[50] Mengejar Siti

1.1K 131 59
                                    

Mempelajari gerakan sholat rupanya ga sesulit yang dibayangkan. Apalagi Zayn mempraktikan semua gerakan dengan penjelasan yang begitu rinci, membuat Shawn mudah mengerti.

"Gimana Shawn?" tanya Zayn setelah selesai mempraktikan semua gerakan sholat.

Lapisan bening yang melapisi mata Shawn mulai menghilang, digantikan dengan senyum puas dan anggukan bangga. "Gue bisa."

"Tapi--" Zayn menggantung ucapan dan menatap Shawn ragu.

"Kenapa Zaitun?" Liam yang merasa gemas akhirnya menimpali.

"Tapi besok gue udah harus pergi ke Amerika, otomatis gue ga bisa ngajarin lo lebih lama," jelasnya penuh penyesalan.

Untuk yang ke sekian kalinya, Shawn ngangguk mengerti. Masalah besok bisa dia pikirin besok, setidaknya hari ini Shawn udah dapet pembelajaran yang sangat berharga dari Zayn.

"Lo mau ke Amerika?" Harry melupakan pembicaraan tentang Shawn dan beralih ke masalah Zayn.

"Iya, kalo ga besok sore ya berarti lusa."

"Kok ga bilang sama kita? Mau ngapain emangnya?"

Zayn senyum tersipu, malu-malu Missisipi. "Gue mau ketemu calon istri."

"Yaampun!"

"Calon istri yang mana jen?" tanya Niall.

Belum sempet Zayn menjawab, Louis langsung menepuk lengan Niall keras. "Masa lo ga tau? ituloh pacar dia yang namanya Tooth Hadid."

"Tooth Hadid?"

"Iye."

Shawn dan yang lainnya ketawa, sedangkan Zayn melipat wajah kesal.

"Becanda doang gue, jangan marah dong," bujuk Louis sambil mendekat dan menggoyangkan badan Zayn sok imut.

"Ga usah pegang-pegang."

"Zaitun?"

"Ga usah panggil-panggil."

"Lo kan udah mau nikah, jangan marah-marah gitu dong," tukas Louis lagi.

"Emang nikahnya kapan sih jen?" tanya Harry.

"Insyaallah secepatnya, tapi kalian ga bakal gua undang," balas Zayn manis di awal pait di akhir.

"Lo? Berani lo ga ngundang kita semua?" Niall bangkit dan melotot minta pertanggungjawaban.

"Gimana nasibnya makanan perasmanan gue nanti kalau kalian dateng."

"Yah lo mah ga asik."

"Yaudahlah nanti pas lo nikah gue mau bekel makanan dari rumah aja."

"Beneran lo ya?"

"Gimana nanti."

"Beneran ga? Lo mah ga jelas," omel Zayn.

"Emang makanannya bakal kaya gimana sih sampe kita ga boleh makan banyak?"

"Jangan remehin acara pernikahan gue dong. Nanti kentang mustofa dan kawan-kawannya bakal gue lapisin emas dan permata."

"Iyain aja hey."

Zayn menatap temen-temennya bergantian. "Dari tadi gue mulu yang ditanya, sekarang gue yang nanya. Kalian nikah kapan?"

Liam menghembuskan napas panjang, "Mei Zayn."

Zayn dan yang lainnya melotot lebar, terkejut dengan pengakuan Liam yang tiba-tiba ini.

Niall merangsek maju dan menggoyang-goyangkan bahu Liam, "Lo serius mau nikah mei?"

Haji MendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang