling yang ada di sinetron-sinetron yang pernah aku tonton. Mataku terarah ke tangan kanannya yang menggenggam benda yang aku kenal.

"Eh! Itu kan laptop gue! Ya Allah, lo gatau ya susahnya dapet laptop itu dari orang tua gue. Kembaliin ga! Lo kalo mau maling tuh cari orang yang kaya jangan anak kos kaya gue di malingin!" Makiku. Kenyataannya aku bukan terlahir dari keluarga kaya. Hanya dari ayah seorang guru dan ibuku yang merupakan ibu rumah tangga. Dan kalau kalian heran kenapa aku bisa belanja, itu karena aku menabung dari menghemat uang makanku. Mungkin sehari aku hanya bisa makan sekali. Kasihan ya ._.

"Mmm, iya iya nih gue balikin. Ssttt jangan teriak-teriak tapi" Jawabnya sambil meletakkan kembali laptop itu ke atas mejaku.

"Gimana gue ga teriak?! Masa gue diem aja ada maling disini! Sekarang lepas topeng lo!" Kata ku sambil memandangnya tajam.

Beberapa saat dia hanya terdiam. Lalu perlahan dia membuka topengnya. Deg! Itu kan...

"Lo kan yang gue tabrak di mall tadi kan?" Tanyaku heran.

"Mmm iya" Jawabnya gugup.

"Ya ampunn, lo tuh ya masa ganteng-ganteng maling sih. Sedih deh gue, lo kalo gapunya duit bisa jadi model kek apa jadi artis kenapa harus maling sih?" Kataku sambil mengelus dada.

"Mmm ini bukan kaya yang lo pikirin kok, jadi gue itu... ah ngapain juga gue jelasin ke lo. Lepasin gue ya?" Tanyanya sambil memberi tatapam memohon. Ah gantengnya!

"Gabisa! Lo harus punya alasan dulu kalo mau pergi! Enak aja gue lepasin gitu aja, ntar si lo malah maling tempat orang lain lagi!" Jawabku sambil melipat kedua tanganku di depan dada.

"Iya gue bakal jelasin tapi engga sekarang. Mungkin lain kali?" Katanya sambil tersenyum manis.

"Hah? Maksud lo, lo mau maling di sini lagi gitu?" Kataku sambil melotot ke arahnya.

"Ya ga gitu juga, ya siapa tau kita bakal ketemu lagi kan. Siapa tau jodoh" Katanya sambil tersenyum, tapi kali ini senyumnya penuh arti

"Gii..la lo ya! Yaudah pergi sanah sebelum gue teriak-teriak minta tolong nih" Kataku sambil menahan kegugupanku.

"Oke makasih cantik, eh tapi gue boleh minta 100 ribu ga? Masa gue maling ga bawa apa-apa sih, kasihanilah gue" Katanya sambil menampakkan wajah memelasnya.

Seperti terhipnotis aku merogoh sakuku untuk mencari uang. Yes! Ketemu. Aku segera memberikan uang itu kepadanya. "Nih!"

"Wah kamu udah cantik, baik lagi. Jadi jatuh cinta deh. Yaudah gue pergi dulu ya! Bye bye manis!" Katanya sambil berlalu pergi melalui jendela.

Aku hanya terdiam seperti patung. Aku baru tau kalo pangeran tuh munculnya pas malem-malem! Hihi

Eh, Inget Kirana! Masih ada Kevin! Jangan buat hamba khilaf ya Allah!

.
.
.
.

Drttt.!.drttt.!
Aku segera mengangkat panggilan yang mengganggu tidur cantikku ini.

"Halo?" Jawabku sambil masih mengantuk.

"Beee, aku udah lumutannn nih di depan" Katanya dengan lembut, ya siapa lagi kalau bukan kekasih posesifku yang menelfon.

"Eh?! Tunggu-tunggu bentar bee" Kataku sambil buru-buru bangun dari singgah sana ternyamanku. Aku segera berlari menuju pintu depan kos dengan tanpa sadar masih menggunakan piyama pink tidurku, rambut yang berantakan, dan air liur yang mengering di sudut bibirku.

"Hayyy bee!!" Teriakku sambil berlalu memeluknya, ah hangatnya!

"Yampun, kamu jam segini kok baru bangun sih? Sanah cepetan mandi, ntar kamu telat! Kamu kan ada kuliah pagi" Katanya sambil mengelus lembut puncak kepalaku.

"Oh iya! Pagi ini mata kuliahnya Pak Budi, bisa abis kalo aku telat! Yaudah aku mandi dulu yaa, kamu tunggu sini bentar!" Kataku sambil segera berlari masuk ke dalam kos. Tapi aku kembali lagi menghampiri Kevin. Cup! Aku mencium pipinya sekilas dan kembali masuk ke dalam kosku.

"Eh? Ah manisnya" Katanya sambil tersenyum.

Aku segera bergegas mandi lalu mengganti bajuku dan berdandan cantik seperti biasanya. Tidak lupa aku memasukkan buku, alat tulis, dan laptop? Aku jadi teringat kejadian tadi malam. "Ah! Sadar Kirana, walaupun dia ganteng tapi dia cuma maling!" Kataku sambil menepuk kedua pipiku untuk menyadarkanku.

Aku segera keluar menghampiri Kevin yang sudah menunggu di depan mobilnya.

"Yuk bee!" Ajakku.

"Yuk! Ah cantiknya, kamu mah mandi ga mandi tetep cantik" Katanya sambil menangkup wajahku dengan kedua tangannya dan menatapku dengan intens.

"Ahh kamu mah, berarti besok-besok aku gausah mandi aja ya biar irit air" Jawabku sambil memutar bola mataku ke arah lain.

"Hahaha ya jangan dong, yaudah yuk ah. Silahkan tuan putri" Katanya sambil membuka pintu mobilnya. Aku segera masuk ke dalam mobilnya. Kami segera meluncur menuju kampus kami.

Sesampainya di depan kampus, Kevin segera membuka pintu mobilnya untukku. Seperti biasa pasti banyak tatapan-tatapan iri yang tertuju pada kami. Ya menurut mereka kami termasuk pasangan yang sempurna. Karena Kevin yang terlalu tampan dan aku yang termasuk terlalu cantik juga. Dan di sini kami harus berpisah. Bukan hubungannya! Tapi karena kami memang beda jurusan. Aku mengambil jurusan psikologi dan Kevin mengambil jurusan manajemen bisnis.

"Yaudah bee yang rajin ya kuliahnya, semangat!" Katanya sambil tersenyum dan menghampiriku. Cup! Dia mengecup lembut puncak kepalaku.

"Iyaa bee! Byeee Kevinn" Jawabku sambil bergegas berlari karena sebentar lagi jam Pak Budi akan di mulai. Ya sebenarnya masih kurang 45 menit lagi si. Hihi

Saat aku sedang berjalan cepat menelusuri lorong kampusku. Tiba-tiba ada tangan yang menarikku dengan cepat. Aku terkejut saat punggungku terbentur tembok dan terhimpit oleh badan seseorang. "Aw!" Teriakku, perlahan aku mengangkat kepalaku untuk melihat siapa orang kurang ajar yang berani melakukan ini.

"Lo?!!" Teriakku lagi.

"Hey cantik, ternyata memang kita jodoh ya?" Katanya sambil tersenyum menggodaku.

"Lo ngapain disini?! Maling lagi?!" Tanyaku yang masih kaget dengan keadaan ini.

"Kuliah lah dan gue kemaren bilang kan kalo kita ketemu lagi gue bakal jelasin kenapa gue maling" Jawabnya sambil menatapku intens. Dan itu membuat jantungku berdegup kencang.

"Jadi?" Tanyaku lagi penuh kebingungan.

"Gue bukan maling kok, gue cuma agak... kelainan" Jawabnya.

"Hah?!" Teriakku semakin keras.

♡♡♡♡

Maaf yaa updetnya agak lama.
Kemarin-kemarin author agak sibuk, sok sibuk lebih tepatnya hihi
Penasaran ga nih sama ceritanya?? Maaf ya kalo ga jelas hehe
Jangan lupa klik bintang yah!
Tunggu kelanjutannya yaa

Salam Author ❤

PULANGWhere stories live. Discover now